Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil AKBP Sumarni, Kapolres Perempuan yang Kini Tangani Kasus Tewasnya Ibu dan Anak di Subang

Berikut ini profil AKBP Sumarni, Kapolres Subang yang kini tengah tangani kasus tewasnya ibu dan anak.

Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Profil AKBP Sumarni, Kapolres Perempuan yang Kini Tangani Kasus Tewasnya Ibu dan Anak di Subang
tribunjabar/fauzi noviandi
AKBP Sumarni semasa menjabat Kapolres Sukabumi Kota. Kini AKBP Sumarni menjadi Kapolres Subang 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil AKBP Sumarni, Kapolres Subang yang kini tengah tangani kasus tewasnya ibu dan anak.

Polres Subang saat ini tengah menyelidiki kasus tewasnya ibu dan anak, Tuti (55) dan Amelia Mustika Ratu (23).

Keduanya ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan di dalam bagasi mobil Alphard yang diparkir di halaman rumah mereka di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Subang, Rabu (18/8/2021).

Polisi telah memeriksa sejumlah saksi-saksi dan melakukan sejumlah langkah penyelidikan lainnya.

Namun, hingga saat ini, Jumat (20/8/2021), polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus yang diduga kasus pembunuhan ini.

Baca juga: Kasus Tewasnya Ibu dan Anak di Subang, Pengakuan Suami hingga Dugaan Sosok Pelaku

Pengungkapan kasus ini tentunya dipimpin oleh AKBP Sumarni, Polwan yang baru dua pekan menjabat sebagai Kapolres Subang.

Profil AKBP Sumarni

Berita Rekomendasi

AKBP Sumarni berasal dari Pontianak.

Ia lahir pada 7 November 1977 atau saat ini berusia 43 tahun. 

AKBP Sumarni resmi menjabat sebagai Kapolres Subang pada 6 Agustus lalu.

Dengan demikian, ia baru menjabat sebagai Kapolres Subang sekira dua pekan.

Kapolres Subang AKBP Sumarni saat meninjau lokasi penemuan mayat dua wanita di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Kapolres Subang AKBP Sumarni saat meninjau lokasi penemuan mayat dua wanita di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat. (Dwiki Maulana Velayati/Tribun Jabar)

Sebelum menjadi Kapolres Subang, ia dipercaya sebagai Kapolres Sukabumi Kota.

Ditilik dari riwayat kariernya, ia berpengalaman di bidang pengungkapan korupsi.

Di antaranya, ia pernah bertugas di Dit Tipidkor Bareskrim Polri.

Baca juga: Polisi Duga Pelaku Pembunuhan di Subang Mengenal Korban dan Mengetahui Situasi Dalam Rumah

Di Dit Tipidkor Bareskrim Polri, ia menjabat sebagai Kanit Subsidt III hingga akhrinya ia dipercaya menjadi Kapolres Sukabumi Kota pada Mei 2020.

Sebelumnya, ia juga pernah penyidik di Komisi Pemberatasan Korupsi selama 4 tahun.

Dikutip dari TribunJabar, AKBP Sumarni merupakan perwira Polri non Akpol yang berprestasi.

Selain bertugas di Dit Tipidkor Bareskrim Polri dan KPK, ia juga pernah bertugas di Polda Kalimantan Barat. 

Pernah Tulis Buku tentang Antikorupsi

Saat bertugas di Polda Kalimantan Barat pada 2015, Sumarni yang saat itu masih berpangkat Kompol pernah menulis buku tentang antikorupsi. 

Buku berjudul Salam Zero itu mengulas tentang Kapolda Kalbar yang saat itu dijabat Brigjen Arief Sulistyanto. 

Dikutip dari TribunPontianak, Kompol Sumarni mengaku inspirasi awal hingga ia menuliskan buku Salam Zero adalah ia ingin jika pola-pola kepemimpinan maupun sikap zero tolerance yang dilakukan oleh Brigjen Arief dapat menjadi inspirasi bagi anggota kepolisian lainnya.

“Tujuannya untuk menginspirasi generasi pimpinan polri, pola-pola yang dikerjekan bisa dicontoh baik oleh polisi di Kalbar maupun di Indonesia,” kata istri dari AKBP Guntur Rahayu ini.

Sumarni berpendapat jika semua polisi dapat bersikap dan bertindak zero tolerance seperti yang dicontohkan oleh Brigjen Arief, ia yakin kepolisian akan dicintai oleh masyarakat.

“Kalau semuanya bisa seperti beliau insyaallah polisi bisa dicintai masyarakat,” kata Sumarni.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Kemungkinan Orang Dekat

Sumarni mengaku butuh waktu tiga bulan baginya untuk menulis buku Salam Zero.

Ia mendapat dukungan dari suami tercintanya dalam mendorong dirinya untuk menulis.

Apalagi bahan penulisan juga tak jauh darinya.

“Setiap catatan yang terkumpul saya tulis. Harapannya buku ini bisa menjadi referensi maupun inspirasi, pola kepemimpinan minimal bisa dicontoh."

"Di sini pak Arief banyak mendapat dukungan dari masyarakat karena pola-pola yang beliau kerjakan,” katanya.

Sumarni mengaku tak kesulitan membagi waktu selama menulis maupun tugas dan mengurus keluarga.

”Membagi peran saat menulis itu gak susah ya, kadang sambil nunggu anak sekolah saya kerjain, karena setiap perintah beliau kan saya catat ya,” ujarnya. 

Buku Salam Zero berisikan 186 halaman dengan cover Brigjen Arief yang sedang memegang perisai menangkis mata panah yang diikuti lembaran uang.

Terdiri dari 29 bab di antaranya bab berisikan komitmen integritas hingga bab 29 dengan judul salam zero.

Bab salam zero mendefinisaikan maksud salam yang dikampanyekan oleh Brigjen Arief, dibentuk oleh lima jari, telunjuk dan jempol membentuk huruf 0 yang menandakan zero pungli, zero penyimpangan, zero tolerance.

Tiga jari lainnya tegak, jari tengah yang berarti tetap berpegangan kepada Pancasila, jari manis melambangkan Tribrata dan jari kelingking melambang catur prasetya.

Baca juga: Sederet Fakta Baru Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Hasil Autopsi Hingga Petunjuk Jejak Kaki

(Tribunnews.com/Daryono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas