Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tinjau Korban Gempa Bali, Menko PMK: Korban Tak Boleh Dihantui Trauma Karena Rumahnya Hancur

Muhadjir menjelaskan saat ini bencana longsor dan gempa bumi di Bali masih dalam masa tanggap darurat bencana, dia minta dampak bencana ditangani baik

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Tinjau Korban Gempa Bali, Menko PMK: Korban Tak Boleh Dihantui Trauma Karena Rumahnya Hancur
Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meninjau lokasi terdampak bencana longsor akibat gempa bumi berkekuatan 4.8 magnitudo, di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, pada Selasa (19/10/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau lokasi terdampak bencana longsor akibat gempa bumi berkekuatan 4.8 magnitudo, di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, pada Selasa (19/10/2021).

Muhadjir menjelaskan saat ini bencana longsor dan gempa bumi di Bali masih dalam masa tanggap darurat bencana.

Dirinya meminta pihak terkait yakni Pemerintah Daerah, BPBD, bersama BNPB untuk menangani dampak bencana dengan baik.

"Keadaan darurat ini harus segera ditangani. Yang meninggal dipulasara sesuai tradisi ajaran agama yang dianut. Kemudian setelah itu tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Jadi sekarang ini masih tahap darurat," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).

Baca juga: Uang Rp 1,28 Miliar Hasil Investasi Bodong Dipakai PAN Liburan dan Belanja di Bali hingga Singapura

Baca juga: Ratusan Warga Jambi Jadi Korban Penipuan Investasi Ternak Lele, Kerugian Rp 2,3 Miliar

Dalam kesempatan tersebut, Muhadjir mengunjungi rumah warga yang terdampak longsor.

Sebanyak 5 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban paling terdampak reruntuhan longsor.

Imbasnya, rumah yang mereka huni rusak parah dan tidak dapat ditempati.

Berita Rekomendasi

Dirinya meminta Pemda dapat memprioritaskan penanganan 5 keluarga yang menjadi korban reruntuhan longosor.

Apalagi, mereka belum mendapatkan tempat penampungan yang layak.

"5 KK ini saya minta dalam minggu ini harus sudah mendapatkan tempat tinggal sementara," ucap Muhadjir.

"(Mereka) Tidak boleh dihantui oleh trauma karena semua rumahnya hancur, sementara dia belum pasti tinggal di mana," imbuh Menko Muhadjir.

Baca juga: Mensos Risma Salurkan Bantuan Atensi Rp1 Miliar Lebih untuk Warga Bali 

Dia memerintahkan pemerintah daerah dan BPBD untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalaui BNPB dan Kemenko PMK.


Hal itu agar penanganan bencana gempa Bali bisa teratasi dengan baik.

"Saya juga sudah minta Pak Deputi 2 (Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana) Bapak Letjen Sudirman untuk menangani dan berkoordinasi bersama BNPB dan BPBD. Pokoknya saya minta semua dicek. Kedaruratan ini harus selesai dengan baik," tutur Muhadjir.

Sebagaimana diketahui, kondisi yang timbul pasca gempa bumi di Bali cukup memprihatinkan.

Jumlah korban jiwa terdampak yaitu 3 orang meninggal dunia, 8 orang luka berat, 74 luka ringan, dan 5 KK atau 19 jiwa mengungsi.

Suasana pasca longsoran bukit akibat gempa di Desa Trunyan, Kintamani, Bangli, Bali, Minggu, 17 Oktober 2021.
Suasana pasca longsoran bukit akibat gempa di Desa Trunyan, Kintamani, Bangli, Bali, Minggu, 17 Oktober 2021. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Selain itu, tiga desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, terisolasi akibat satu-satunya jalur darat yang menghubungkan wilayah mereka menuju Kota Bangli tertimbun material longsor.

Desa yang terisolasi tersebut adalah Desa Trunyan, Desa Abangsongan dan Desa Abang Batudinding. Secara keseluruhan, tiga desa tersebut dihuni oleh 503 KK.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas