Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Kebaikan Hati Komandan KRI Nanggala 402, Jika Ada Warga yang Sakit Pasti Dijenguk

Rasa duka atas kepergian Komandan Kapal Selam KRI Nanggala 402, Letkol Laut (P) Heri Oktavian juga dirasakan para tetangga.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Cerita Kebaikan Hati Komandan KRI Nanggala 402, Jika Ada Warga yang Sakit Pasti Dijenguk
TRIBUNMADURA.COM/FEBRIANTO RAMADANI
Rumah Keluarga Komandan Kapal Selam KRI Nanggala 402, Letkol Laut (P) Heri Oktavian, Jalan Sahempa, Kompleks Rumah Dinas TNI AL, Kenjeran Surabaya, Senin (26/4/2021) 

Teddy dan Heri sama-sama bersekolah di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Teddy mengenang sahabatnya itu sebagai sosok yang kalem dan tidak terlalu mencolok.

Mendiang juga dikenang memiliki sifat pemalu.

Baca juga: Anis Matta Ajak Masyarakat Doa Bersama dan Salat Gaib bagi para Syuhada KRI Nanggala 402

Namun di balik karakter pendiamnya, Heri tetap mampu bergaul dengan siapapun.

"Dia itu (siswa) pindahan di sekolah. Waktu kelas dua masuk kelas kami. Kelas X J. Karakternya pendiam, kalem, tidak banyak omong, seperti anak SMA lainnya ceria dan seru," terang Teddy saat dihubungi Tribun Jogja, Minggu (25/4/2021).

Hubungan pertemanan antara Teddy dan Heri pun tergolong dekat.

Mereka kadang duduk bersebelahan saat mengikuti pelajaran. Sesekali Heri duduk di bangku tepat di belakang Teddy.

Berita Rekomendasi

Saat jam pelajaran usai, keduanya biasa menempuh perjalanan pulang bersama-sama dengan berjalan kaki.

"Heri itu kebetulan juga ngontrak bareng kakak-kakaknya. Saya sama dia jalan kaki karena kalau pulang satu arah ke kos saya. Rumahnya dia di Blunyah," tuturnya.

Salah satu pengalaman paling berkesan yang pernah dilaluinya bersama Heri adalah ketika mereka menjuarai lomba basket antar kelas bersama rekan siswa kelas X J lainnya.

Pengalaman sederhana itu begitu terngiang dalam benak Teddy.

Baca juga: Ketua DPR Dukung Kenaikan Pangkat Awak KRI Nanggala-402 dan Jaminan Pendidikan Anak-anaknya

Kisah bermula ketika para siswa X J memutuskan untuk mengikuti perlombaan basket.

Padahal mereka tak memiliki kemampuan yang mumpuni. Kelas mereka juga sempat diremehkan oleh peserta lain.

"Namun kami punya tekad dan semangat kerja sama, kami bisa menang padahal kelas lain hebat-hebat dan kita semua itu biasanya main bola. Kita intinya punya tekad dan punya semangat dan akhirnya kita menang," kenangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas