Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Detik-detik Adik Bunuh Kakak Kandung, Tonjokan Dibalas Sabetan Celurit, sang Ibu Teriak Histeris

Seorang adik berinisial J di Kabupaten Pamekasan, Madura tega membunuh kakak kandungnya, Mashudi (33).

Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Detik-detik Adik Bunuh Kakak Kandung, Tonjokan Dibalas Sabetan Celurit, sang Ibu Teriak Histeris
SuryaMalang.com/Kuswanto Ferdian
J, warga Dusun Oro Timur, Desa Tlontoraja, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Madura, pelaku yang membacok kakaknya pakai celurit hingga meninggal dunia saat dikeluarkan dari tahanan Mapolres Pamekasan, Jumat (16/4/2021). 

Menurut pria yang hanya lulusan SMP ini, setelah dirinya ditonjok oleh kakak kandungnya, ia tidak langsung membalas.

Namun, memilih pergi ke rumah tetangganya mengambil kartu keluarga (KK) milik ibunya.

Tapi, setelah pulang mengambil KK, sakit hati di dada J masih membara.

Saat itu J kalap dan langsung mengambil celurit yang digantung di dinding kamarnya.

Tanpa berpikir panjang, J langsung menebaskan celurit sepanjang 53 cm itu ke bagian tubuh kakaknya yang sedang duduk santai di beranda rumahnya.

Ujung celurit yang ditebaskan J mengenai dada sebelah kiri kakaknya, tetap menusuk di bagian jantung.

"Saya tebaskan sekali saja," ujar J.

Berita Rekomendasi

Pengakuan J, sewaktu ia dan kakaknya cekcok dan hendak membacok pakai celurit, disaksikan langsung oleh kedua orang tuanya.

Sewaktu Ibunya melihat J ingin menebaskan celurit ke bagian tubuh kakaknya itu, langsung berteriak histeris sembari meminta tolong ke warga setempat.

Namun, J terlanjur kalap, dan pembacokan yang dilakukan dia terhadap kakak kandungnya tak bisa dibendung oleh siapa pun.

"Usai membacok kakak, saya langsung pergi ke rumah Tante saya yang tidak jauh dari rumah sembari memegang celurit yang masih bersimbah darah. Saya pergi ke rumah Tante karena di rumah saya ramai, banyak warga melihat," ungkap J.

Kata J, celurit yang ia tebaskan ke bagian tubuh kakaknya itu, adalah miliknya sendiri.

Tiga bulan lalu celurit itu ia beli melalui online seharga Rp 130 ribu.

Saat itu, J berniat membeli celurit tersebut hanya sebatas untuk pajangan dinding di kamarnya saja.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas