Selama Bulan Juli, 570 Jenazah di Kota Yogyakarta Dimakamkan dengan Prosedur Prokes Covid-19
Dari Agustus 2020 sampai sekarang, ada 1.070 orang dimakamkan, sementara sejak 3 Juli 2021 sampai sekarang ada 570 orang
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja Azka Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Melonjaknya penularan COVID-19 di Kota Yogyakarta sepanjang Juli 2021 berdampak signifikan pada angka kematian akibat paparan virus tersebut.
Sejak 3 Juli 2021, tercatat telah dilakukan 570 pemakaman jenazah dengan prosedur khusus sesuai prokes COVID-19.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nurhidayat menandaskan, jumlah tersebut, sudah melebihi catatan pemakaman berprosedur khusus, dalam rentang waktu Agustus 2020-Juli 2021.
Sehingga, kondisinya memang mengkhawatirkan.
"Dari Agustus 2020 sampai sekarang, ada 1.070. Kemudian, sejak 3 Juli 2021 sampai sekarang, ada 570.
Baca juga: Berikut Jam Terpadat Pengendara Melintas di Jalan Lenteng Agung selama PPKM Level 4 Diberlakukan
Jadi, selama PPKM Darurat jumlahnya sama, atau bahkan melebihi setahun yang lalu," ungkapnya, Jumat (30/7/2021).
Ia menyampaikan, jumlah tersebut mencakup warga yang meninggal di rumah saat menjalani isolasi mandiri, serta yang menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit. Menurutnya, mayoritas yang meninggal dunia ketika menjalani isoman, statusnya sudah lanjut usia.
"Yang meninggal saat isoman itu sekitar 200an. Rata-rata memang sudah sepuh dan punya komorbid diabetes dan sebagainya. Prosedurnya evakuasi dulu ke rumah sakit, setelah itu baru dimakamkan," ucap Nurhidayat
Lonjakan kasus kematian tersebut, membuat pihaknya dituntut melakukan pemakaman dengan prosedur khusus setidaknya antara 30-40 jenazah dalam satu hari. Alhasil, keenam tim kubur yang dimiliki BPBD Kota Yogyakarta dibuat kewalahan, karena kekurangan personel.
"Makanya, kita libatkan masyarakat di wilayah masing-masing, melalui KTB (Kampung Tangguh Bencana). Jadi, kedepannya, kami berharap, bisa ada tim pemakaman di setiap perkampungan itu," tandas Kalak BPBD.
Menurutnya, relawan pun tidak perlu khawatir, lantaran pihaknya tetap memfasilitasi terkait edukasi pemakaman, maupun alat pelindung diri (APD) untuk bertugas. Sampai sejauh ini, BPBD Kota Yogyakarta sudah merealisasikan tim pemakaman di seluruh kecamatan di kota pelajar.
Baca juga: Banyak PKL Alun-alun Klaten Belum Mulai Berjualan Lagi, Ternyata Ini Alasannya
"Sekarang di semua kecamatan sudah ada timnya. Dulu sebenarnya relawan di kampung juga sudah kita latih, ya, cuma persoalannya kan harus mau dan mampu. Edukasi prokes dan APD, semua kita fasilitasi," ujarnya.
"Ketersediaan APD sudah kami perhitungkan, dengan estimasi sampai tiga bulan kedepan, itu masih tercukupi, tidak ada kendala. Mudah-mudahan saja, kasusnya juga turun, tidak melonjak lagi," imbuh Nurhidayat.
Ia pun mengaku optimis, PPKM Darurat dan dilanjutkan PPKM Level 4 hingga 2 Agustus mendatang bisa menekan tingkat sebaran COVID-19 di Kota Yogyakarta. Terbukti, dalam kurun waktu tiga hari belakangan, permintaan pemakaman berprosedur khusus mulai turun.
"Dalam tiga hari terakhir, rata-rata setiap harinya itu konsisten 20 ke bawah. Jadi, sejauh ini memang sudah menunjukkan tren penurunan," katanya. (aka)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Sepanjang Juli 2021, 570 Jenazah di Kota Yogyakarta Dimakamkan Dengan Prosedur COVID-19