Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sesali Perbuatan Biadabnya, Arsyad Bersujud di Hadapan Janazah Sang Ayah

Pembunuhan ini melibatkan satu keluarga, di mana anak tega menikam dua orang keluarganya hingga tewas berdarah-darah.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sesali Perbuatan Biadabnya, Arsyad Bersujud di Hadapan Janazah Sang Ayah
Warta Kota/Rangga Baskoro
Pisau yang digunakan S untuk menikam Topan di Johar Baru, Jakarta Pusat Senin (4/9/2017) 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Kasus pembunuhan sadis terjadi di Medan, Sumatera Utara.

Pembunuhan ini melibatkan satu keluarga, di mana anak tega menikam dua orang keluarganya hingga tewas berdarah-darah.

Karena dipenuhi kemarahan M Arsyad Kertonawi (20) membunuh kakaknya, Rizky dan ayahnya sendiri, Sugeng pada Sabtu (28/8/2021) malam.

Rizky dan ayahnya bernama Sugeng kini telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) sekitar rumahnya, Jalan T Amir Hamzah/Jalan Wakaf, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Minggu 29/8/2021).

Di tengah proses pemakaman, Muhammad Muslim selaku tetangga menceritakan dua hari sebelum kejadian Sugeng dikabarkan jarang keluar rumah karena sakit.

"Dua hari sebelum kejadian sempat saya tanya (kepada Arsyad) kenapa ayahnya jarang keluar. Ternyata lagi sakit atau kurang sehat," sebutnya.

Baca juga: Pembunuhan di Subang, Yosef Merasa Terpojok Publik Sudah Menduga Dialah Pelakunya

Ia pun mengungkapkan, Arsyad adalah anak yang ramah dan sering berada di mesjid untuk salat.

Berita Rekomendasi

Selain itu juga, Arsyad orang yang sering bertegur sapa dengan tetangganya.

Ia ungkap Arsyad sejauh ini belum pernah dirundung masalah.

"Tapi kalau ada urusan keluarga kita tidak tahu. Semalam pun saya masih bertanya ke Arsyad ayah dimana. Dijawabnya di rumah," ucapnya.

Dikatakan, Arsyad juga bukan orang tempramental, tidak pernah milih - milih, apa pun dikerjakan.

Baca juga: Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Pemuda Jombang yang Mayatnya Ditemukan di Bawah Pohon

Arsyad dulu disebutkan bekerja serabutan. Kadang kala buat kerajinan pot bunga, bekerja di Doorsmeer di sekitar rumahnya.

"Umurnya 20-an, abangnya 21 tahun. Udah tamat sekolah sama abangnya. Masyarakat tidak menyangka sama sekali lah pokoknya," tutupnya.

Kronologis Kejadian

Sejumlah warga mengatakan, aksi pembunuhan sadis ini berlangsung sekira pukul 19.30 WIB.

Malam itu, Arsyad sempat dikabarkan meminta uang pada ayahnya karena alasan ada keperluan.

Namun sang ayah disebut tidak memberikan uang yang diminta Arsyad.

"Gara-gara duit bang. Dia minta uang enggak dikasih, kemudian ribut sama ayahnya," kata Adun warga sekitar.

Baca juga: Pembunuh Wanita Paruh Baya di Tanah Bumbu Ditangkap, Ini Sosok dan Motif Membunuh

Entah kenapa, tiba-tiba Arsyad bak orang kesurupan.

Dia berjalan menuju dapur, lalu mengambil pisau dan menikam perut ayahnya.

Begitu pisau menghujam perut Sugeng, korban sempat melawan.

Saat perlawanan terjadi, Arsyad kembali menghujamkan pisau, hingga mengenai lengan kiri ayahnya.

Akibat kejadian ini, lengan kiri ayah pelaku robek.

Abang kandung pelaku bernama Rizky Sabriani sempat berusaha melerai pertikaian itu.

Namun nahan, ia juga kena tikam di perut dan dagu.

Saat kejadian, Rizky ditemukan meninggal dunia di dalam kamar.

Sementara ayah pelaku ditemukan di samping rumah.

Cekcok dengan Rizky

Sementara itu, rekan pelaku bernama Iam mengatakan bahwa sebelum kejadian, Arsyad cekcok dengan abang kandungnya.

Peristiwa ini sudah beberapa minggu lalu terjadi.

Kala itu, sang kakak disebut telah menggadaikan handphone milik ibu mereka.

Arsyad yang tidak terima meminta Rizky untuk menebus HP tersebut.

Arsyad memberi Riski waktu 1 x 24 jam untuk mengembalikan HP milik ibu mereka.

"Dia (Arsyad) memang enggak cocok sama abangnya," kata Iam.

Namun, Iam tak menjelaskan apakah HP yang digadai itu sudah dikembalikan atau belum.

Hanya saja, kata Iam, Arsyad sempat meminta tolong pada teman-temannya untuk memberi pelajaran pada sang kakak.

Namun Iam dan teman-teman lain berusaha meredakan amarah Arsyad.

Kuat dugaan, masalah ini pula yang membuat Arsyad tega menikam abangnya hingga tewas di dalam kamar.

Sosok Pelaku di Mata Teman

Arsyad, pembunuh ayah dan abangnya dikenal sebagai pribadi yang pendiam.

Selama ini, Arsyad juga jarang bergabung dengan teman-teman satu lingkungan.

Hal itu disampaikan Adit, teman sekaligus tetangga pelaku.

"Dia jarang gabung sama kami. Yang sering gabung itu abangnya," kata Adit.

Adit pun heran, kenapa Arsyad tega menghabisi ayah dan abang kandungnya.

Padahal selama ini Adit tidak pernah dengar kabar jika Arsyad punya masalah dengan keluarganya.

"Enggak pernah dengar ada ribut-ribut. Biasa aja," kata Adit.

Adit pun mengatakan, bahwa dia kehilangan sosok teman yang baik dan mudah bergaul.

Adit mengaku, dirinya lebih dekat dengan Riski.

"Kalau abangnya sering ke masjid. Orangnya humorris dan suka bercanda," kata Adit.

Kendati demikian, Adit berharap masalah ini bisa terungkap dengan jelas, sehingga tidak ada kesimpangsiuran informasi soal peristiwa ini.

Sujud di Depan Jenazah Ayahnya

Sejumlah warga yang ada di lokasi pembunuhan mengatakan bahwa Arsyad tidak melarikan diri pascamembunuh ayah dan abang kandungnya.

Menurut warga, Arsyad terdiam di dalam rumah.

Bahkan saat itu dia bersujud di depan jenazah ayahnya, seolah menyesali perbuatannya.

Dari keterangan masyarakat, pisau yang dipakai Arsyad membunuh ayahnya ditemukan di dapur rumah.

Dia pun mengakui sudah khilaf menghabisi orangtua yang selama ini membesarkannya.

Ditahan di Polsek Medan Barat

Setelah membunuh ayah dan abang kandungnya, Arsyad memilih tidak melarikan diri.

Warga yang ada di lokasi kemudian mengubungi petugas Polsekta Medan Barat.

Begitu menerima laporan, polisi langsung menyambangi lokasi kejadian.

Arsyad yang berada di rumahnya langsung dibekuk dan digelandang ke kantor polisi.

Kanit Reskrim Polsek Medan Barat AKP Prastyo mengatakan pelaku masih dimintai keterangannya.

Prastyo bilang, pihaknya masih mendalami kasus ini.

Perwira berpangkat tiga balok emas di pundak itu juga memohon doa agar kasus ini bisa segera diungkap.

Picu Kerumunan Massa

Lokasi pembunuhan di Jalan Wakaf, Lingkungan X/XV, Kelurahan Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat dipadati ratusan masyarakat.

Warga berdesak-desakan hendak masuk ke rumah tempat dimana Sugeng dibunuh oleh anaknya bernama M Arsyad.

Dikhawatirkan, lokasi pembunuhan ini bakal menjadi kluster baru penyebaran Covid-19.

"Sudah bubar, apalagi yang mau dilihat. Sudah enggak ada apa-apa di sini," teriak anggota kepolisian berseragam sipil, Sabtu (28/8/2021).

Meski sudah dibubarkan, warga tak mau tahu dengan imbauan polisi.

Mereka tetap berusaha merangsek masuk ke rumah lokasi pembunuhan.

Bahkan, beberapa warga tampak sibuk mengabadikan lokasi kejadian menggunakan kamera selularnya.

Karena warga tak mau bubar, anggota TNI yang kebetulan ada di lokasi ikut berusaha membubarkan kerumunan.

Namun tetap saja, warga berkerumun.

Bahkan beberapa diantaranya tidak menggunakan masker.

Sampai detik ini, lokasi kejadian masih padat.

Saking padatnya, arus lalu lintas di lokasi macet total.

Mobil yang hendak melintas terpaksa berjalan lamban menembus kerumunan masyarakat.

(Goklas Wisely /tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul CERITA TETANGGA Soal Komunikasi Terakhir dengan Arsyad, Sebelum Tikam Ayah dan Abang Sendiri

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas