Warga Kutai Olah Sampah Limbah Plastik Jadi Paving Block
Mengolah sampah menjadi berkah bagi warga dan merupakan salah satu motivasi agar warga menjadi mandiri dalam pengelolaan sampah.
Penulis: Sanusi
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga mulai sadar untuk mengolah sampah mandiri dengan cara mendirikan Bank Sampah.
Semua itu demi lingkungan yang hijau dan bersih dari sampah.
Mengolah sampah menjadi berkah bagi warga dan merupakan salah satu motivasi agar warga menjadi mandiri dalam pengelolaan sampah.
Bank sampah Mandiri Desa Suka Maju Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara adalah penggagas berdirinya program tersebut dan program ini salah satu program DMPA (Desa Makmur Peduli Api) yang dibina oleh PT. Sumalindo Hutani Jaya II (SHJ II) dimana Program yang didukung berupa pembangunan Workshop Bank Sampah.
Dengan adanya pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga, penyerapan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat berkurang.
Rata-rata sampah yang terkumpul di Bank Sampah Mandiri mencapai 1.180 Kg per bulan dari sekitar 200 nasabah aktif yang juga warga sekitar.
Baca juga: Pemerintah Diminta Segera Antisipasi Penanganan Limbah Sampah Medis Agar Tidak Menjadi Bom Waktu
Bank Sampah ini sebaiknya dimaksimalkan penyerapannya pada lingkup rumah tangga karena sebagian sampah itu bermanfaat. Seperti contoh sampah organik yang sudah dipilah bisa dijadikan kompos dan bermanfaat untuk penghijauan daerah sekitar.
Yayuk Sehaty (45) Ketua BSM, mengatakan awal berdiri BSM mereka melihat di sana-sini terdapat banyak sampah plastik yang berantakan dan berserakan di sekitar apalagi setelah kegiatan hajatan atau acara-acara dan mereka mempunyai inisiatif bersama anak-anak muda karang taruna membuat bank sampah dan saat ini sudah terkumpul banyak bahan baku dan dari bahan baku itulah awal mula terbentuknya bank sampah.
Bank sampah dipergunakan untuk membuat produk seperti lampion, kerajinan/cinderamata dan juga membuat paving block dari limbah plastik dan produk paving block ini sudah berjalan sesuai dengan keinginan dan sekarang dilingkungan sekitar tidak ada lagi sampah yang terbuang, semua sampah yang bisa dilebur digunakan dalam bahan baku paving block.
"Pembuatan paving block bisa mencapai 50-100 pcs per harinya," ujarnya, Sabtu (19/6/2021).
Untuk pembuatan paving blok 1 pcs membutuhkan 2 kg sampah plastik, jadi dalam sehari pembuatan sampai 100 pcs maka sampah plastik yang diolah mencapai 200 kg per hari dan lingkungan akan terbebas dari sampah plastik.
Produk paving block ini sendiri dihargai sebesar Rp 10.000,- per pcs.
Dengan adanya program DMPA Bank Sampah ini PT Sumalindo Hutani Jaya II sepenuhnya mendukung kegiatan ini karena merupakan kebanggan dari Desa Suka Maju dan PT. Sumalindo Hutani Jaya II terutama produk paving block ini satu-satunya yang ada di Kalimantan Timur.
"Harapan kedepan untuk BSM bisa lebih maju lagi dan menghasilkan produk-produk lain selain paving block dan kegiatan ini mampu menyerap tenaga kerja sekitar sehingga anak-anak yang pengangguran tidak lagi bingung mencari pekerjaan karena kami di sini mempunyai motto “lebih baik hidup dari sampah dari pada hidup menjadi sampah” ujar Yayuk Sehaty.
Selain Program DMPA Bank Sampah Mandiri ini Desa Suka Maju bersama PT. Sumalindo Hutani Jaya II juga menjalankan program DMPA Peternakan Kambing dan Holtikutura Jahe Gajah.
Perkembangan terus dirasakan oleh Kelompok Ayu Maju penerima bantuan program peternakan kambing.
Kelompok ini telah menerima tahap awal dalam bentuk 10 ekor kambing dengan total Rp 27.000.000,- pada bulan September 2020 lalu dengan sistem bergulir. Dan saat ini sudah berkembang biak bertambah 3 ekor kambing.
Sedangkan Program DMPA Holtikutura Jahe Gajah saat ini masih proses pertumbuhan dan diharapkan setelah panen mampu di rasakan manfaatnya oleh kelompok penerima dan mampu berkembang lebih besar lagi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.