Kisah Pilu Pasien Covid-19 Diseret, Dipukuli dan Diasingkan Warga di Toba, Sang Istri Buka Suara
Erik Sianipar yakni keluarga dari Salamat Sianipar yang mengaku tidak ada maksud untuk melakukan penganiayaan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Nasib pilu dialami oleh seorang pasien Covid-19 di Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Selamat Sianipar ditarik-tarik oleh warga dan dipukuli dan sempat diasingkan dari kampungnya di Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen.
Sang istri, Risma Sitorus tak mampu berbuat banyak melihat suaminya diperlakukan tidak manusiawi.
Warga setempat masih menganggap bahwa Covd-19 adalah sebagai aib.
Baca juga: Mahfud MD: Covid-19 Bukan Konspirasi Global atau Bertujuan Membunuh Agama Tertentu
Risma pun akhirnya buka suara.
Ia mengaku suaminya Salamat Sianipar memang sempat dibawa ke lokasi isolasi yang jauh dari permukiman pada Rabu (21/7/2021) lalu.
Saat itu, suaminya kabur dari tempat isolasi dan kembali ke rumah dalam keadaan depresi lantaran diasingkan dari kampung.
Sampai di rumah, Salamat Sianipar mulai depresi.
Salamat Sianipar kemudian keluar rumah sambil meludahi tangannya dan mendekati warga.
"Dia mencoba menyentuh warga yang berada di dekatnya dengan berteriak dirinya tidak terpapar Covid-19," kara Risma Sitorus, Sabtu (24/7/2021).
Karena warga takut, mereka pun kemudian berkumpul dengan membawa bambu dan kayu pada Kamis (22/7/2021).
Alasan warga, mereka hendak mengamankan Salamat Sianipar.
Baca juga: Cara Cek Stok Obat Terapi Covid-19 di Apotek secara Online, Buka Link farmaplus.kemkes.go.id
Namun, yang terjadi justru mengarah pada tindak penganiayaan dan penyiksaan.
Salamat Sianipar yang mestinya mendapat perhatian khusus karena sempat diasingkan dari kampung itu kemudian diseret-seret di jalanan kampung.