Pedagang Sayur yang Dianiaya Preman Tolak Berdamai: Ajukan Tuntutan dan Hasil Pertemuan di Polda
Pedagang sayur yang dianiaya preman menolak berdamai dalam pertemuan yang diprakarsai Kapolda Sumut
Editor: Erik S
Terkait video itu, Halima mengaku bahwa video viral itu sepenggal dan hanya menyudutkan suaminya.
"Mohon kebijaksanaan bapak Kapolda dan Kapolrestabes untuk melihat kasus ini lebih jernih. Di sini kami yang jadi korban dengan kasus ini. Ini berimbas pada nafkah dan anak-anak," katanya.
Tak hanya itu, Halimah mengaku keluarga sudah mencoba mengadakan mediasi dengan Bu gea dan timnya.
Baca juga: Viral Video Pedagang Wanita Dianiaya Preman, Kini Dia Malah Ditetapkan Sebagai Tersangka
"Tapi kami diminta uang damai Rp 150 juta. Gimana itu pak, untuk makan aja kami susah. Rumah saja kami ngontrak. Kami sebenarnya jadi korban. Tolong pak kebijaksanaan bapak Kapolda dan Kapolres," ucapnya.
Sementara itu, suami Gea yang kembali dihubungi Tribun Medan menjelaskan soal perdamaian itu dirinya tidak begitu mengetahui.
"Memang ada upaya mediasi dan kami ditawarkan uang Rp 15 juta. Tapi memang kami masih fokus dalam pengobatan dan kesembuhan istri saya," katanya.
Saat disinggung terkait permintaan Rp 150 juta untuk perdamaian, Endang menampik kabar tersebut.
"Gak ada kami cerita uang, apalagi sampai segitu. Karena kami cuma fokus untuk kesembuhan istri saya," pungkasnya. (Tribun Medan)