Sosok Caslam, Kakek Pemulung yang Dikeroyok Warga Dituduh Curi Tas, Berjuang Obati Istri yang Stroke
Ditemui di rumahnya, Caslam menyebut dirinya hanya seorang pemulung bukan maling seperti yang dituduhkan warga.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA - Di media sosial beredar video yang merekam seorang kakek pemulung dipukuli oleh sejumlah warga.
Tak cuma dipukuli, kakek bertubuh kurus kering itu juga dimaki-maki dan dituduh telah mencuri sebuah tas.
Kepala kakek tua tersebut terlihat beberapa kali dipukul, sampai ia tersungkur.
Dikutip dari TribunJabar, peristiwa tersebut ternyata terjadi di Balai Desa Cibogor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Kakek pemulung yang menjadi korban main hakim sendiri tersebut benama Caslam (65), warga Desa Cicadas, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
Ditemui di rumahnya, Caslam menyebut dirinya hanya seorang pemulung bukan maling seperti yang dituduhkan warga.
Sepanjang memulung selama 26 tahun, Caslam mengaku tak pernah menyangka suatu saat dipukul warga karena dituduh mencuri.
Ia mengaku baru kali ini dituduh sebagai pencuri oleh warga Desa Cibogor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.
Desa Cibogor merupakan daerah yang kerap dikunjungi Caslam untuk mencari barang-barang bekas.
Apes datang saat Caslam sedang memulung di kawasan tersebut pada Minggu (24/10/2021).
Ia dituduh mengambil tas milik warga setempat.
"Iya baru saya dituduh begini, sudah 26 tahun mulung," ujar Caslam saat ditemui di rumahnya di Blok Gugunungan, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Niat Minta Sumbangan, Kakek di Banyuasin Malah Lecehkan Gadis 15 Tahun, Ini Kronologinya
Untuk makan sehari-hari
Caslam menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Dari memulung, ia biasanya mendapatkan uang sebesar Rp 25-30 ribu per hari.
Jika lagi banyak barang rongsok yang didapatkan, ia bisa membawa pulang hingga Rp 70 ribu per hari.
"Saya masih jadi tulang punggung keluarga, karena punya istri yang saat ini sedang sakit. Punya anak dua, satu sudah menikah satu belum," ucapnya.
Beban yang makin dipikul Caslam tampak berat selama lima tahun terakhir ini.
Istrinya mengidap penyakit stroke.
Karena terkendala biaya, Caslam hanya sesekali membawa sang istri berobat ala kadarnya.
"Iya istri sedang sakit stroke. Sudah 5 tahun berjalan ini. Belum pernah dioperasi, karena terkendala biaya," jelas dia.
Mengaku Nemu Tas di Bawah Pohon
Caslam mengaku saat sedang mencari barang rongsok, ia menemukan sebuah tas tergeletak di bawah pohon petai cina.
"Jadi saya tuh sebenarnya menemukan tas, tapi disangka mencuri," ujar Caslam, Kamis (28/10/2021).
Tas tersebut ternyata milik seorang pedagang bernama Toto.
Sebelumnya Toto mengambil beberapa buah peta cina di pohon tersebut.
Namun sayang, saat selesai, dia langsung pergi ke warung untuk ngopi tanpa membawa tas itu kembali.
Caslam yang melihat tas tapi tak ada pemiliknya tersebut lalu mengamankannya.
"Iya saya simpan dulu (tasnya), takut kena basah. Nanti saya kasihin jika ada orang yang merasa hilang," jelas dia.
Ia menjelaskan akhirnya bertemu dengan sang pemilik tas.
Namun saat itu, Toto membawa banyak warga.
Dia mengaku jadi enggan mengakui jika telah menemukan tas.
"Saya ketemu Pak Toto, saya bilang, tasnya mah ada, tapi Pak Toto jangan macam-macam, takut saya dipukulin warga," ucapnya.
Caslam pun akhirnya dipukuli oleh sejumlah warga yang naik pitam dengan tindakannya.
"Sampai saat ini saya belum melapor ke polisi, soal tindakan warga memukul saya. Tapi keluarga saya tidak terima dengan mereka," katanya.
Penjelasan Kepala Desa
Kepala Desa Cibogor, Ricky Harry Abriyanto mengatakan, peristiwa dalam video viral itu memang terjadi di daerahnya.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (24/10/2021).
Ketika itu, Toto kehilangan tasnya saat beristirahat di warung, lalu ia mengambil petai cina di dekat warung tersebut.
Ricky mengatakan, di daerahnya petai cina bisa dikatakan sudah milik umum. Jadi, setiap orang bisa mengambilnya.
"Pak Toto ini pedagang, nah di sela-sela dagang, dia istirahat, ngopi dulu di warung.
"Di dekat warung itu ada pohon petai cina, terus dia ambil. Karena di sini mah, petai teh udah bisa dikatakan milik umum, apalagi ini pinggir jalan," ujar Ricky kepada TribunJabar.id di rumahnya, Kamis (28/10/2021).
Toto menaruh tasnya di bawah pohon ketika dirinya mengambil petai tiu.
Selesai mengambil petai, ia lupa membawa tasnya dan malah langsung pergi ke warung untuk lanjut meminum kopi.
Setelah beberapa saat ia tersadar dan kembali lagi ke bawah pohon tempat dirinya sebelumnya menyimpan tasnya.
"Setelah ingat, dia balik lagi ke pohon petai, ternyata tasnya sudah nggak ada. Saat dia ambil petai, di sana ada Pak Caslam, dan Pak Caslam ini pergi saat Pak Toto di warung," katanya.
Toto pun menduga Caslam mengetahui keberadaan tasnya. Ia langsung mencari keberadaan kakek pemulung tersebut.
"Akhirnya dia mendatangi gerobak Pak Caslam. Karena Pak Caslam ini biasa bawa gerobak rongsokan yang digowes. Tidak lama kemudian, Pak Caslam datang," kata Ricky.
Ketika ditanya mengenai tas oleh Toto, Caslam awalnya mengaku tak mengambilnya.
Hingga akhirnya warga lain mendatangi Toto dan Caslam.
"Pak Caslam akhirnya ngaku, tapi dengan syarat warga suruh bubar. Dia (Caslam) bilang tasnya disimpan di pekarangan rumah warga, masih di Desa Cibogor. Setelah itu, dia diminta mengambil tas itu.
"Tapi (setelah pergi) udah lama nggak datang-datang. Dia ngaku tasnya ditaruh di Blok Selasa. Nah, gerobak itu ditaruh di Blok Minggu, jaraknya sangat dekat," katanya.
Selanjutnya, Caslam tak kunjung datang. Sampai akhirnya warga berinisiatif mencari kakek pemulung tersebut.
Perangkat desa yang baru pulang dari rapat di Majalengka Kota juga ikut mencari.
Ketika itu, salah seorang perangkat desa mendapati Caslam. Saat dipanggil, Caslam menunjukkan gerak-gerik tak biasa.
"Kaya mau lari gitu. Akhirnya dibawa lah ke Balai Desa. Nah, di Balai Desa, dia sempat tidak ngaku, padahal tadi sudah ngaku. Setelah didesak akhirnya dia ngaku," ujarnya.
Ricky mengatakan, saat itu memang ada pemukulan. Menurutnya, kemungkinan warga kesal karena akhir-akhir ini banyak warga yang mengaku kehilangan barang.
"Kan nggak ada luka berati di bagian muka Pak Caslam. Terus setelah itu, dia juga masih bisa ketawa-ketawa. Itu, setelah dari luar, seperti di video itu.
"(Kemudian) dia dibawa masuk ke Balai Desa, biar lebih aman. Nah di dalam ini, dia sudah bisa senyum-senyum dan yang melakukan pemukulan itu bukan dari perangkat desa," kata Ricky.
Peristiwa itu berakhir damai. Ricky mengatakan, beberapa pihak yang berseteru sudah melakukan penandatanganan di atas materai.
Pihak Desa Cicadas juga turut diundang dalam pertemuan tersebut.
Desa Cicadas adalah tempat tinggal Caslam.
"Jadi sudah clear, sudah ada kekeluargaan dan Pak Caslam juga tampak baik-baik aja."
"Sekarang kondisi di sini yang normal, warga tetap beraktivitas. Pak Toto Alhamdulillah sudah dagang lagi. Dia dagang sayuran pakai motor, keliling gitu," katanya.