Sebelum Aksi di KPK, Koordinator BEM SI Dikirimi Peretas Makanan dari Gojek Hingga Rp 800 Ribu
Koordinator Media Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI), Muhammad Rais, mengaku dikerjai peretas.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Media Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI), Muhammad Rais, mengaku dikerjai peretas.
Rais bercerita, dikirimi makanan ke alamat rumahnya melalui aplikasi Gojek. Padahal, ia tidak memiki akun Gojek.
Baca juga: KPK Tambah Masa Penahanan Yoory Corneles Pinontoan
"Tadi pagi, tiba-tiba ada notifikasi dari Gojek, padahal saya tidak pakai Gojek. Tiba-tiba Gojek datang empat pesanan sekaligus. Datang atas nama saya ke alamat saya, mau tidak mau kami bayar hampir Rp800 ribu," kata Rais di sekitar Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (16/6/2021).
Rais bersama sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM SI pada hari ini berunjuk rasa di seputaran gedung dwiwarna lembaga antirasuah itu.
Baca juga: BEM SI Kirim WhatsApp ke Firli Bahuri, Minta Mundur dari Ketua KPK
Mereka berunjuk rasa terkait polemik asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang berujung pada pemecatan puluhan pegawai KPK.
Selain dikirimi makanan, akun WhatsApp (WA) dan Instagram (IG) Rais turut kena retas. Ia menduga peretas menggunakan Virtual Private Network (VPN).
"Jam 9 pagi, nomor WA saya mulai diretas. WA dan IG sudah tidak saya pegang. Kayaknya yang retas pakai VPN dan lokasi di Singapura. Jam 11 (siang) juga mau retas akun e-mail tapi berhasil saya amankan. Hingga kini WA dan IG saya belum kembali," katanya.
Baca juga: Jaksa KPK Sampaikan HUT PJI ke-28: Kami Sinergi dengan Aparat Penegak Hukum Lain
Ternyata tidak hanya Rais yang mengalami peretasan. Ssbelum menggelar aksi di KPK, Koordinator Pusat BEM SI telah lebih dulu dibobol akun WA dan Telegramnya.
"Yang diakses duluan justru Koordinator Pusat kami. Peretasan langsung ke nomor pribadi. Sehingga WA dan Telegram hilang," tutur Rais.
Tuntutan
Rais menyampaikan, pelemahan terhadap lembaga antirasuah tersebut telah terjadi berulang kali.
Termutakhir, 75 pegawai yang di nonaktifkan buntut TWK menjadi puncaknya.
"Kami sebagai mahasiswa akhirnya sadar, kelemahan di KPK tidal hanya terjadi sekali ini saja. Tetapi sudah seperti direncanakan. Akhirnya 75 orang yang dipecat kembali kami lihat," ungkap Rais.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.