Pemakaman Jenazah Penarik Becak yang Positif Covid-19 di Yogya Sempat Terkendala Biaya
Hidup sebatang kara, meninggal karena positif Covid-19, pemakaman penarik becak di Jogya terkendala biaya, jenazahnya 3 hari berada di RS.
Editor: Theresia Felisiani
Atas nama kemanusiaan, Handani merelakan uang Rp 5 Juta dari kantong pribadinya untuk memakamkan Bilal.
Untuk biaya pemulasaraan Covid-19 masih menjadi tanggung jawab pemerintah, sehingga, Handani tidak membayar ke RSUD Kota Yogyakarta.
Dia tidak tega Bilal sudah berada tiga hari di RS dan tidak bisa dikebumikan apabila tidak ada biaya yang dibayarkan.
Keluarga pun tidak mau menerima apabila Bilal dimakamkan di Sewon, tempat sang anak tinggal.
Entah apa permasalahan dan mengapa hubungan mereka tidak harmonis, hanya Bilal dan sang anak yang tahu.
Baca juga: Pura-pura Jualan Oksigen untuk Pasien Covid-19 di Medsos, Pria di Gersik Tipu Korbannya Rp 7,5 Juta
“Kami cari pemakaman yang mudah, murah dan cepat. Akhirnya dapat di Karanganyar, Mergangsan. Di sana bersedia dengan biaya Rp 5 Juta. Ya sudah saya iyakan saja. Sudah tiga hari,” jelasnya.
Jasad Bilal pun akhirnya dikebumikan hari Kamis (22/7/2021) pukul 02.00 WIB oleh Tim Kubur Cepat (TKC) BPBD Kota Yogyakarta.
“Saya harap, kami semua bisa lebih baik melayani masyarakat. Semoga Pak Bilal bisa diterima di sisi-Nya. Amin,” tandas Handani.
Awal Diketahui Meninggal
Kisah pilu kematian akibat Covid-19 terus terdengar.
Hampir setiap hari, di rumah ibadah terdekat, pasti ada saja pengumuman kematian warga.
Satu cerita yang menyayat hati adalah kematian seorang penarik becak bernama Bilal berusia 84 tahun.
Sebatang kara dia meninggal di atas becaknya yang diparkir di Jalan Magangan Kulon di Kalurahan Patehan, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (19/7/2021) lalu.
Dia mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 18.15 WIB dan dilaporkan kepada RT serta Babinkamtibmas Polsek Kraton agar dilakukan uji swab antigen post mortem pada almarhum.