Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Guru di Ngawi, Tinggal Bersama Kambing dan Anak Sering Diejek, Camat Sampai Menangis

Seorang guru di Kabupatn Ngawi, Jawa Timur hidup dengan kondisi memprihatinkan. Ia bersama keluarganya tinggal satu atap dengan kambing.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Kisah Guru di Ngawi, Tinggal Bersama Kambing dan Anak Sering Diejek, Camat Sampai Menangis
KOMPAS.COM/SUKOCO
Rumah Sri Hartuti yang menyatu dengan kandang kambing membuat teman teman anaknya mengejak tidru dengan kambing. 

Kambing-kambing itu terkadang dijual untuk membeli beras.

Karena hanya memiliki rumah yang sederhana, kambing-kambing tersebut ditempatkan berdampingan dengan rumah utama.

Lantaran hal itu, Sri Hartuti mengaku anaknya kerap diejek oleh temannya.

"Anak saya nomor dua yang kelas 1 sering diejek temannya tidur dengan kambing," tuturnya, dilansir Kompas.com.

Rumah Sri Hartuti yang menyatu dengan kandang kambing membuat teman teman anaknya mengejak tidru dengan kambing.
Rumah Sri Hartuti yang menyatu dengan kandang kambing membuat teman teman anaknya mengejak tidru dengan kambing. (KOMPAS.COM/SUKOCO)

Baca juga: VIRAL Pengantin Pria Menangis Dipertemukan dengan Istri setelah Akad Nikah, Begini Kisah Lengkapnya

Baca juga: Kisah Komandan dan Anggota KKB Berdamai dengan TNI/Polri, Bantu Jaga Keamanan & Ikrar Setia NKRI

Ia pun hanya bisa menghibur ketiga anaknya jika mereka diolok-olok.

Saat anaknya diejek, Sri Hartuti akan mengatakan pada buah hatinya bahwa saat ini Tuhan sedang menguji keluarga mereka.

Dia pun berharap agar kelak ketiga anaknya mengingat sulitnya hidup mereka saat ini.

Berita Rekomendasi

"Biar mereka ingat bagaimana rasanya menjadi orang tidak punya sehingga tidak sombong kalau sudah sukses," terangnya.

Gaji Rp 350.000 per bulan

Bekerja sebagai guru tidak tetap, Sri Hartuti mendapatkan gaji Rp 350.000 per bulan.

Diketahui, ia sudah mengajar selama 17 tahun.

Sementara, suaminya bekerja serabutan di kebun dengan penghasilan tak seberapa.

Kondisi tersebut membuat mereka tak bisa membangun rumah yang layak.

Bahkan, tempat yang saat ini mereka tinggali dibangun di atas tanah Perhutani.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas