Ibu Tega Bunuh Anak Kandung yang Sedang Tidur, Sering Melamun Sejak Ditinggal Suami, Diduga Depresi
Seorang ibu bernaa Ani Asih tega menggorok leher anak kandungnya yang berusia 9 tahun hingga tewas.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
![Ibu Tega Bunuh Anak Kandung yang Sedang Tidur, Sering Melamun Sejak Ditinggal Suami, Diduga Depresi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-tewas_20180406_193808.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu bernaa Ani Asih tega menggorok leher anak kandungnya yang berusia 9 tahun hingga tewas.
Pelaku diduga mengalami depresi.
Pasalnya, ia kerap terlihat melamun sejak ditinggalkan sang suami.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi di Rantau Durian 1, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Korban dihabisi oleh ibu kandungnya sendiri saat sedang tidur.
Pembunuhan yang terjadi jelang waktu sahur itu membuat heboh tetangga.
Dari informasi yang dihimpun Tribunsumsel.com, pelaku telah sekitar setahun terakhir berpisah dengan suaminya.
"Kurang lebih setahun terakhir ini, pelaku tinggal hanya bersama anak bungsunya yang menjadi korban pembunuhan,"
"Sedangkan suaminya sudah meninggalkan mereka dan tidak pernah lagi kembali ke rumah. Untuk statusnya saya tidak mengetahui pasti apakah sudah cerai atau belum," kata Nadita, sepupu dari pelaku saat dihubungi, Rabu (21/4/2021) sore.
Baca juga: Pria Dibunuh saat Berhubungan Intim dengan Istri, Pelaku Masih Saudara Korban, Motif Cinta Segitiga
Baca juga: Terduga Pelaku Pembunuhan Ibu Kadus di Bulukumba Terungkap, Persoalan Cor Jalan Disebut Jadi Pemicu
Lebih lanjut disampaikan, dari hasil pernikahannya, pelaku dikaruniai dua orang anak.
"Untuk anak yang pertamanya sudah nikah dan tinggal di Kota Palembang, dan yang kedua (korban) ini bisu dan tuli. Namun tetap bisa berjalan seperti biasanya," jelasnya.
Dijelaskan Dita, pelaku semenjak ditinggal pergi suaminya kerap terlihat melamun sendirian dan sangat jarang terlihat beraktivitas di luar rumah.
"Pokoknya sudah beberapa bulan ini tidak pernah lagi komunikasi dengan tetangga maupun dengan kami saudaranya. Maka dari itu diduga kuat mengalami gangguan jiwa akibat stress,"
"Sedangkan untuk konsumsi sehari-hari, mereka ini sering dikirimi makanan dari tetangga sekitar rumah," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.