Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kawanan Monyet di Objek Wisata Monkey Forest ke Luar Hutan 'Cari Makan' ke Desa Tetangga

Dikarenakan pasokan makanan di tengah hutan berkurang, kawanan monyet yang dulu berada di dalam hutan merangsek keluar hutan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kawanan Monyet di Objek Wisata Monkey Forest ke Luar Hutan 'Cari Makan' ke Desa Tetangga
Tribunnews.com/Dewi Agustina
Suasana di objek wisata Monkey Forest Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali sebelum pandemi Covid-19. Foto diambil Oktober 2018. 

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Monyet-monyet di objek wisata Monkey Forest Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali akhir-akhir ini mulai keluar hutan untuk mencari pakan.

Tak sedikit dari monyet-monyet itu yang ditemukan berada di kawasan desa tetangga.

Berkeliarannya monyet-monyet di objek wisata Monkey Forest Ubud itu diduga karena mulai kekurangan makanan akibat tidak adanya kunjungan wisatawan.

Selain itu, pihak pengelola juga saat ini sudah mulai kesulitan biaya dalam memenuhi makanan monyet.

Berdasarkan data yang dihimpun Senin 6 September 2021, saat ini jumlah monyet di Objek Wisata Monkey Forest Ubud sekitar seribuan monyet.

Selama ini mereka terbagi menjadi tiga kawanan, yakni ada yang menempati posisi hutan paling dalam, tengah-tengah dan sisi hutan yang dekat dengan jalanan raya atau pemukiman warga.

Suasana di objek wisata Monkey Forest Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali sebelum pandemi Covid-19.  Foto diambil Oktober 2018.
Suasana di objek wisata Monkey Forest Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali sebelum pandemi Covid-19. Foto diambil Oktober 2018. (Tribunnews.com/Dewi Agustina)

Dikarenakan pasokan makanan di tengah hutan berkurang, kawanan monyet yang dulu berada di dalam hutan merangsek keluar, sehingga saat ini monyet yang menempati sisi luar hutan menjadi tersisih.

Berita Rekomendasi

Mereka yang terdesak dan tak bisa melawan kawanan monyet penghuni hutan dalam, memilih untuk keluar hutan mencari makanan.

Baca juga: Kemunculan Monyet Putih di Pecatu Bali Viral di Media Sosial, Diyakini Sebagai Pertanda Baik

Hal tersebut yang mengakibatkan ada monyet yang sampai masuk ke rumah atau perkebunan warga.

Bendesa Padang Tegal, Made Gandra mengatakan, saat ini pengelola Monkey Forest Ubud telah kewalahan memberi pakan monyet.

Sebab hampir dua tahun ini, objek yang dulunya menjadi primadona Ubud tersebut tidak ada kunjungan wisatawan.

Dengan demikian, secara otomatis, biaya untuk memberikan pakan pun tidak ada.

Suasana di objek wisata Monkey Forest Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali sebelum pandemi Covid-19. Foto diambil Oktober 2018.
Suasana di objek wisata Monkey Forest Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali sebelum pandemi Covid-19. Foto diambil Oktober 2018. (Tribunnews.com/Dewi Agustina)

Untuk pakan monyet, nilainya relatif besar, yakni Rp 120 juta per bulan.

Saat awal sepi turis, pihaknya masih memiliki dana cadangan untuk pakan monyet namun kini kondisi makin sulit.

"Mulai beberapa bulan lalu kami mulai kewalahan memberi pakan. Sebulannya menghabiskan 120 juta," ujarnya.

Matinya pendapatan ini bukan hanya berakibat pada monyet, tetapi juga pada pekerja di Monkey Forest Ubud.

Dalam kondisi pariwisata normal, objek ini rata-rata dikunjungi 6.000 wisatawan per hari, sehingga pengelola kawasan antusias dalam pengelolaan.

Namun saat ini, jam kerja pegawai dipangkas, dimana saat ini mereka hanya bertugas membersihkan areal hutan seluas 26 hektare tersebut.

Suasana di objek wisata Monkey Forest Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali sebelum pandemi Covid-19. Foto diambil Oktober 2018.
Suasana di objek wisata Monkey Forest Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali sebelum pandemi Covid-19. Foto diambil Oktober 2018. (Tribunnews.com/Dewi Agustina)

"Jam kerja pegawai berkurang. Ini menyesuaikan dengan kondisi," ujarnya.

Terkait kesulitan biaya pakan monyet, pengelola kawasan wisata mengaku sudah mengajukan permohonan ke Pemkab Gianyar untuk mensubsidi sebagian biaya pakan.

"Namun sampai saat ini belum ada tanggapan, harapan kami agar bisa disubsidi sekitar 40 persen. Tapi kami maklumi bahwa saat ini kondisi keuangan Pemda juga seret," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Dulu Hidup 'Makmur' di Monkey Forest Ubud, Kini Para Monyet Kesulitan Cari Makan

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas