Pengakuan Keluarga Siswi Korban Pencabulan Oknum Kepsek, Pernah Dibawa ke Hotel
Senada, Pengacara Korban, Ranto Sibarani menyebutkan bahwa anak kliennnya tersebut sudah sampai hafal hotel tempat dia dibawa oleh BS.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Kasus pencabulan siswi SD oleh oknum kepala sekolahnya di Medan Sumatera Utara, lambat laun terkuak.
Orangtua korban mulai bersedia membeberkan kisah tragis anaknya dibawa ke hotel oleh oknum kepala sekolah.
Saat ditemui tribunmedan.com, ibu korban inisial NS (40) telah melaporkan BS kepala sekolah di SD tersebut ke Polda Sumut.
NS yang didampingi suaminya menceritakan awal mula kejadian ini bermula pada 31 Maret 2021.
Di mana ada sekelompok orang tua mendatangi rumahnya dan menceritakan adanya kejadian pencabulan di sekolah berinisal GHS.
Baca juga: Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur Diringkus Setelah 3 Tahun Buron
"Terkuaknya 2 minggu lalu, ada orang tua murid kawan-kawan anak saya yang masih aktif sekolah. Mereka bilang tahu enggak terjadi di sekolah katanya kepsek ini ada melakukan pelecehan sama anak-anak. Dan sudah berdamai dengan kepala sekolah itu ada korbannya dua orang," kata NS kepada tribunmedan.com, Selasa (13/4/2021).
Lalu, ia menjelaskan bahwa orangtua tersebut ternyata mendapat kabar bahwa anak NS juga sering dipanggil oleh kepsek BS tersebut ke ruangannya.
Hingga akhirnya, NS membujuk anaknya untuk menceritakan kebenaran kejadian tersebut, dan dengan menangis dan bergetar, anaknya yang saat itu masih duduk di kelas 5 SD berumur 10 tahun menceritakan kebejatan yang dilakukan kepsek BS tersebut.
Baca juga: Polisi Bakal Gelar Perkara Kasus Dugaan Pencabulan Anak Panti Asuhan oleh Bruder Angelo
"Baru mereka Menceritakan bahwa anak saya juga sering dipanggil ke ruangan kepala sekolah tersebut. Dan akhirnya kami bujuk supaya mengaku akhirnya dengan susah payah, anak saya dengan bergetar tangannya dia tutup muka menangis menceritakan semuanya," jelasnya.
Ns menyebutkan bahwa anaknya tersebut sering dipanggil ke ruangan kepala sekolah dan disuruh untuk kayang lalu anaknya digerayangi di bagian dada.
Bahkan bukan hanya itu, anaknya juga pernah dibawa oleh pelaku dibawa ke hotel melati di daerah Medan Selayang dan ke rumah pelaku di Jalan Irigasi Medan Tuntungan pada saat jam sekolah untuk melakukan oral seks.
Baca juga: Kronologi Laporan Dugaan Kasus Pencabulan Biarawan Terhadap Sejumlah Anak Panti Asuhan
"Dia cerita bisikan malu sambil nangis, kami tanya disuruh ngapain terus dia jawab untuk oral. Di penginapan sudah ada tiga kali dibawa terus dibawa ke rumah pelaku.
Itu dibawa pada saat jam sekolah alasannya katanya mau bawa ke kantor camat ambil piala.
Kalau di ruangannya, dia disuruh kayang terus dadanya diraba-raba dadanya matanya ditutup pakai kain, dipangkunya terus diraba dadanya," tutur NS terbata-bata.
Tak terima dengan perlakuan tersebut, NS bersama suaminya akhirnya malaporkan kejadian yang telah berlangsung pada 2018 hingga 2019 tersebut ke Polda Sumut.
"Besoknya kami langsung ke Polda Sumut, saya tak terima betul anak saya dibuat seperti itu.
Dan ini membuat kami terpukul. Dan dari cerita semua korban anak saya yang paling parah," tegasnya.
Ia menyebutkan bahwa saat ini keluarga telah membawa korban ke psikiater untuk menceritakan kejadian tersebut dan anaknya mengaku tidak ada dimasukkan ke kemaluannya.
"Setelah dua jam dibujuk psikater dia akhirnya menceritakan semuanya. Dan mengaku tidak ada dimasukkan oleh pelaku," tutur NS.
Ns menyebutkan bahwa saat ini sudah ada 6 orang korban yang sudah pernah mengaku dicabuli oleh oknum Kepsek BS tersebut.
Saat ini kelurga menyebutkan bahwa anaknya kini telah duduk di bangku SMP.
Senada, Pengacara Korban, Ranto Sibarani menyebutkan bahwa anak kliennnya tersebut sudah sampai hafal hotel tempat dia dibawa oleh BS.
"Isu-isu muncul ada berkembang isu bahwa si terduga pelaku ini melakukan pelecehan seksual kepada murid-murid lainnya.
Dan akhirnya diantara ibu-ibu ini terbentuk komunitas yang anak-anaknya menjadi korban.
Pada beberapa minggu yang lalu sekitar dua minggu yang lalu, mereka bertanyalah pada putrinya itu yang pada tahun 2018 udah berubah sikap," kata Ranto.
Pada saat ditanya putrinya mengaku bahwa dia sudah sekitar tiga kali dibawa ke penginapan. Malah si putri klien kami ini malah sampai hafal dan ingat nama hotel penginapan itu tadi yang dibawa. Dan menunjukkan jalannya ke sana," tambahnya.
Ranto menyebutkan di lokasi hotel tersebut sang anak mengaku diminta melakukan oral seks kepada oknum kepsek BS tersebut.
"Dia sudah tiga kali dibawa kesana. Dan apa yang terjadi di penginapan ini, dia di paksa di oral dan itu dengan tegas di jelaskan oleh putrinya tadi kepada ibunya dan kepada psikiater," bebernya.
Amatan tribunmedan.com, di lokasi sekolah di Jalan Bunga Terompet, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang tampak sepi. Dan tidak ada aktivitas belajar mengajar di sekolah.
Tampak ada spanduk dari Kepala Sekolah SD berinisal BS tersebut dan Kepala Sekolah TK yang mengajak untuk mematuhi prokes 5M.
Terdapat nomor telefon yang tercantum di papan plang sekolah yang ada di depan pagar sekolah.
Saat dihubungi dua nomor yang tercantum di plang sekolah tidak dapat dihubungi.
Keluarga telah melaporkan kepsek berinisial BS tersebut ke Polda Sumut pada 1 April 2021 dengan Laporan Polisi Nomor: STTLP/640/IV/2021/SUMUT/SPKT I tertanggal 1 April 2021.
Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Sumut AKBP Simon Sinulingga menyebutkan pihaknya masih melakukan penyelidikan.
"Lagi proses lidik," cetusnya.
Bahkan belakangan diketahui disebut Ketua Komnas Perlindungan Perempuan dan Anak Arist Merdeka Sirait menyebutkan bahwa yang bersangkutan adalah seorang pendeta.(Victory Arrival Hutauruk/tribunmedan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kesaksian Orangtua Korban Anaknya Dicabuli Kepala Sekolah SD, Tiga Kali Anak Saya Dibawa ke Hotel