Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Hari Belum Pulang, Petugas Kamar Mayat RSBP Sekupang Batam Sibuk Bungkus Jenazah Pasien Covid-19

Tak sedikit pasien covid-19 meninggal dunia. Petugas kamar mayat di RSBP Sekupang, Batam, sampai kelimpungan.

Editor: Willem Jonata
zoom-in 5 Hari Belum Pulang, Petugas Kamar Mayat RSBP Sekupang Batam Sibuk Bungkus Jenazah Pasien Covid-19
Tribunnews/Irwan Rismawan
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM - Wajah Nurdin tampak lelah. Petugas kamar mayat Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Sekupang, Batam, itu duduk termenung di pojok ruangan.

Ia beristirahat sejenak menyandarkan kepalanya ke dinding ruangan menghadap jendela setelah sibuk wrapping atau bungkus jenazah Covid-19.

Nurdin yang masih mengenakan hazmat, mengaku sudah berhari-hari belum pulang ke rumah untuk menemui anak dan sang istri.

Waktu sudah malam, jam dinding menunjukkan pukul 21.15 WIB.

Baca juga: Media Asing Soroti Pembuat Peti Jenazah di Jakarta yang Mulai Kewalahan Penuhi Pesanan

Gedung kamar mayat RSBP itu memang tak luas, punya kamar pemandian mayat yang dilengkapi tiga bantalan, 6 mesin pendingin dan ruang manajemen.

Nurdin, seorang petugas kamar mayat Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Sekupang terlihat letih setelah mengurusi 6 jenazah pasien covid-19. (Tribunbatam.id/Beres Lumbantobing)

Sementara tepat di samping kiri ruangan terdapat gedung perawatan isolasi pasien covid-19.

Berita Rekomendasi

“Ini puncak Covid-19 mas, parah ini. Mayat akibat Covid-19 makin tinggi, mau percaya atau tidak tapi ini udah sangat mengerikan,” ujar Nurdin saat ditemui Tribun di kamar mayat RSBP Sekupang, Selasa (7/7/2021) malam.

Nurdin baru saja selesai melakukan wraping jenazah Covid-19.

Jenazah Covid-19 itu akan dimakamkan pada malam ini juga.

“Capek bangat mas, ini mayat ke-6 yang sudah selesai di-wraping. Masih ada satu jenazah lagi, masih di IGD. lagi diambil,” ucap Nurdin.

Nurdin terlihat lelah, lekuk raut wajahnya terlihat mulai keriput, matanya sayu.

Baca juga: TPU Cikadut Kota Bandung Telah Menampung 2.420 Jenazah Covid, Ini Kapasitas yang Tersisa

Ia seakan tak kuat lagi, namun pekerjaan belum usai, Nurdin pun harus menahan lelah.

Meski wajah sudah terbilang tua, paras wajahnya tak lagi seperti dulu, dahi pipinya terlihat keriput namun semangatnya tak pernah pudar.

Laiaknya petarung action sampai titik darah penghabisan itulah yang menggambarkan pekerjaan Nurdin.

Nurdin mengaku sudah 5 hari tidak kembali ke rumah.

“Sudah 5 hari belum pulang mas, nggak sempat balik. Jumlah mayat meningkat terus, sehari bisa sampai 6 orang bahkan lebih,” ungkap Nurdin.

Bekerja di kamar mayat, bagi Nurdin sudah menjadi hal biasa, memandikan jenazah, mengkafaninya hingga menguburkan.

Namun berbeda dengan pasien Covid-19. Ia harus mengenakan APD lengkap.

Bekerja dengan APD dengan waktu lama mulai dari mewraping, memuat ke peti mayat akan membuat tubuh Nurdin penuh keringat.

“Panas mas, pakai APD berjam jam bekerja, berkeringat. Kadang APD itu pengen kita lepaskan saja. Tapi yo nggak bisa, bahayanya justru kita yang terpapar,” kata Nurdin.

Nurdin bersama dua rekan kerjanya pun terpaksa harus menginap di kamar mayat itu. Mereka istirahat di ruang mayat bersama mayat.

Proses pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Pedurenan Kota Bekasi, Minggu (7/6/2021)
Proses pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Pedurenan Kota Bekasi, Minggu (7/6/2021) (TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)

Menurut Nurdin dalam dua pekan terakhir merupakan puncak dari kasus Covid-19.

Hal itu terlihat dari banyaknya jumlah pasien Covid-19 yang meninggal.

Tak hanya pasien Covid-19, sejumlah pasien umum pun terpapar Covid-19.

“Gak pernah sampai sebanyak ini mayat mas. Ini sudah sangat mengerikan. Mayat datang tak hanya dari rumah sakit lagi, udah dari mana-mana,” kata Nurdin.

Bertugas di kamar mayat, Nurdin tak sendirian. Ia ditemani 2 orang rekannya, mereka tim yang solid bak keluarga dekat.

Tiga sekawan petugas kamar jenazah ini tak punya banyak kosakata untuk menceritakan perjalanan pekerjaan yang mereka lalui setiap hari.

Yang mereka tahu, hanya bergelut dengan jenazah. Memandikan mayat, mengkafani, mewrapping hingga menguburkannya di pemakaman.

Dia, Nurdin (50) tahun, Ninuk alias Siti Aminah (55) serta Syukur Latif (40) mereka sudah menua.

Tiga sekawan ini punya sederet cerita perjalanan yang hampir sama bak kisah sinetron 'persahabatan bagai kepompong'.

Kurun waktu 20 an tahun lamanya, ketiga sekawan ini telah melewati hari hari kerja bersama-sama di kamar mayat Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam yang berada di Tanjung Pinggir, Sekupang itu.

Jika Nurdin sudah 20 tahun bertugas, rekannya Ninuk juga sudah 21 tahun sementara Syukur baru 17 tahun rentang waktu kerja mereka tidak begitu jauh.

Puluhan tahun bertugas bersama, bukanlah waktu yang singkat bagi Nurdin, Ninuk dan Syukur.

Bahkan perjalanan kerja bersama dan kerjasama yang dilalui mereka melahirkan persahabatan yang erat bagi ketiga orang tua ini.

Nurdin seakan ingin mengungkapkan pengalaman mendalam yang dialaminya, namun ia terlihat lelah.

“Mas itu ada kopi, diminum loh,” ucap Nurdin menawarkan kopi yang di dalam teko.

Nurdin orangnya pendiam, senyumannya mahal. Jika orang pertama kali mengenalinya, Nurdin akan terlihat ‘jutek’ namun ternyata ia pria yang baik dan ramah.

Nurdin mengaku bekerja sebagai petugas kamar jenazah merupakan pekerjaan yang butuh pengorbanan dan hati yang ikhlas.

Bukan tanpa alasan, selain bertugas mengurusi mayat hingga ke pemakaman ia juga merangkap tugas sebagai supir mobil jenazah, ambulans.

Setiap kali ada pasien darurat dan penemuan mayat, ia harus terlibat.

Bekerja tak kenal waktu, bahkan hari weekend Sabtu dan Minggu pun harus masuk jika ada jenazah.

"Bersyukur saja, semua ada hikmahnya. Tuhan maha tau, berbuatlah yang terbaik selagi kita masih diberi kesehatan," ujar Nurdin penuh rasa bersyukur.

Diusianya yang tak lagi muda, Nurdin harus menghabiskan waktu dihari tuanya untuk bekerja bersama tiga rekan sejawatnya.

"Udah dulu iya, saya mau membersihkan jenazah kembali," tutup Nurdin mengakhiri perbincangan bersama Tribun malam itu. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)

Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul KISAH Nurdin, Sehari Wraping 7 Mayat Pasien Covid-19 di RSBP Batam, Sudah 5 Hari Tidur Bareng Mayat

Sumber: Tribun Batam
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas