Banjir Rob Landa Dukuh Clumprit di Pekalongan, Warga Pasrah Lebaran Tak Meriah, Makanan Sisa Banyak
Nok Yeti (51), warga dukuh di Pekalongan, hanya bisa pasrah. Tak seorang pun sanak famili silaturahmi ke rumahnya.
Editor: Willem Jonata
Mereka memilih bertelanjang kaki saat silaturahmi ke para tetangga.
Alasan warga bertelanjang kaki ternyata agar mudah menerabas genangan air rob.
"Mau pakai sandal percuma sini kena rob.
Baca juga: Rayakan HUT ke-9 Pernikahan, Ashanty Tak Ingin Diduakan, Minta Anang Hermansyah Pegang Janji
Nanti malah jatuh soalnya jalan berupa batako jadi licin," papar Nanang Hasyim kepada Tribunjateng.com, Kamis (13/5/2021).
Dia mengungkapkan, alasan itulah seluruh keluarganya bertelanjang kaki ketika silaturahmi.
Tak hanya dia, namun hampir seluruh warga juga melakukan hal serupa.
"Dari pada jatuh baju basah semua ya sudah ga pakai sandal," bebernya.
Banjir rob di wilayah Clumprit sudah dialami warga sudah dua kali lebaran.
Air rob di wilayah tersebut tak bisa surut imbas dari penurunan muka tanah dan matinya fungsi pompa air di wilayah tersebut.
Air rob, lanjut Nanang, tingginya bervariasi mulai mata kaki hingga lutut orang dewasa.
Kondisi itu sudah dialami warga dua tahun atau dua kali lebaran.
Tentu, kata dia, air rob sangat mengganggu aktivitas warga terutama saat idul fitri.
"Ya sangat mengurangi kekhusyukan menjalani lebaran yang seharusnya dijalani dengan suka cita," jelasnya.
Sementara itu warga lain, Mohammad Fatah Rozak mengatakan, ada tiga wilayah RT di dukuh Cumprit yang terdampak rob. Rincian di RT 6 RW 7, dan RT 5 RW 7,dan RT 5 RW 8.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.