Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Lesty yang Pertama Kali Hubungi Kapolda Sumsel soal Rencana Sumbangan Rp 2 Triliun Akidi Tio

Diketahui, sumbangan Rp2 triliun yang dijanjikan oleh Heriyanti, anak Akidi Tio menimbulkan polemik.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sosok Lesty yang Pertama Kali Hubungi Kapolda Sumsel soal Rencana Sumbangan Rp 2 Triliun Akidi Tio
Dok Polda Sumsel
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri, bersama Gubernur Sumsel Herman Deru menerima bantuan sebesar Rp 2 triliun dari pengusaha asal Langsa, Aceh Timur untuk dana penanganan Covid-19, Senin (26/7/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Polemik hoaks sumbangan Rp 2 triliun keluarga Akidi Tio untuk membantu penanggulangan pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) memasuki babak baru.

Kini muncul nama Lesty Nurainy yang disebut-sebut pihak yang pertama kali menginformasikan rencana sumbangan Rp 2 triliun kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri.

Lalu siapa sebenarnya Lesty Nurainy?

Dikutip dari Tribun Sumsel, Lesty Nurainy adalah pejabat di Pemprov Sumsel.

Saat ini dia menjabat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.

Pernyataan bahwa Lesty menghubungi Kapolda pertama kali diungkap oleh Kapolda Sumsel langsung saat menyatakan permintamaafannya terkait sumbangan Rp2 Triliun Akidi Tio.

Profil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Lesty Nurainy, Kamis (8/7/2021).
Profil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Lesty Nurainy, Kamis (8/7/2021). (TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA TRISNAWATI)

Diketahui, sumbangan Rp2 triliun yang dijanjikan oleh Heriyanti, anak Akidi Tio menimbulkan polemik.

Berita Rekomendasi

Sebab sampai saat ini, uang itu belum juga diserahkan.

Hasil penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), saldo di rekening Heriyanti jumlahnya jauh dari Rp2 triliun.

Irjen Eko Indra Heri yang kelahiran Palembang ini meminta maaf atas kegaduhan yang menyelimuti rencana pemberian dana bantuan dari keluarga mendiang Akidi Tio.

Baca juga: Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet Berakhir di Meja Hijau, Bagaimana dengan Hoaks Rp 2 Triliun Akidi Tio?

Eko mengakui kehebohan yang terjadi tidak terlepas karena kelalaiannya sebagai individu.

"Ini terjadi karena tidak kehatian-hatian saya selaku individu," ujarnya saat menyampaikan pernyataan di Gedung Promoter Mapolda Sumsel.

Dalam kesempatan ini, mantan Kapolres Lahat tersebut juga menjelaskan awal mulai dari rencana pemberian dana bantuan yang hingga kini belum bisa dipastikan tersebut.

Ia mengaku, tahu perihal sumbangan itu setelah dihubungi Kadinkes Sumsel, Lesty Nurainy bahwa keluarga Akidi Tio akan memberikan sumbangan yang akan disampaikan melalui Prof Dr dr Hardi.

"Kami bertiga, saya, Bu Kadinkes dan bapak Prof Hardi berada dalam kesatuan yang sama yakni penanganan covid-19. Saat itu beliau menyampaikan bahwa sumbangan tersebut bersifat pribadi kepada saya," ungkapnya.

Selanjutnya kapolda mengaku sudah kembali bertanya untuk mempertegas peruntukan dari dana bantuan tersebut.

"Kemudian saya tanyakan maksud dan tujuannya, (mereka jawab) hanya untuk masyarakat Sumsel baik untuk penanganan covid maupun kesehatan," ujarnya.

"Saya tanyakan lagi, ini untuk saya (pribadi) atau untuk kapolda. Jawab mereka untuk saya selaku pribadi, tapi tujuan amanah ini harus disampaikan," katanya menambahkan.

Diakui Kapolda, dirinya tidak mengenal secara langsung sosok Heriyanti.

Sebab selama ini hanya mengenal langsung Akidi Tio semasa hidup dengan anak pertama pengusaha tersebut yang bernama Johan alias Ahok yang kini juga sudah meninggal dunia.

"Untuk Heriyanti, saya tidak terlalu kenal karena saya lebih dekat dengan orang tuanya dan kakak pertamanya," kata Eko.

Bahkan Heriyanti juga tidak hadir dalam pertemuan dengan Kadinkes Sumsel dan Prof Dr Dr Hardi Darmawan saat membahas rencana pemberian dana bantuan tersebut.

"Hanya profesor yang menyampaikan kepada saya bahwa akan ada sumbangan dari keluarga Akidi sebanyak Rp 2 triliun. Uangnya dalam bentuk cek, besok akan diberikan hari senin berikutnya (2 Juli 2021)," ungkapnya.

Kapolda berujar, dirinya mendapat pesan untuk menyampaikan dana bantuan yang akan diberikan secara transparan kepada masyarakat termasuk Forkopimda.

Itulah mengapa, kata Kapolda, saat penyerahan secara simbolis dilakukan pada Senin (26 Juni 2021) lalu, sejumlah perwakilan Forkopimda termasuk Gubernur Sumsel, Herman Deru juga turut hadir menyaksikan.

"Itulah kenapa pada saat penyerahan ada Forkompinda dan semua hadir," ujarnya.

Kapolda sempat kembali menanyakan terkait dana bernilai fantastis tersebut.

"Sekali lagi saya sempat mengecek ada atau tidaknya dana itu. Dijawab belum ada sedang urus Insya Allah Senin akan turun. Tapi sampai sekarang kita sudah tahu prosesnya memang dana itu belum ada," ucapnya.

Atas kehebohan yang terjadi, Kapolda mengatakan, dirinya sudah memaafkan semua pihak.

Termasuk keluarga mendiang Akidi Tio maupun orang-orang yang saat ini menghujatnya.

"Oleh karena itu kita sadari terlepas ada atau tidaknya dana itu. Saya dalam kondisi yang seperti ini selaku pribadi sudah memaafkan kepada keluarga besar Akidi maupun yang lain- lain. Baik itu yang menghujat, mencaci-maki. Baik kepada saya pribadi maupun yang lainnya," ujarnya.

"Selain itu saya juga mengucapkan terimakasih kepada mereka-mereka yang berempati terhadap kejadian ini. Saya sudah memaafkan semua dan berterima kasih walaupun ada atau tidaknya dana ini nanti," katanya menambahkan.

Tribunsumsel.com saat ini masih berupaya mengonfirmasi Kadinkes Sumsel tentang kronologi sumbangan ini.

Profil Lesty Nurainy

Lesty Nurainy merupakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.

Catata Tribun Sumsel yang pernah mewawancarainya, ia mempunyai hobi memasak.

Untuk itu pagi-pagi ia pun sudah bangun dan memulai aktifitasnya di rumah sebelum berangkat kerja.

"Sejak dari sekolah saya sudah terbiasa bangun pukul 2.00 pagi. Bedanya kalau sekolah bangun untuk belajar, kalau sekarang bangun untuk menyelesaikan tugas pekerjaan yang belum selesai baru kemudian masak," kata Lesty, Kamis (19/9/2019)

Lesty yang mengawali karir ASN nya di tahun 1989 di Balai Besar Laboratorium Kesehatan mengatakan, meskipun ada asisten rumah tangga ia tetap terjun langsung untuk memasak.

"Jabatan saya yang utama adalah sebagai istri dan ibunya anak-anak. Ini jabatan yang nggak ada pensiunnya. Kalau saya bekerja karena diizinkan suami, jadi rasanya sudah terimakasih sekali diberikan ijin itu, apalagi didukung sepenuhnya juga oleh anak-anak," kata Lesty yang pernah menjadi Kepala Bapelkes

Menurutnya pelajaran yang terbaik didapat dari mengurus rumah tangga, pada prinsipnya saya jadikan keluarga ini sebagai sebuah tim. Jadi saling membantu untuk menggoalkan tujuan masing-masing anggota tim.

"Ini merupakan kekuatan yang sangat besar bagi saya untuk bisa menjalankan tugas pekerjaan dengan baik dan semangat. Pesan saya untuk anak muda sekarang, peran wanita itu sangat besar untuk mencetak sumber daya yang sehat, cerdas dan produktif," ungkapnya.

Maka menurutnya, jadi wanita harus berpendidikan baik, maju tapi tidak melupakan peran utamanya sebagai istri dan ibu, karena itulah yang paling cocok sebagai seorang wanita dan kalau bekerja atau berkarier itu merupakan peran tambahan.

"Kalau saya pagi-pagi suka masak itu senang bisa lihat suami dan anak-anak makan dan semangat menikmati sarapan. Kalau pagi menu yang sering dimasak itu nasi goreng (nasgor)," bebernya.

Sebab menurutnya menu nasgor sangat disukai, karena bisa dikreasikan berbagai rasa seperti nasgor cabe rawit pakai teri, nasgor pakai telor, nasgor seafood, nasgor dengan bumbu kari dan lain-lain.

Selain itu menu yang tak boleh ketinggalan sayur, meskipun hanya sebagai lalapan harus ada sayur.

"Saya suka masak yang inovasi saya sendiri. Jadi menunya nggak ada namanya, tergantung stok bahan yang ada. Kalau jalan-jalan atau tugas kemana-mana, oleh-oleh yang biasa dibeli juga bahan makanan dan alat masak. Anak-anak juga begitu," katanya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada statmen dari Lesty terkait ia disebut menghubungi Kapolda terkait sumbangan Rp2 Triliun.

Hasil Penelusuran PPATK

Penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan hasil bahwa jumlah uang yang tersimpan di rekening anak bungsu mendiang pengusaha Akidi Tio, Heriyanti, dan pihak terkait, tak sampai Rp 2 triliun.

"Dalam perjalanannya, kita melihat bahwa ini ada inkonsistensi yang sangat besar antara penyumbang dengan uang sumbangannya karena aktivitas rekening yang dimiliki Heriyanti dan pihak terkait lainnya itu bisa dikatakan sangat rendah, jauh dari Rp 2 triliun," ujar Kepala PPATK Dian Ediana Rae dalam program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV dilansir dari kompas.com, Rabu (4/8/2021).

Berdasarkan penelusuran tersebut, PPATK kemudian mengambil kesimpulan bahwa jumlah uang yang tersimpan di rekening Heriyanti dan pihak terkait sangat kontras dengan janjinya yang akan menyumbangkan Rp 2 triliun.

Di mana dana Rp 2 triliun akan disumbangkan guna membantu penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan.

"Kita sudah telusuri semua rekening terkait dan kita bisa simpulkan secara kualitatif bahwa memang jauh dari memadai untuk bisa memenuhi sumbangannya yang sudah dijanjikan (Rp 2 triliun)," kata Dian.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Profil Lesty Nurainy Kadinkes Sumsel, Pertama Kali Hubungi Kapolda Sumsel Terkait Sumbangan Rp 2 T

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Kata Kapolda Sumsel Tentang Kronologi Sumbangan Rp2 Triliun, Awalnya Dihubungi Kadinkes Sumsel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas