Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Cegat Bus yang Bawa Pemudik di Tangerang, 2 Penumpang Positif Covid-19

Polisi memeriksa sebuah bus yang mengangkut 13 pemudik dari Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.

Penulis: Reza Deni
Editor: Sanusi
zoom-in Polisi Cegat Bus yang Bawa Pemudik di Tangerang, 2 Penumpang Positif Covid-19
Tribun Jabar/ZELPHI
ilustrasi 

Marak Spanduk Warga Minta Pemudik Swab Antigen dan Isolasi Mandiri Saat Kembali ke Tangsel

Hari keempat Lebaran 2021, marak bermunculan spanduk imbauan kepada pemudik di sejumlah titik di Tangerang Selatan (Tangsel).

Spanduk yang dapat ditemui hampir di semua wilayah kecamatan di Tangsel itu bentuknya hampir sama, berwarna putih polos dan tulisannya menggunakan cat semprot merah atau hitam.

Isi imbauannya pun serupa, meminta warga Tangsel yang berangkat mudik untuk terlebih dahulu tes swab antigen sebelum kembali ke Tangsel.

Pantauan TribunJakarta.com di kawasan Jalan Siliwangi Pamulang, terdapat tiga spanduk, dua di dekat Tugu Pamulang, satu lagi di dekat Situ Tujuh Muara.

"Yang habis mudik wajib swab antigen dan isolasi mandiri," tertulis pada spanduk di depan Situ Tujuh Muara.

Spanduk lainnya juga terlihat di persimpangan depan Masjid Aljihad, Ciputat.

Berita Rekomendasi

"Ente berani mudik, lokan be ora berani swab, jgn sebarkan virus di kp ane," tulis spanduk di Ciputat.

Spanduk imbauan swab antigen bagi pemudik di dekat Situ Tujuh Muara, Jalan Siliwangi, Tangsel, Minggu (16/5/2021).
Spanduk imbauan swab antigen bagi pemudik di dekat Situ Tujuh Muara, Jalan Siliwangi, Tangsel, Minggu (16/5/2021). (TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir)

Supriatna, warga yang tinggal dekat spanduk tersebut mengatakan, spanduk sengaja dibuat oleh warga.

Supriatna pun setuju dengan imbauan tersebut, ia tidak ingin kedatangan arus balik pemudik justru membawa virus.

"Takut penyebaran Covid-19 yang lebih luas kan kalau enggak antigen, jaminan buat warga," ujar Supriatna.

Jika pemudik yang dites terdetaksi positif Covid-19 maka akan langsung bisa mendapatkan penanganan medis tanpa khawatir menularkan kepada yang lainnya.

"Kan kalau ketahuan bisa dibawa ke dokter langsung ditindak, jadi enggak nyebarin," katanya.

Warga Kecamatan Jatisampurna Tolak Pemudik yang Balik Tanpa Hasil Negatif Swab Antigen

Warga yang bermukim di Kecamatan Jatisampurna memasang spanduk penolakan terhadap pemudik yang kembali tanpa hasil negatif swab antigen.

Kapolsek Jatisampurna Iptu Santri Dirga menjelaskan pemasangan spanduk merupakan inisiasi para warga yang resah terhadap potensi penyebaran Covid-19, terutama melalui transmisi pemudik dari Jatisampurna.

"Spanduk dipasang oleh warga di beberapa lokasi, di antaranya seperti Kelurahan Jati Rangga dan Jati Rasa. Spanduk-spanduk itu sebagai mekanisme sosial untuk menghadapi warga yang lakukan mudik," ujar Dirga, Minggu (16/5/2021).

Warga berharap dipasangnya spanduk tersebut bisa meningkatkan kesadaran pemudik untuk melakukan tes swab antigen sebelum kembali ke kawasan Jatisampurna.

"Harapannya menciptakan rasa rasa bersalah bagi pemudik yang kembali apabila tidak lakukan swab antigen," tuturnya.

Baca juga: Wali Kota Tangsel dan Polri Komentari Marak Spanduk Pemudik Diminta Test Covid dan Isolasi Mandiri

Spanduk penolakan pemudik yang kembali tanpa hasil negatif swab antigen di Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi.
Spanduk penolakan pemudik yang kembali tanpa hasil negatif swab antigen di Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi. (Warta Kota/Rangga Baskoro)

Dirga juga meminta warga agar pro-aktif melaporkan temuan pemudik yang kembali ke Jatisampurna, kepada petugas kelurahan, kecamatan atau kepolisian.

Hal itu dikarenakan warga yang ditengarai melakukan mobilisasi mudik, tak melapor kepada pihak RT dan RW sehingga petugas tak memiliki data terkait jumlah pemudik di kawasannya.

"Terkait data pemudik, tidak ada angka pasti karena warga yang mudik tidak melapor ke petugas. Jadi kami harap, warga setempat melakukan pengawasan dan pelaporan bila ditemukan pemudik yang telah kembali tanpa swab test antigen," ujar Dirga.

Dirga menambahkan larangan mobilisasi mudik merupakan kebijakan pemerintah sehingga ia berharap masyarakat bisa mematuhi aruran guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Apapun alasannya larangan mudik ini adalah bentuk kebijakan pemerintah dengan dasar kepentingan kesehatan bagi kita semua. Jadi dimohon kepada seluruh masyarakat agar sadar akan kebijakan pemerintah ini," katanya. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com/TribunnewsBogor.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas