Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Asisten Dukun Tersangka Kasus Tewasnya Bocah 7 Tahun di Temanggung Santai Saat Dihadirkan Polisi

Kepolisian menetapkan empat orang sebagai tersangka kasus tewasnya Aisyah alias AL, gadis cilik berusia 7 tahun di Temanggung.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Asisten Dukun Tersangka Kasus Tewasnya Bocah 7 Tahun di Temanggung Santai Saat Dihadirkan Polisi
TRIBUN JATENG/SAIFUL MASUM
Gelar perkara kasus pembunuhan Aisyah (7) warga Bejen, Temanggung, Rabu (19/5/2021) di Mapolres Temanggung, Jawa Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Kepolisian menetapkan empat orang sebagai tersangka kasus tewasnya Aisyah alias AL, gadis cilik berusia 7 tahun di Dusun Paponan, Desa Bejen Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Keempat tersangka pun dihadirkan kepolisian dalam gelar perkara di Mapolres Temanggung, Rabu (19/5/2021).

Keempat tersangka tersebut masing-masing Marsidi (43) ayah kandung korban, Suwartinah (39) ibu kandung korban, Hariyono (56) dukun, dan Budiyono (43) asisten dukun.

Dalam gelar perkara yang dipimpin langsung Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi, kedua orangtua korban dan dukun terlihat tertunduk.

Baca juga: Bocah di Temanggung Tewas Dibenamkan ke Bak Mandi, Tersangka Ayah Ibu Korban, Dukun serta Asistennya

Sementara asisten dukun tampak santai mengikuti serangkaian gelar perkara.

Keempat tersangka digelandang mengikuti konferensi pers sekiranya pukul 16.00.

Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi mengatakan, dukun dan asistennya ditetapkan tersangka menyusul kedua orangtua korban yang telah ditetapkan tersangka terlebih dahulu.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Tewas Akibat Ritual Perdukunan di Temanggung, Jasadnya Disimpan 4 Bulan di Kamar

BERITA REKOMENDASI

"Keempat orang ini adalah orangtua korban, dan dua orang pekerja swasta yang mengaku dukun dan asistennya ditetapkan tersangka kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur hingga mengakibatkan meninggal," katanya.

Kasatreskrim Polres Temanggung, AKP Setyo Hermawan menambahkan, kejadian itu diperkirakan pada awal Januari 2021.

Baca juga: Fakta Lantai Rumah Jebol di Temanggung, Kejadian Pertama Setelah Ditinggali Selama 16 Tahun

Sedangkan kasusnya baru terungkap, Minggu (16/5/2021).

"Modusnya tersangka membenamkan kepala korban ke dalam air bak mandi sehingga kehabisan nafas dan meninggal. Dari keterangan tersangka kedua orangtua korban, tindakan membenamkan kepala korban ke air dilakukan oleh dia dan orang lain, yaitu dukun dan asitennya. Katanya, ini bagian dari proses ruwat," ujarnya.

Keempat tersangka dijerat Pasal 76 C Jo Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 3 miliar.

Sebelumnya Kepala Desa Bajen, Sugeng mengatakan sejak awal warga sekitar memang merasa kurang nyaman dengan keberadaan dua orang yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka yakni B dan H yang membuka praktik supranatural di desa itu.

Saat dihubungi Tribunjogja.com, Sugeng mengaku sangat terpukul atas terbongkarnya penyebab kematian bocah berinisial A yang meninggal lantaran orangtuanya menuruti hasutan dua tersangka untuk ditenggelamkan di bak mandi.

"Pemerintah desa terpukul atas kejadian ini. Tidak ada keganjilan, cuma ada dua orang B dan H. Memang dua orang ini mendalami ilmu spiritual," katanya, kepada Tribunjogja.com, Selasa (18/5/2021).

Sugeng menambahkan, lantaran ingin terlihat kondang B dan H selalu menawarkan jasa pengobatan supranatural kepada masyarakat.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Tewas Akibat Ritual Perdukunan di Temanggung, Jasadnya Disimpan 4 Bulan di Kamar

"Tapi masyarakat kami tidak tergiur dengan omongan mereka berdua. Karena belum pernah terbukti. Belum ada orang yang sembuh setelah ditangani mereka," jelasnya.

Barulah keluarga M dan S yang tak lain adalah orang tua A menjadi korban tipu daya dua tersangka dalam kasus ini.

Dari keterangan Sugeng, B dan H mengklaim bahwa A adalah anak genderuwo.

Baca juga: Alokasi Meningkat, Petani Temanggung Diharapkan Bisa Maksimalkan Pupuk Bersubsidi

Sebagai pembuktian pernyataan itu, H kemudian menyuruh A untuk memakan bunga mahoni dan beberapa cabai.

"Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni. Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo. Dan benar saja, waktu itu korban tidak merasakan pahit," ungkap Sugeng.

Melihat hal itu orang tua A semakin percaya jika anaknya bermasalah dan harapan dia kepada B dan H untuk menyembuhkan buah hatinya semakin tinggi.

Baca juga: Fakta Lantai Rumah Jebol di Temanggung, Kejadian Pertama Setelah Ditinggali Selama 16 Tahun

Kemudian ritual menenggelamkan A di bak mandi pun dimulai, dengan kayakinan jika itu satu-satunya cara untuk meruwat A dari keberadaan genderuwo.

"Menurut pengakuan A dimasukan ke bak mandi empat kali. Pertama gak apa-apa, kedua dan ketiga juga gak apa. Pas yang keempat mungkin karena terlalu lama korban ini akhirnya pingsan," kata Sugeng.

Penulis: Saiful Ma'sum

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Inilah Sosok Hariyono Dukun Tersangka Meninggalnya Aisyah Temanggung, Mayat Disimpan di Kamar

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas