Cerita Prajurit TNI Selamatkan Bocah Tumbal Pesugihan saat Dianiaya Orangtua, Sempat Diancam Pelaku
Prajurut TNI sempat diancam saat menyelamatkan bocah korban tumbal pesugihan di Gowa.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Laporan Wartawan Kontributor TribunGowa.com, Sayyid Zulfadli
TRIBUNNEWS.COM - Berikut cerita prajurit TNI selamatkan bocah tumbal pesugihan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Aksi penyelamatan itu dilakukan oleh dua prajurit TNI.
Mereka berusaha merebut AP (6) saat dianiaya orangtuanya.
Aksi evakuasi itu juga diwarnai perlawanan yang dilakukan oleh orangtua, kakek, nenek, dan paman korban.
Bahkan, prajurit TNI itu sempat diancam oleh pelaku.
Insiden ini di rumah AP di Kabupaten Gowa, Rabu (1/9/2021) lalu.
Diketahui, mata kanan AP diduga menjadi korban ritual oleh orangtuanya sendiri.
Ibu korban sendiri tega hendak melukai mata kanan korban.
Bahkan peristiwa penganiayaan ini juga melibatkan kakek dan paman dan nenek korban.
Kedua prajurit TNI yang turut menyelamatkan AP ialah Babinsa Keluarahan Gantarang 1409-04, Koramil Tinggimoncong, Gowa, Serda Murdani dan personil Kodam XIV/Hasanuddin, Praka Firmansyah.
Baca juga: Bocah Tumbal Pesugihan Sempat jadi Rebutan Ortu & Prajurit TNI saat Dianiaya, Para Pelaku Melawan
Baca juga: Fakta Baru Kasus Bocah Korban Pesugihan, Dukun Ditangkap hingga Polisi Selidiki Kematian sang Kakak
Babinsa Keluarahan Gantarang 1409-04, Koramil Tinggimoncong, Gowa, Serda Murdani menceritakan kronologis kejadian penganiayaan dialami AP.
Dia mengaku saat itu berada di rumah kepala lingkungan H Bella seusai melayat kakak korban berinisial DS.
Sementara Praka Firmansyah berada di rumah duka bersama Bayu paman AP.
"Setelah beberapa jam datang saudara Bayu melaporkan bahwa kondisi di rumah almarhum inisial DS ada jeritan tangisan yaitu adik dari almarhum DS," jelasnya kepada wartawan saat ditemui di Makodim Gowa, Rabu (8/9/2021).
Kemudian, ia bersama kepala lingkungan dan Bayu bergegas ke rumah duka.
Setibanya, di sana ia langsung mengevakuasi korban AP.
"Di situ kami langsung angkat, saya sendiri mengambil orangtua (bapak AP) karena dia di posisi di atas kepala korban, diamankan dulu, dipeluklah oleh Praka firmansya," jelas dia.
Ia juga mencegat ibu AP agar korban terhindar dari tindakan kekerasan.
Bahkan sesaat, orangtua dan kakek paman dan nenek korban sempat melakukan perlawanan.
Namun, Murdani kembali mengahalau dengan cara mendorong pundak ibu AP sekitar tiga kali dan dia terjatuh.
Setelah, Murdani keluar, AP yang sudah berada di Kepala Lingkungan kembali direbut oleh nenek korban sendiri.
"Setelah itu saya lihat. langsung saya respek langsung ambil lagi korban itu, saya bawa lari sekitar 20 meter dari rumah tersebut," bebernya.
Kondisi anak di bawah umur itu, kata dia, telah pingsan dan matanya telah mengeluarkan darah.
"Setelah itu atasnama Firmansyah dengan Jupri saya perintahkan langsung mengantar korban ke kesehatan (puskesmas) Tinggimoncong," ucap dia.
Baca juga: Anak Habisi Ibu di Cilacap karena Sering Dimarahi, Korban Sempat Teriak hingga Didengar Tetangga
Jarak anatar TKP ke puskesmas sekira 10 km.
AP dievakuasi menggunakan motor ke puskesmas Tinggimoncong.
"Pas korban diantar itu sempat orangtua korban yaitu Ayah korban dia keluar menanyakan anak saya ke mana. Dia (ayah) korban bilang kalau ada permasalah dengan anak saya kalian yang bertanggungjawab,"
"Iya sempat mengancam tapi tidak bawa benda tajam atau lainya. Tanganya kosong, saya langsung naik motor ikuti korban," sambung dia.
Sesampainya di Puskesmas Tinggimoncong, Murdani bertemu dengan seorang perawat namun korban belum ada di puskesmas.
"Langsung saya ke Polsek Tinggimoncong, kebetulan di Polsek Praka Firmansyah ini membawa korban dengan Jupri (warga) ini yang menggendong korban untuk melaporkan kejadian ini," ujarnya
Kemudian, dia melaporkan kejadian yang menimpa AP kepada pihak Polsek Tinggimoncong agar mengamankan orangtua korban bahwa AP merupakan korban penganiayaan oleh orangtuanya sendiri.
Pasca melaporkan kejadian itu, Murdani bersama dengan lainya langsung membawa AP ke Puskesmas Tinggimoncong.
Ternyata, korban dibawa ke klinik secata untuk dilakukan penanganan awal.
"Sempat ada dua orang yang ikut dari pelaku yaitu nenek dan paman korban. Saya suruh keluar dari ruangan tersebut karena saya takut kejadian yang sama terulang lagi," pungkasnya.
Baca juga: Putrinya Tewas di Tangan Suami, Edi Junaedi : Anak Saya Meninggal dalam Keadaan Mati Syahid
Diketahui, saat ini korban AP masih menjalani pemulihan pasca dua hari dioperasi mata kanannya di RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Boby Rachman mengatakan penyidik telah memeriksa sembilan saksi.
Empat orang diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Keempatnya ialah, bapak, ibu, kakek dan paman korban sendiri.
Bapak dan ibu korban masih menjalani observasi di Rumah Sakit Dadi Makassar, sedangkan dua orang tersangka lainya telah ditahan di Rutan Polres Gowa.
Dia menyebut, lima orang yang telah diperiksa tiga orang berjenis kelamin laki-laki dan dua orang lainya perempuan.
Pemeriksaan kelima saksi-saksi tersebut berlangsung pada Senin hingga Selasa dini hari tadi.
"Ada lima orang saksi kemarin sudah diperiksa dan diambil keterangannya dan akan ada satu saksi lagi akan diambil keterangannya," jelasnya saat ditemui di Mapolres Gowa, Selasa (7/9/2021) malam.
Dia menyebut dari lima orang saksi yang telah diperiksa, satu orang lelaki diantaranya berprofesi sebagai dukun.
"Ada satu saksi memang profesinya bekerja sebagai dukun di kampung lembangpanai. Jenis kelaminya laki-laki," bebernya.
Dijelaskan, bahwa saksi dukun tidak memiliki hubungan keluarga dengan keempat pelaku yang telah ditetapkan tersangka namun hanya tetangga korban.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kesaksian Dua Prajurit TNI Selamatkan Korban Pesugihan di Gowa, Sempat Dapat Ancaman