Begini Penampakan Ruang Bawah Tanah di Stasiun Bogor: Diduga Dibangun Zaman Belanda
Keberadaan gorong-gorong yang diduga dibangun pada zaman Belanda kini diobservasi
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR TENGAH - Keberadaan gorong-gorong yang diduga dibangun pada zaman Belanda kini diobservasi tim peneliti dari lintas instansi.
Peneliti itu terdiri dari Balai Arkeolog Jawa Barat, Dosen Teknik Sipil Universitas Pakuan, Dinas PUPR Kota Bogor dan Bappeda Kota Bogor.
Gorong-gorong itu ditemukan saat membersihkan sampah di Jalan Nyi Raja Permas, Kota Bogor.
Saat bersih-bersih, petugas dikejutkan dengan adanya bangunan bata merah berbentuk setengah lingkaran di bawah gorong-gorong tersebut.
Baca juga: Hasil Uji Kandungan Gas Beracun di Gorong-gorong Cipondoh Keluar Pekan Depan
Setelah dibersihkan dari sampah dan sedimentasi, rupanya di dalam terdapat sebuah ruangan segi empat yang memanjang hingga Jalan MA Salmun dan terhubung dengan Depo Stasiun Bogor hingga Kali Cipakancilan di Jalan MA Salmun.
Selanjutnya pada Kamis (14/10/2021) Tim peneliti pun melakukan survei obeservasi dari titik Taman Wihelmina yang saat ini akan dibangun Alun-alun Kota Bogor, kemudian Bangunan Stasiun Bogor 1881 hingga ke Cipakancilan.
Dari penelusuran itu didapati sebuah ruang bawah tanah di depo Stasiun Bogor.
Kemudian Tim pun memcoba masuk ke dalam gorong gorong itu sambil didampingi petugas PUPR.
Baca juga: Wali Kota Bogor Bima Arya Segera Konsultasi dengan Ridwan Kamil Terkait Kasus Pelajar Tewas
Saat masuk ke dalam rupanya gorong-gorong tersebut berukuran besar seperti ruang bawah tanah.
Saking besarnya orang yang berada di dalam gorong-gorong bisa berdiri bebas dan berjalan baik ke arah samping maupun depan belakang.
Namun meski demikian gorong-gorong tersebut tidak bisa ditelusuri lebih dalam lantaran masih ada sedimentasi yang tebal dan minimnya oksigen.
Baca juga: 10 Saksi Diperiksa Terkait Tewasnya 5 Orang dalam Gorong-gorong di Tangerang
Di dalam ruang bawah tanah di area Depo Stasiun Bogor tersebut ada sebuah ruang berbentuk segi empat dan ada sebuah bangunan bata merah setengah lingkaran sama seperti bangunan awal yang ditemukan.
Tak hanya itu di dekat sedimentasi arah Depo Stasiun Bogor terdapat besi memanjang seperti tel kereta yang sudah tertutup sedimentasi.
Ketua Tim Peneliti Gorong-gorong Zaman Belanda Kota Bogor Wahyu Gendam Prakoso yang juga Dosen Teknik Sipil Universitas Pakuan Mengatakan bahwa luasan bangunan yanga ada di dalam gorong-gorong tersebur belum final lantaran masih harus dilakukan penelusuran lebih lanjut.
"Tadi juga saya masuk bisa berdiri tegak kemudian karena dia pertemuan saluran diujung ujungnya semakin mengecil itu yang belum terpetakan baik karena kondisinya dipenuhi sedimen seperti yang ke arah sungai Cipakancilan itu tertutup sedimen dan kearah Nyi Raja Permas itu ditutup," ujarnya.
Baca juga: Pelaku Penyerangan Remaja di Kota Bogor Menunduk Lihat Bima Arya Berdiri di Hadapannya
Langkah selanjutnya dari tim peneliti kata Wahyu akan mengumpulkan fragmen-faragmen yang ditemui tadi.
"Kami akan melakukan pembuatan laporan dan rekomendasi awal dari temuan tadi berdasarkan fragmen tadi kami akan laporkan kepada Wali Kota Bogor untuk menentukan langkah apa yang akan diambil selanjutnya," ujarnya.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Ekpedisi Gorong-gorong Zaman Belanda, Ada Ruang Bawah Tanah di Depo Stasiun Bogor