Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jamu Toga Srikandi Timuran, Aksi Ibu-ibu di Kelurahan Timuran Solo Perkuat Ekonomi Keluarga

Kelompok Srikandi Timuran ini mengolah produk tanaman obat keluarga (toga) menjadi aneka minuman jamu dan herbal untuk kemudian dijual.

Editor: Daryono
zoom-in Jamu Toga Srikandi Timuran, Aksi Ibu-ibu di Kelurahan Timuran Solo Perkuat Ekonomi Keluarga
Istimewa
Produk jamu rumahan Srikandi Timuran di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo. 

TRIBUNNEWS.COM - Banyak hal bisa dilakukan dari rumah untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

Seperti halnya yang dilakukan sejumlah perempuan di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. 

Ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Srikandi Timuran ini mengolah produk tanaman obat keluarga (toga) menjadi aneka minuman jamu dan herbal untuk kemudian dijual.

Produk jamu dan herbal yang dihasilkan dari tanaman obat keluarga ini di antaranya kunir asem, jahe merah, gula merah, temulawak dan jahe kencur.

"Kami memproses pembuatan jamu ini masih dengan cara tradisional. Dimasaknya pakai tungku dan arang," kata Koordinator Srikandi Timuran, Dyah Budhayanti kepada Tribunnews.com, pertengahan Maret 2021 lalu. 

Produksi jamu kelompok Srikandi Timuran di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjasari, Solo
Produksi jamu kelompok Srikandi Timuran di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjasari, Solo (Istimewa)

Menurut Dyah, proses pembuatan jamu dan herbal ini dilakukan di rumah anggota kelompok.

Adapun bahan bakunya diambil tanaman obat keluarga yang ditanam di sekitar rumah, memanfaatkan pekarangan yang tersisa.

Baca juga: Geliat UMKM Minuman Rempah Teratai Merah di Kota Jokowi, Ajak Pemuda Bangkit dari Pandemi

Berita Rekomendasi

Sebagian di antaranya bahkan tidak memiliki pekarangan sehingga menanam tanaman obat di pot-pot dan ditempel pada dinding rumah. 

"Jadi, bahan baku toga itu ditanam sendiri oleh para kader di pekarangan. Tidak beli ke pasar," ujar dia.

Produk jamu dan herbal Srikandi Timuran ini, lanjut Dyah, disajikan dalam dua bentuk yakni cair dan serbuk.

Untuk produk cair masa kedaluarsanya sekira satu minggu, sedangkan untuk produk dalam bentuk serbuk bisa bertahan satu sampai dua bulan.

Berjalan hampir satu tahun, produk olahan rumah tangga Srikandi Timuran ini dipasarkan ke warga sekitar serta relasi yang dimiliki. 

Ada yang pesan dalam jumlah besar, ada yang partai kecil.

"Kami produksi setelah ada pesanan. Ada yang pesan 50 botol, ada yang 100 botol. Pemesan dari warga sekitar, kadang-kadang pak Lurah juga pesan untuk acara kelurahan," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas