Ratusan Prajurit TNI Akan Dilibatkan Syuting Film Berlatar Sejarah Operasi Seroja 1975
Film tersebut terinspirasi dari buku berjudul Believe yang disusun berdasar perjalanan hidup Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan prajurit TNI akan ikut bermain peran dalam film berlatar sejarah Operasi Seroja tahun 1975.
Film berjudul BELIEVE - The Ultimate Battle itu terinspirasi dari buku berjudul Believe yang disusun oleh Valent Hartadi berdasarkan sejarah perjalanan hidup Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres).
Film itu mengisahkan perjalanan hidup seorang prajurit veteran perang 1975 yang menghadapi kenyataan pahit.
Baca juga: Film Gladiator II Mulai Tayang 13 November 2024, Ini Jadwalnya di Bioskop Jakarta
Kenyataan pahit itu ditemui saat pengorbanannya di medan perang tak sepenuhnya dipahami oleh keluarga dan anaknya.
Sementaraang anak dihadapkan oleh bayang-bayang ketidakhadiran ayahnya tumbuh sebagai remaja yang kurang disiplin.
Kematian ayahnya pun membuka matanya pada kebenaran pengorbanan ayahnya.
Terinspirasi, sang anak mengikuti jejak ayahnya memasuki dunia militer dan menghadapi tantangan serta pergolakan batinnya sendiri.
Berdasarkan keyakinan atas segala tindakan yang diambilnya, akhirnya menemukan jalan yang mengubah kehidupannya.
"Untuk TNI tentu saja (ikut serta), karena ternyata banyak lho bakat-bakat dari TNI yang bisa kita kembangkan. Ada ratusan ya TNI. Ada ratusan TNI," kata Produser film tersebut Celerina Tjandra Judisari jumpa pers pemutaran Trailer film BELIEVE - The Ultimate Battle di Jakarta Pusat pada Jumat (8/11/2024).
Untuk itu, ia mengatakan pihaknya menggelar pelatihan kepada para prajurit TN yang turut berperan dalam film tersebut.
Selain itu, terdapat juga para aktor yang berperan sebagai prajurit TNI.
Dalam pelatihan tersebut, ungkapnya, para aktor dan prajurit TNI tersebut kemudian saling melatih.
"Ya tentunya ada cast-cast (aktor-aktor) yang pendalaman karakternya memang ada disitu, dibutuhkan. Tetapi kita juga membutuhkan TNI yang dia sudah mempunyai body language-nya secara otomatis sebagai TNI. Tapi dia nggak bisa ber-acting. Jadi kita cross. Ada itu workshopnya," ungkapnya.