Baru 15 Hari Rujuk Halimatulsadiah Malah Tewas Ditikam Suami, Keluarga Bantah Korban Selingkuh
Dugaan perselingkuhan ini membuat keluarga sangat sedih, miris dan merasa difitnah. Semua dugaan dan sangkaan itu sangat jauh dari kenyataan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK BARAT – Keluarga syok setelah mengetahui Halimatulsadiah (29) tewas ditikam suaminya sendiri, Muhammad Ali Asgar (30).
Apalagi korban disebut berselingkuh hingga mengakibatkan kematiannya.
Dugaan perselingkuhan ini membuat keluarga sangat sedih, miris dan merasa difitnah.
Semua dugaan dan sangkaan itu sangat jauh dari kenyataan.
Rizkia Helma Nadia Putri (20), adik Halimatulsadiah menuturkan, sosok kakaknya itu tidak seperti yang diceritakan sang suami.
"Itu tidak benar. Tidak ada perselingkuhan sama sekali," tegas Rizkia, pada TribunLombok.com, saat ditemui di rumah duka, Dusun Terong Tawah Barat, Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, Senin (19/4/2021).
Kakaknya itu tidak pernah jalan dengan laki-laki lain.
Juga tidak pernah kencan dan pergi dengan orang lain.
Sebab Halimatulsadiah sehari-hari sibuk bekerja, jualan untuk menafkahi kedua anaknya.
Dia merupkan wanita yang bekerja keras. Sudah menjadi pedagang sejak masih gadis.
Bahkan, saat mereka sempat bercerai, Halimatulsadiah masih tetap menjalankan usahanya.
Sehingga tidak ada waktu untuk pergi dengan orang lain seperti disangka sang suami.
Di samping itu, setiap hari mereka selalu bersama.
Mereka sama-sama berangkat dari rumah sampai tempat jualan, hampir tidak pernah pisah.
Dari pagi sampai malam, mereka selalu bekerja berdua. Saat berjualan pun mereka tetap bersama sampai pulang.
"Pagi sampai malam sama suami, mana ada waktu buat selingkuh," kata Rizkia.
Baca juga: Halimatulsadiah Tewas di Tangan Suami, Berawal Cekcok Mulut Saat Korban Diduga Telepon Pria Lain
Di mata keluarga, Halimatulsadiah, merupakan sosok wanita yang tangguh dan mencintai keluarganya.
Bahkan dialah yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga dengan menjadi pedagang buah.
Meski demikian, selama 11 tahun menikah dan dikarunia 2 orang anak, keduanya kerap cekcok dan berkelahi.
Tidak jarang sang suami memukul istrinya.
Hal itu diketahui keluarga karena mereka tinggal di rumah keluarga istri, di Dusun Terong Tawah Barat.
"Berkelahi sedikit main pukul, itu saja sudah. Dia memang suka kekerasan," ujarnya.
Keluarga tidak tahu persis penyebab mereka sering berkelahi, tetapi pelaku diketahui merupakan sosok yang pencemburu.
Jika melihat istrinya ngobrol dengan orang lain, dia cepat cemburu. Bahkan dengan pelanggan pun dia kerap cemburu.
Bila melihat sang istri melayani pembeli dengan ramah, si suami akan memarahi.
"Tidak bisa manis-manis jualannya itu, dia akan marah," tuturnya.
Minta Hukuman Setimpal
Puncaknya, Halimatulsadiah dan Muhammad Ali Asgar sempat bercerai.
Baca juga: Kepergok Berselingkuh, Pria Beristri dan Ibu Muda Dimandikan Air Comberan, Begini Kronologinya
Mereka pun sempat berpisah beberapa bulan lalu.
Sampai akhirnya rujuk kembali belum lama ini. Tapi 15 hari setelah rujuk, insiden kelam itu terjadi, Sabtu (17/4/2021) dini hari.
Saat mereka rujuk, keluarga pun sangat mendukung.
Sebab Halimatulsadiah bisa kumpul lagi bersama keluarganya, suami dan anak-anaknya.
Mereka kemudian pindah tempat tinggal ke rumah keluarga suami di Lingkungan Moncok Karya, Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Hj Faridah, sang ibu pun kala itu merasa senang.
Dia mendukung keduanya rujuk karena khawatir Muhammad Ali Asgar berbuat nekat. Karena meski bercerai sang suami masih mencari dan cemburu.
Sayangnya, niat keluarga mendukung rujuk agar korban aman, justru sebaliknya.
Sang suami justru menghabisi nyawa Halimatulsadiah dengan tusukan pisau buah.
Perbuatan itu pun dilakukan pelaku di depan anak mereka yang masih berusia 3 tahun.
Kebetulan, anak paling kecil bawa jualan buah. Dia menyaksikan sang ibu ditusuk oleh ayahnya mempakai pisau.
Kini dua anak korban tinggal di rumah neneknya, di Lombok Barat.
Atas kejadian itu, keluarga meminta pelaku dihukum setimpal.
Baca juga: Mayat Pria Korban Pembunuhan Ditolak Warga di Ogan Ilir, Penyebabnya Gemar Selingkuh
"Kalau bisa nyawa harus dibayar nyawa, kami harap dia dihukum mati," tegas Rizkia.
Keluarga berharap kepada aparat kepolisian memberi hukuman setimpal kepada pelaku.
Sebelumnya, Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi dalam keterangan persnya mengatakan, atas perbuatannya pelaku MA (30), terancam hukuman penjara 15 tahun.
Dia disangkakan melanggar pasal Pasal 44 ayat (3), UU RI Nomor 23 tahun 2004 tentang PKDRT atau pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP.
"Dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun," katanya.
Diduga Telepon Pria Lain
Sebelumnya diberitakan, Halimatulsadiah (29) meregang nyawa setelah lehernya ditusuk oleh suaminya, ML (30), seorang pedagang asal Lingkungan Moncok Karya, Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Sabtu (17/4/2021) dini hari.
Korban Halimatulsadiah mengalami pendarahan hebat.
Nyawanya tidak tertolong meski sempat dilarikan ke RS Bhayangkara.
Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Kadek Adi Budi Astawa yang dikonfirmasi menjelaskan, penusukan terjadi di Jalan Adi Sucipto, di depan AURI, Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.
Sebelum insiden nahas itu, menurut penjelasan AKP Kadek, pasangan suami istri ini terlibat cekcok, Jumat (16/4/2021), sekitar pukul 20.00 Wita.
Mereka bertengkar sambil rebutan HP milik korban.
Menurut pengakuan pelaku ke polisi, saat itu, dia memperingati istrinya agar tidak teleponan dengan laki-laki lain, yang diduga selingkuhannya.
"Korban diduga tidak mau mendengarkan pelaku. Dia tetap komunikasi dengan laki-laki yang diduga pacar korban," jelasnya.
Sekitar pukul 01.00 Wita, Sabtu (17/4/2021), korban menyampaikan kepada pelaku bahwa besok tidak mau ikut berjualan.
Dia justru ingin menemui laki-laki tersebut.
Hal itulah yang membuat pelaku emosi dan kalap.
ML langsung mengambil pisau yang ada di meja jualannya kemudian menusuk korban di bagian leher sebelah kanan.
Pelaku menusuk istrinya satu kali.
Setelah itu dia mencabut pisau tersebut dan melepaskan pisau ke bawah.
Korban pun langsung jatuh lemas dan tidak sadarkan diri.
"Mendapatkan informasi dari masyarakat anggota Satreskrim mendatangi TKP untuk membawa korban ke rumah sakit Bhayangkara," jelasnya.
Saat sampai di RS Bhayangkara, korban sudah dinyatakan meninggal dunia.
Polisi pun menangkap pelaku di rumahnya kemudian digiring ke Polresta Mataram untuk penanganan lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di Tribunlombok.com dengan judul Update Suami Tusuk Istri di Mataram: Keluarga Bantah Korban Selingkuh, Minta Pelaku Dihukum Mati