Ulama dan Tokoh Agama di Aceh Harus Turun Tangan Cegah Aksi Penolakan Vaksin Terulang
Nurhadi mengatakan pendekatan ulama dan tokoh juga diharapkan hadir di Aceh mengingat masih cukup banyak masyarakat di sana yang belum divaksin.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa hari lalu, puluhan orang mendatangi lokasi vaksin dan mengusir tenaga vaksinasi di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Ujong Serangga, Desa Padang Baru, Kabupaten Aceh Barat Daya.
Massa mengobrak-abrik meja petugas yang saat itu sedang memvaksin.
Penolakan untuk divaksin tersebut diyakini tidak akan mempengaruhi antusiasme masyarakat di daerah lain terkait agenda vaksinasi.
"Saya rasa saat ini animo masyarakat sudah sangat tinggi untuk ikut program vaksinasi," kata Anggota Komisi IX DPR Nurhadi, Jumat(1/10/2021).
Baca juga: Naik Ojek Online Dipepet Kawanan Jambret, Perempuan Asal Aceh Luka Parah hingga Meninggal
Nurhadi mengatakan pendekatan ulama dan tokoh juga diharapkan hadir di Aceh mengingat masih cukup banyak masyarakat di sana yang belum divaksin.
"Pendekatan melalui ulama atau tokoh agama, tokoh masyarakat dan akademisi harus lebih ditonjolkan, selain peran serta pemerintah dalam rangka meningkatkan capaian vaksinasi guna menciptakan kekebalan komunal di masyarakat," kata Nurhadi.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan sependapat dengan pendekatan ulama dan tokoh masyarakat harus lebih dimaksimalkan di Aceh.
"Perlu pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat agar mereka dapat menjadi contoh dan mengimbau warga atau umatnya untuk segera vaksinasi," kata Iwan Ariawan.
Baca juga: Legislator PDIP Dorong Pemerintah Agar Vaksin Sinovac Diakui WHO dan Arab Saudi
Menurut Iwan, pemerintah daerah setempat juga perlu mengerti mengapa masyarakat tersebut menolak vaksinasi.
Pemda juga perlu mengetahui siapa yang dipercaya oleh masyarakat.
Kemudian, dia menilai perlunya komunikasi yang sesuai dengan kondisi sosial-budaya masyarakat setempat.
Dia menduga ketakutan terhadap efek samping atau alasan kepercayaan menjadi pemicu masyarakat tersebut menolak ikut vaksinasi.
"Kejadian tersebut harus diinvestigasi dan dilakukan tindakan koreksi," ujarnya.
Baca juga: Aturan Terbaru, Penyintas Covid-19 Gejala Ringan Bisa Disuntik Vaksin 1 Bulan setelah Sembuh
Sedangkan Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada Sunyoto Usman menilai banyak faktor yang bisa membuat masyarakat masih enggan mengikuti vaksinasi.
"Salah satunya ada sejumlah tokoh panutan yang tidak percaya ada Covid-19, lalu tidak ada gunanya vaksin," kata Sunyoto.
Pandangan tokoh tersebut kemudian berkembang melalui berbagai media tradisional dan modern, lalu menjadi referensi banyak orang.
"Sosialisasi vaksin seharusnya tidak individual, tapi melibatkan tokoh-tokoh yang jadi panutan," kata Sunyoto.(Willy Widianto)