Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru Tari di Nusa Penida: Naik Motor 18 Kilometer, Menyebrang Lautan, Jauh dari Keluarga

Kisah guru tari di Desa Batukandik, Anak Agung Ayu Eka Samudra tetap semangat mengajar walau butuh perjuangan super ekstra untuk tiba di SMPN Satap 2.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Guru Tari di Nusa Penida: Naik Motor 18 Kilometer, Menyebrang Lautan, Jauh dari Keluarga
ISTIMEWA
Anak Agung Ayu Eka Samudra Yanti (36), guru seni dan budaya di SMP N Satap 2 Batukandik saat mengajar siswa-siswinya. (foto diambil sebelum pandemi) 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Kisah perjuangan guru, terutama di daerah pelosok seakan tak ada habisnya.

Seperti yang dilakoni oleh seorang guru tari, Anak Agung Ayu Eka Samudra Yanti (36) asal Abiansemal, Badung.

Sudah 11 tahun ia rela jauh dengan keluarganya, demi bisa mendidik anak-anak di SMPN Satu Atap (Satap) 2 Batukandik.

Bahkan untuk menjankan tugasnya, ia setiap hari harus mengendarai sepeda motor naik turun bukit sejauh 18 Kilometer untuk berangkat ke sekolah.

Perjuangan tersebut dilakoni AA Ayu Eka Samudra Yanti karena menjadi seorang guru adalah cita-citanya.

Anak Agung Ayu Eka Samudra Yanti (36), guru seni dan budaya di SMP N Satap 2 Batukandik saat mengajar siswa-siswinya. (foto diambil sebelum pandemi)
Anak Agung Ayu Eka Samudra Yanti (36), guru seni dan budaya di SMP N Satap 2 Batukandik saat mengajar siswa-siswinya. (foto diambil sebelum pandemi) (ISTIMEWA)

Jauh dari Keluarga

AA Ayu Eka Samudra Yanti menceritakan, ia dilantik sebagai guru seni dan budaya pada tahun 2010 lalu.

BERITA TERKAIT

Sejak awal dilantik hingga saat ini, ibu dari dua orang anak ini ditugaskan di SMP N Satap (Satu Atap) 2 Batukandik.

" Awalnya saya tidak terbayang akan jadi guru di Nusa Penida, yang tempatnya jauh dan nyeberang lautan. Tapi menjadi guru tari memang cita-cita saya sejak kecil, dan itu tercapai setelah bisa menjadi guru seni dan budaya di Nusa Penida," ujar AA Ayu Eka Samudra, Minggu 2 Mei 2021.

Saat awal menjadi guru penempatan di Nusa Penida, AA Ayu Eka Samudra sudah harus menerima konsekuensi jauh dengan keluarga.

Sebagai seorang ibu, ia tidak bisa intens bertemu dan mengurus anak-anak dan keluarganya secara langsung.

Ia hanya bisa pulang dan bertemu keluarga setiap akhir pekan.

"Komunikasi tetap lewat handphone. Kadang kalau sinyal bagus, bisa buat video call biar dapat lihat anak. Tapi kalau sinyal kurang bagus, hanya bisa dengerin suaranya saja. Terkadang sedih banget seperti itu, terutama disaat anak sakit, saya tidak bisa dampingi anak yang mestinya ibu lebih berperan untuk mengasuh anak," ungkap AA Ayu Eka Samudra.

Baca juga: Kisah Guru di Pedalaman Jembrana, Mengajar di Sekolah yang Mepet Hutan

Jadi Guru di Wilayah Perbukitan Tidak Mudah

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas