Menengok Musala di Bogor yang Dibangun di Lahan Bekas Prostitusi dan Tempat Transaksi Narkoba
Setelah musala selesai dibangun, kawasan kolong yang kumuh itu kini berubah menjadi lebih tertata rapi dan bersih.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, CIBINONG - Kolong flyover Cibinong, Bogor, Jawa Barat dulunya sering dikaitkan dengan hal-hal negatif. Mulai dari tempat prostitusi hingga tempat transaksi narkoba.
Namun, semua sentimen negatif itu telah hilang karena warga.
Warga Kampung Padurenan RT 2 dan RT 3, Kelurahan Pabuaran, menyulap area yang kerap dijadikan tempat prostitusi menjadi sebuah musala.
Musala ini pun diberi nama oleh warga dengan nama Mushola Al-Sadar.
Baca juga: Api Lalap Sebuah Musala di Pondok Bambu, 8 Unit Mobil Pemadam dan 60 Personel Dikerahkan
Musala tersebut berlokasi di kolong flyover Cibinong yang dulunya sangat kumuh dan dikenal kerap dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.
Ketua RT 02 Zakaria mengatakan bahwa ide soal musala itu muncul saat warga menggelar kegiatan bakti sosial Kampung Ramah Lingkungan (KRL).
Saat itu, area kolong fly over Cibinong yang berulang kali dibenahi dan dibersihkan, selalu kembali kumuh bahkan selalu ada kabar negatif seperti adanya prostitusi dan transaksi narkoba.
"Kerja bakti bersih-bersih, kata masyarakat sekitar sini, bikin musala harusnya nih. Mungkin dengan musala, mereka yang berbuat yang enggak-enggak lihat musala agak malu, agak sungkan, gitu ya," kata Zakaria kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (14/10/2021).
Baca juga: Begini Penampakan Ruang Bawah Tanah di Stasiun Bogor: Diduga Dibangun Zaman Belanda
Sampai akhirnya, ide warga ini disampaikan kepada pemerintah setempat dan direspon positif.
Pembangunan musala yang dilakukan tahun 2019 ini pun dilakukan secara gotong royong dari donasi berbagai pihak.
Namun, pembangunannya dilakukan dengan pembatasan-pembatasan tertentu karena di bawah jalan raya milik pusat, seperti tidak boleh menggali sumur, bangunan tidak menyentuh tiang flyover dan lain-lain.
"Luasnya kurang lebih 400-500 meter persegi. Untuk luas tempat salatnya 7x8 meter," kata Zakaria.
Baca juga: Kemenag Sediakan Rp 6,9 Miliar untuk Bantu Masjid dan Musala, Apa Saja Syaratnya?
Musala itu pun dilengkapi dengan alat pendingin ruangan atau AC, alat pengeras suara, tempat parkir, majelis, tak terkecuali tempat wudu.
Musala ini juga terus dimanfaatkan masyarakat seperti menjadi tempat kegiatan keagamaan warga setempat seperti pengajian kaaum pria dan wanita setiap pekannya.
"(Nama) Awalnya bercanda, kan ada pengajian setiap malam Rabu, keliling. Namanya apa ini, gak ada namanya, kata diantara orang tua. Udah Al-Sadar aja katanya, mudahan dengan pengajian ini pada sadar. Ketika musala itu dibangun, pakai nama pengajian, karena udah gak keliling lagi, tapi dipusatkan di situ," katanya.
Setelah musala selesai dibangun, kawasan kolong yang kumuh itu kini berubah menjadi lebih tertata rapi dan bersih.
Baca juga: Pemuda Nodai Balita di Padang Pariaman, Aksi Dilakukan dalam Musala, Pelaku Dihajar Massa
Bahkan PSK-PSK yang dikabarkan kerap mangkal dari sore sampai subuh di kawasan itu kini sudah tidak nampak lagi.
"Sebelum ada musala, tadinya perempuan-perempuan itu yang sewa-sewa di jalan, ngejajar tuh, mejeng kalau sore, miris banget memang. Setelah ada ini (mushola) alhamdulillah, sekarang udah gak ada," ungkapnya.
Penulis: Naufal Fauzy
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Dulu Area Prostitusi, Warga Cibinong Bogor Ubah Lokasi Ini Jadi Mushola Al-Sadar