Kisah Guru Honorer 16 Tahun Mengabdi Digaji Rp 200 ribu, Tetap Mengajar dan Jualan Es Keliling
Seorang guru, Suhari (43) tetap mengajar selama 16 tahun meski hanya sebagai guru honorer di Lamongan. Dirinya juga berjualan es keliling
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Seorang guru, Suhari (43) tetap mengajar selama 16 tahun meski hanya sebagai guru honorer di SD Negeri Godok, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Diketahui, Suhari tetap mengabdi sebagai guru honorer meski dirinya juga harus berjualan es keliling.
Saat dihubungi Tribunnews, Senin (3/5/2021) anggota Satlantas Polres Lamongan, Aipda Purnomo (41) juga membenarkan hal tersebut.
Punomo mengatakan, kegiatan harian Suhari yakni mengajar sebagai guru olahraga dan berjualan es keliling.
Hal itu dilakukan Suhari tak lain untuk mencukupi kebutuhan harian diri, istri dan kedua anaknya.
Mengingat, gaji yang ia terima tidak sepadan dengan masa pengabdiannya yakni 16 tahun di sekolah tersebut.
Baca juga: Viral Kakek 73 Tahun di Bone Nikahi Janda Muda, Ternyata Sudah 4 Kali Bangun Rumah Tangga
Baca juga: Viral Jemaah Dilarang Bermasker di Masjid Bekasi, Polisi: Pengurus Masjid Sudah 2 Kali Ditegur
Menurut informasi yang diberikan Purnomo, Suhari hanya mendapatkan gaji sebesar Rp 200 ribu per bulan.
Meski demikian, Suhari masih tetap semangat mengajar meski harus mencari tambahan pekerjaan guna mencukupi kebutuhan.
Tanpa malu, setiap pulang mengajar, Suhari melanjutkan aktivitasnya yakni berjualan es keliling desa di Desa Godok.
Tidak hanya berhenti di desa tersebut, jika dagangannya tidak habis, Suhari melanjukan jualannya di desa-desa lain tidak jauh dari desa asalnya.
Diketahui tempat tinggal Suhari, tak lain yakni di dalam lingkungan area sekolah SDN Godok.
Suhari tidak memiliki tempat tinggal, sehingga oleh pihak sekolahan dirinya diberikan kelonggaran untuk dapat menempati lahan dibelakang sekolah, guna mendirikan gubuk kecil.
Baca juga: Viral Warung Makan Ambruk, Pengunjungnya Nyungsep ke Got, Picu Tawa dan Komentar Soal Azab
Di gubuk tersebut, Suhari juga memelihara 7 kambing yang tak lain adalah kambing orang lain.
Dikabarkan Purnomo, Suhari memiliki 7 ekor kambing, yang mana 5 ekor kambing milik orang.
Sementara, 2 ekor kambing lainnya diberikan kepada Suhari karena dirinya telah membantu memelihara kambing tersebut.
Sehingga, kesibukan Suhari bertambah, mulai dari bangun pagi mencari rumput guna mencarikan makan bagi hewan-hewan peliharaannya.
Punomo menjelaskan, aktivitas Suhari di pagi hari sibuk mencari rumput untuk kambing-kambingnya.
Selanjutnya, Suhari hadir di sekolahan untuk mengajar hingga pukul 11.00 WIB.
Baca juga: Viral Video Bocah 12 Tahun Nyetir Truk Tronton Sambil Ngerokok, Pelaku Berhasil Diamankan Polisi
Jika jam mengajarnya telah usai, dirinya melanjutkan pekerjaan lainnya yakni jualan es keliling hingga sore hari sekira pukul 16.00 WIB.
"Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dia selalu mencari rumput untuk pakan ternak."
"Setelah mencarikan pakan untuk kambing, dia baru ngajar di sekolah sampai jam 11.00 sianng."
"Jam 11.00 siang dia jualan es keliling sampai jam 4 sore."
Setelah selesai, malam harinya ia lanjutkan dengan membuat es racikannya.
Dagangan ini disiapkan Suhari ketika malam menjelang tidur, untuk kemudian dijual di keesokan harinya.
"Malamnya setelah istirahat, baru mbikin es," ujar Purnomo.
Namun, selama Ramadhan, Suhari tidak berjualan, mengingat di bulan ini banyak orang berpuasa.
Kondisi Suhari ini lantas memicu empati Purnomo.
Saat bertandang ke rumahnya, Minggu (2/5/2021), Purnomo memberi bantuan Rp 5 juta kepada Suhari.
Purnomo memberikan santunan tersebut tak lain untuk memberikan modal kepada Suhari agar dapat membeli kambing lagi.
Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu Suhari, sehingga dirinya tidak perlu jualan es keliling lagi.
Sehingga dirinya dapat lebih fokus untuk mengajar murid-muridnya.
"Tujuan saya untuk tambahan beli kambing, yang mana kalau kambingnya sudah banyak, otomatis Pak Suhari tidak perlu jualan es keliling lagi dan dia lebih fokus untuk mengajar muridnya," pungkas Purnomo.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)