5 Fakta Bidan Tewas Ditusuk Suami, Kronologi Kejadian hingga Ucapan Pelaku ke Anak setelah Membunuh
Seorang bidan bernama Imas Mulyani (40) tewas setelah ditusuk oleh suaminya sendiri, KJ (50).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Seorang bidan bernama Imas Mulyani (40) tewas setelah ditusuk oleh suaminya sendiri, KJ (50).
Pembunuhan itu terjadi di Desa Mekarwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (24/5/2021).
Diduga pelaku tega menghabisi nyawa korban lantaran tak terima diceraikan. Diketahui, pelaku dan korban sudah pisah ranjang.
Saat kejadian, korban sempat berteriak minta tolong setelah ditusuk pelaku. Namun, saat warga datang, korban sudah tak berdaya dan pelaku melarikan diri.
Baca juga: Usai Tusuk Istri hingga Tewas, Pria Ini Pamit Pergi ke Penjara kepada Anak Bungsunya
Berikut 5 fakta terkait kasus bidan tewas ditusuk suaminya, seperti dikutip Tribunnews.com dari Tribun Jabar:
1. Kronologi kejadian
Dilansir Tribun Jabar, peristiwa itu terjadi pada Senin sekira pukul 05.00 WIB di tempat praktik di Desa Mekarwangi, Kecamatan Haurwangi.
Saat itu, korban yang berprofesi sebagai bidan sedang memeriksa pasiennya.
Hal itu diungkapkan saksi mata bernama Anggi (20) yang merupakan kerabat korban.
Menurut Anggi, pelaku datang menemui korban dengan membawa pisau, Pelaku kemudian masuk ke ruang pemeriksaan.
Tanpa basa-basi, pelaku langsung menusukkan pisau yang dibawanya ke perut bagian kiri korban.
Akibatnya, Imas tewas seketika di ruang kerjanya akibat kehabisan darah.
2. Diduga karena tak terima diceraikan
Sepupu korban Aji Digjaya (30) menduga, pelaku nekat menghabisi nyawa istrinya karena tak terima dicerai.
"Pas Lebaran kemarin sempat kumpul, korban sempat menerima ancaman karena mengutarakan ingin mencerai suaminya," kata Aji melalui sambungan telepon kepada Tribun Jabar.
Saat mengetahui Imas menerima ancaman, Aji sempat menyarankan agar sepupunya itu melapor ke polisi.
"Saya sempat arahkan untuk laporan karena sempat ada ancaman, namun Imas mengatakan tak perlu," tambahnya.
Baca juga: Guru SD Ditemukan Tewas Mengenaskan, Kepala Terluka Parah dengan Baju Tersingkap
3. Sudah setahun pisah ranjang
Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Anton mengatakan, KJ dan Imas sudah pisah ranjang selama setahun.
"Tersangka dan korban diketahui pisah ranjang selama satu tahun, kami dapat keterangan bahwa tersangka juga tak mau cerai dengan istrinya," kata Anton sebagaimana dikutip dari Tribun Jabar.
Anton menjelaskan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengatahui apakah ada motif lain dalam kasus ini.
"Adanya motif lain masih kami dalami, sementara laporan kami terima keduanya sudah pisah ranjang dan suami tak terima saat diminta cerai," tambahnya.
4. Sempat teriak minta tolong
Dikutip dari Tribun Jabar, Anggi yang merupakan kerabat korban mengatakan, Imas sempat teriak minta tolong setelah ditusuk KJ.
Namun, saat Anggi datang, Imas sudah dalam keadaan tertusuk dan tak sadarkan diri, sedangkan pelaku langsung melarikan diri.
Anggi kemudian membawa korban ke rumah sakit, namun nahas, korban menghembuskan nafas terakhirnya sebelum mendapat penanganan medis.
"Di tengah perjalanan ia meninggal dunia," ujar Anggi.
Baca juga: Cekcok Mulut Berujung Maut, Dodi Tewas di Tangan Tetangganya Sendiri
5. Pelaku menyerahkan diri
Rupanya, KJ sudah merencanakan niat sadisnya untuk menghabisi nyawa sang istri, Imas.
Sebab, KJ sudah membawa pisau dan langsung menusuk perut bagian kiri korban di tempat praktik yang berada di samping rumah Imas.
"Korban ditusuk bagian kiri perutnya hingga korban kehabisan banyak darah," terang Aji seperti dikutip Tribunnews.com dari Tribun Jabar.
Aji mengungkapkan, setelah menusuk perut sang istri hingga tewas, KJ lalu menghampiri anak bungsunya yang masih duduk di bangku kelas III SMP.
"Ia pamit sama anak bungsunya, katanya ia mau dipenjara, lalu KJ mendatangi Polsek Bojongpicung untuk menyerahkan diri," ungkap Aji.
Aji menambahkan, dari pernikahan dengan korban, tersangka dikaruniai dua orang anak.
Berita terkait kasus pembunuhan
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Ferri Amiril Mukminin)