Pemakaman Jenazah Penarik Becak yang Positif Covid-19 di Yogya Sempat Terkendala Biaya
Hidup sebatang kara, meninggal karena positif Covid-19, pemakaman penarik becak di Jogya terkendala biaya, jenazahnya 3 hari berada di RS.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Penarik becak bernama Bilal (84) yang ditemukan meninggal di atas becaknya dalam posisi meringkuk, ternyata positif Covid-19.
Kematian Bilal benar-benar memilukan, jenazahnya tak dapat segera dikebumikan karena terkendala biaya.
Lurah Patehan, Handani BS menjelaskan bahwa status almarhum Bilal yang terjangkit Covid-19 membuat petugas kepolisian yang hadir sejak petang harus menunggu petugas dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan BPBD Kota Yogyakarta.
Evakuasi harus sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
“Positif, dibawa ke RSUD Kota Yogyakarta. Setelah itu, kami informasi ke keluarga jika almarhum sudah ada di RSUD,” tambah Handani lagi.
Permasalahan tidak selesai sampai di sini.
Ahli waris satu-satunya itu tidak memiliki biaya memakamkan jenazah yang mencapai Rp 5 juta.
Jenazah Bilal masih ada di RSUD Kota Yogyakarta hingga tiga hari kemudian, Rabu (21/7/2021).
Mau tidak mau, sebagai Lurah, Handani harus menyelesaikan masalah ini.
“Saya inisiatif ke Bantul. Waktu itu sama Aiptu Sunaryanto, Panit I Binmas Polsek Kraton. Kami kesana murni mendorong keluarga untuk segera menyelesaikan administrasi di RS. Apalagi, jenazah pasien positif,” ucapnya.
Birokrasi bertumpuk dan berlarut-larut membuat Handani bingung.
Di satu sisi, ahli waris tak mau membayar dan tidak mau mengurus berkas penyerahan apabila memang tidak mampu untuk memakamkan jenazah.
Baca juga: Kisah Pilu Penarik Becak di Jogya Meninggal di Atas Becaknya, Ternyata Positif Covid-19
Di sisi lain, biaya bedah bumi tidak bisa ditanggung Dinas Sosial Kota Yogyakarta lantaran almarhum masih ada KTP dan memiliki ahli waris.
“Mau bagaimana lagi, ada aturan dan prosedur seperti itu,” katanya.