Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Ustaz Tarsyd, Dulu Difitnah Jual Bakso Babi, Kini Dagangannya Malah Laris

Perjalanan panjang Tarsyd dan Istrinya Yuli (46) dalam berdagang baktus dimulai sekitar 7 tahun lalu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah Ustaz Tarsyd, Dulu Difitnah Jual Bakso Babi, Kini Dagangannya Malah Laris
DANANG/TRIBUNJAMBI.COM
Kilas balik pedagang bakso viral di dekat Unja Mendalo Darat, dulu difitnah menjual bakso babi, kini bisa penghasilannya tiga kali lipat 

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Bakso Viral di Kota Jambi kini banyak dikenal.

Adalah Tarsyd (54), sosok pedagang sekaligus pemilik Bakso Viral.

Berbincang dengannya, terselip kisah menarik kenapa baksonya diberi nama "bakso viral" dan jatuh bangun yang sempat ia alami.

Perjalanan panjang Tarsyd dan Istrinya Yuli (46) dalam berdagang baktus dimulai sekitar 7 tahun lalu.

Tarsyd yang pernah menjadi ustadz di salah satu Pondok Pesantren di Palembang, Sumatera Selatan, merantau ke Jambi pada tahun 2014 bersama anak dan istrinya.

Di Jambi ia sempat membantu saudaranya dengan bekerja di ekspedisi pengiriman barang selama 6 bulan.

Ia juga sempat menjadi ustadz di beberapa pondok pesantren di Jambi, namun pada akhirnya ia memutuskan untuk berdagang dengan berjualan bakso tusuk.

Baca juga: Resep Tahu Bakso Kuah Enak Cocok Jadi Menu Santai saat di Rumah

BERITA TERKAIT

Keputusan untuk berdagang ia lakukan saat ia dan istrinya melihat seorang pedagang bakso tusuk di Universitas Jambi yang peminatnya cukup banyak.

Tanpa berpikir panjang ia kemudian membeli sebuah sepeda motor, dan membuat gerobak kaca yang dimodifikasi untuk ditempatkan di atas sepeda motor.

Di hari pertama berjualan, ia mengajak anak-anaknya untuk melakukan sholat dhuha, dengan harapan dagangannya bisa laris.

Setelahnya ia berangkat ke kampus Universitas Jambi yang menjadi lokasi berjualan.

Ia menamakan dagangannya dengan nama "Bakso Balairung" karena berjualan di depan gedung Balairung

Ternyata dugaannya benar, di hari pertama berjualan, dagangannya habis dibeli mahasiswa, dengan perasaan senang dan haru ia kembali ke rumah dengan membawa uang Rp. 400 ribu hasil penjualan baktus.

Setelah itu semakin hari ia semakin semangat untuk berdagang, Senin hingga Jumat ia berjualan di Unja, sabtu dan minggu ia berkeliling Kota Jambi menjajakan dagangannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas