Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bayi Kembar di Aceh Meninggal, Pelayanan Medis Tak Maksimal, Dokter Takut Tangani Pasien Reaktif

Duka mendalam masih dirasakan oleh pasangan suami istri Ilham Nuddin (34) dan Faizatun Husna (36).

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Bayi Kembar di Aceh Meninggal, Pelayanan Medis Tak Maksimal, Dokter Takut Tangani Pasien Reaktif
Serambinews.com/Istimewa
Ilham (kiri) bersama ayahnya, Ayub di sebuah warung beberapa hari lalu sebelum Ramadhan 1442 H. Keduanya menunggu itikad baik dari dokter A agar datang ke rumahnya untuk meminta maaf. 

TRIBUNNEWS.COM - Duka mendalam masih dirasakan oleh pasangan suami istri Ilham Nuddin (34) dan Faizatun Husna (36).

Keduanya merupakan warga Durian, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ilham dan Faizatun baru saja kehilangan anak kembar.

Faizatun melahirkan pada 26 Januari 2021 di RSUD Aceh Tamiang.

Baca juga: Ayah di Aceh Tega Nodai Anak Kandung Berkali-kali hingga Korban Sakit dan Tidak Datang Bulan Lagi

Sepasang bayi kembar itu meninggal dunia tak lama setelah dilahirkan melalui proses operasi di RSUD Aceh Tamiang.

Pihak keluarga menilai insiden ini tak terlepas dengan sikap dokter yang tidak pernah melihat langsung pasien.

“Sejak hari pertama sampai pulang, kami tidak pernah melihat dokter. Wajar kalau kami kecewa sama dokternya,” kata Ilham kepada Serambi, Sabtu (17/4/2021).

BERITA REKOMENDASI

Ilham menjelaskan, istrinya masuk ke RSUD Aceh Tamiang pada 20 Januari 2021.

Ketika itu tim medis langsung membawa Faizatun ke ruang isolasi Covid-19 merujuk surat reaktif yang dikeluarkan RS Pertamina Rantau.

Dia mengungkapkan hari kedua, tanda-tanda kelahiran anaknya sudah tampak dengan ditandai ke luarnya air ketuban.

“Saya lapor ke perawat, dia bilang sudah bukaan dua. Tapi ya cuma itu, tidak ada penanganan lanjutan,” kata Ilham didampingi ayahnya, Muhammad Ayub.

Ayub menambahkan air ketuban ini terus ke luar hingga hari operasi dilakukan pada 26 Januari 2021.


Banyaknya air ketuban yang keluar digambarkan Ayub dengan banyaknya kain yang digunakan untuk membersihkan air ketuban.

“Empat kain kami gunakan untuk membersihkannya, selama itu dokter tidak pernah muncul,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas