Teknologi Energi Surya Ubah Air Danau Batur Bali Jadi Air Layak Minum
Sebelumnya diketahui kualitas air Danau Batur tergolong di bawah mutu air bersih, dan tidak layak untuk dikonsumsi
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) yang merupakan hasil kolaborasi antara PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy) dengan Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark, Kamis (22/4/2021) diresmikan penggunaannya.
Reverse osmosis bertenaga panel surya ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk konservasi lingkungan berkelanjutan, khususnya Danau Batur sebagai warisan alam dan salah satu reservoir bagi mayoritas masyarakat di pulau Bali.
Sebelumnya, dari hasil pengujian tingkat pencemaran, kualitas air Danau Batur tergolong di bawah mutu air bersih, dan tidak layak untuk dikonsumsi karena ditemukan paparan zat kimia.
Peningkatan laju jumlah penduduk yang seiring dengan tingginya aktivitas penggerak ekonomi seperti pertanian, serta perilaku pembuangan limbah rumah tangga menjadi faktor utama pencemaran dan pendangkalan Danau Batur.
“Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark ingin membuka lembaran era pariwisata baru 2021 dengan menerapkan konservasi energi melalui pemanfaatan tenaga surya yang mampu mengolah air danau menjadi air minum untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Danau Batur.
Baca juga: Fenomena Kemunculan Danau Baru di Kupang Pasca Badai Seroja, Lokasi itu Sebelumnya Hanya Kebun Sayur
Kami menjalin kerjasama dengan SUN Energy untuk menyediakan teknologi pengelolaan air Danau Batur, Kami berkewajiban untuk selalu mengedepankan upaya konservasi lingkungan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat sekitar Danau Batur sebagai warisan geologi yang bernilai tinggi.” ujar Gede Wiwin Suyasa – Direktur Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark dalam keterangannya, Jumat (23/4/2021).
Dengan teknologi Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO), proses penyaringan air danau yang menggunakan pompa membran reverse osmosis ini dapat menyaring ion logam yang terkandung pada air danau.
Teknologi penyaringan air memanfaatkan energi matahari sebagai penggerak pompa dan filter sehingga lebih hemat, efisien, serta ramah lingkungan. Jika beroperasi selama 4 jam, maka mesin BWRO dapat menghasilkan air bersih sebanyak 1.200 liter air.
Penggunaan teknologi ini merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas air Danau Batur agar menjadi sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Danau Batur.
Perwakilan dari SUN Energy, I Made Aditya Suryawidya, Head of Business Solution SUN Energy, mengatakan bahwa energi baru terbarukan memiliki peran penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: LaNyalla: Pembangunan Industri Kaca di Batang Jadi Angin Segar Bagi Tenaga Kerja RI
“Dengan Kapasitas panel surya yang digunakan untuk mengoperasikan pompa dan filter sebesar 2,7 kWp Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) BWRO ini mampu menghasilkan air dengan angka TDS sebesar 10-20 ppm, yang artinya menjadi layak minum karena menurut standar Permenkes untuk air layak minum harus dibawah 500 ppm.”
I Made Aditya Suryawidya menambahkan bahwa SUN Energy sangat bangga bisa berkontribusi dan mendukung program konservasi lingkungan melalui pengembangan kualitas air Danau Batur menjadi sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Danau Batur.
SUN Energy berharap pemanfaatan energi surya tidak berhenti disini, kami ingin masyarakat sekitar semakin mengenal potensi tenaga surya, sehingga masyarakat bisa menggunakan sumber energi baru terbarukan pada aktivitas pertanian di sekitar Danau Batur demi menjaga kelestarian Danau Batur.”
Sebagai bentuk pengabdian dan tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan kepada masyarakat, SUN Energy membagikan 100 galon air minum layak konsumsi bersumber dari Danau Batur ke 48 pura di yang terletak di sekitar Danau Batur.
Baca juga: Pengembang Proyek Energi Surya Dukung Program Green Mining