Kronologi Warga Papua Dianiaya Oknum TNI AU, Korban Sempat Minta Makanan dalam Kondisi Mabuk
Berikut kronologi warga Papua dianiaya oknum TNI, korban disebut sempat meminta makanan dalam kondisi mabuk.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pemilik warung Padang Pariaman, Rahmat, ikut buka suara mengenai kronologi kejadian saat oknum TNI AU menganiaya warga Papua yang terjadi di Jalan Raya Mandala-Muli, Merauke.
Rahmat mengaku berada di sekitar lokasi kejadian saat peristiwa kekerasan itu terjadi.
Menurut Rahmat, peristiwa itu bermula saat korban bernama Steven meminta satu bungkus makanan di warung Padang miliknya.
Kemudian, korban pergi ke warung bubur ayam untuk meminta makanan lagi.
Baca juga: Oknum TNI AU Injak Kepala Warga, Ketua DPR Minta Aparat Negara Hindari Kekerasan
Kala itu, korban dalam kondisi mabuk hingga berbuat onar di warung makan bubur ayam.
Melihat ada keonaran, dua oknum TNI AU yang tengah lewat akhirnya mencoba mendatangi korban.
"Pas beliau (oknum TNI AU, red) datang pas dia dalam keadaan mabuk, lalu kemudian dia lihat onar di sana."
"Sehabis itu saya tidak tahu lagi karena melayani orang," kata Rahmat, dikutip dari tayangan YouTube, Kompas TV, Rabu (28/7/2021).
Setelah itu, diduga insiden kekerasan terjadi.
Baca juga: Kesaksian Pemilik Warung: Korban Kekerasan Oknum TNI AU di Merauke Sering Datang Dalam Kondisi Mabuk
Di sisi lain, Rahmat mengatakan, korban rupanya kerap datang untuk meminta makanan dalam kondisi mabuk.
Namun, saat kondisi sadar dan tidak mabuk, Rahmat menyebut korban cukup baik.
Biasanya, korban juga ikut membantu untuk memarkirkan kendaraan pelanggan di warung makannya.
"Sudah sering, baru-baru ini juga dia kembali, sebelumnya sudah lama tidak kembali."
"Kadang-kadang markir motor di sini, sering juga memaksa orang ngambil uang dari parkiran,"
"Tapi kalau dia tidak mabuk dia baik, tapi saat dia mabuk memang agak onar," ujarnya.
Baca juga: Istana Pastikan Anggota TNI AU yang Injak Kepala Warga Papua akan Diproses Hukum
Buntut TNI AU Injak Warga Papua, Danlanud Johannes Abraham Dimara Merauke Dicopot
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memerintahkan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo untuk mencopot Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto dari jabatannya sebagai Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Johanes Abraham Dimara di Merauke.
Selain itu, Hadi juga memerintahkan Fadjar mencopot jabatan Komandan Satuan Polisi Militer (Dansatpom) Lanud setempat.
Ia memerintahkan hal tersebut terkait insiden kekerasan yang melibatkan dua oknum TNI AU di Merauke pada Selasa (27/7/2021).
"Saya sudah memerintahkan KSAU untuk mencopot Komandan Lanud dan Komandan Satuan Polisi Militernya-nya."
Baca juga: Panglima TNI Perintahkan KSAU Copot Danlanud Merauke Terkait 2 Oknum yang Lakukan Kekerasan
"Jadi saya minta malam ini langsung serah-terimakan (jabatan). Saya minta malam ini sudah ada keputusan itu," kata Hadi ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (28/7/2021).
Ia menjelaskan keduanya dicopot karena tak dapat membina anggotanya.
Hadi juga mengungkapkan, dirinya marah dengan sikap dua oknum Satpom AU yang tak peka dan melakukan kekerasan terhadap penyandang disabilitas.
"(Alasan pencopotan) Karena mereka tidak bisa membina anggotanya. Kenapa tidak peka, memperlakukan disabilitas seperti itu. Itu yang membuat saya marah," kata Hadi.
Danlanud Johannes Abraham Dimara Merauke Minta maaf
Sementara itu, Komandan Lanud Johannes Abraham Dimara Merauke, Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto, telah meminta maaf sedalam-dalamnya atas kekerasan yang dilakukan anggotanya terhadap warga di Merauke.
Hal tersebut disampaikannya dikutip dari tayangan yang diunggah di kanal YouTube HUMAS LPRI MERAUKE, Selasa (27/7/2021).
"Kami sebagai Komandan Lanud Johannes Abraham Dimara Merauke menyampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya atas perilaku anggota kami yang berlebihan," kata Herdy.
Herdy menjelaskan, saat itu anggotanya memang melaksanakan penindakan terhadap warga.
Kejadiannya saat itu di warung bubur ayam.
Awalnya, anggotanya sedang berkendara melalui daerah tersebut kemudian melihat terjadi keributan di lokasi kejadian.
Kemudian anggotanya berhenti dan melihat.
Di sana kemudian ditemukan satu orang yang sedang mabuk dan meresahkan warga
Kemudian, kata dia, anggotanya menindak dan mengamankan orang tersebut.
"Namun memang tindakan yang anggota kami laksanakan secara refleks memang berlebihan, sehingga tentunya menjadi suatu gejolak dengan menginjak kepala tersebut," kata Herdy.
Baca juga: Buntut Oknum TNI AU Injak Seorang Warga di Merauke, KSAU Minta Maaf
Namun demikian, kata Herdy, orang tersebut kemudian dibawa dan dilepas untuk kembali pulang ke rumah.
"Atas laporan tersebut anggota kami sudah kami laksanakan penindakan, tentunya kita periksa kemudian tentunya kita akan laksanakan pembinaan," kata Herdy.
(Tribunnews.com/Maliana/Gita Irawan)