Kisah Tukang Antar Jemput Wanita BO: Mereka Seperti Teman Teman Sendiri
Gareng bercerita banyak mengenai kegiatan yang acap kali ia lakoni untuk mengantar dan jemput wanita panggilan.
Editor: Erik S
Menurutnya, jika ada pilihan lebih baik wanita-wanita tersebut juga tak mau melakoni pekerjaan yang penuh resiko itu.
“Kalau ada pilihan lain pastinya mereka tidak terjun ke pekerjaan penuh resiko seperti itu. Beberapa yang saya antar juga mengatakan hal serupa, namun mereka terpaksa, ada anak dan keluarga yang harus makan setiap hari,” terang Gareng yang sudah mengantar para wanita panggilan sejak ia duduk di bangku SMA itu.
Dilanjutkan Gareng, beberapa orang yang ia antar mengaku was-was bahkan di antaranya takut ketika hendak menemui pelanggannya.
Baca juga: Host Wanita Situs Judi dan Prostitusi Online Digaji Rp 280 Ribu Per Malam
“Mereka sangat rentan dan bisa jadi korban kekerasan ataupun kriminalitas, karena pelanggannya tak jarang jarang dalam kondisi mabuk,” katanya.
Di penghujung perbincangan, ia menambahkan, harus ada penangan serius untuk mengentaskan wanita-wanita tersebut.
“Sekarang cari pekerjaan sulit, mereka juga rata-rata tak berijazah tinggi sementara anak dan keluarga butuh makan, kalau masih ada suami yang menghidupi masih lumayan, padahal banyak juga yang ditinggal lelakinya.
"Harusnya pemerintah membuat program yang lebih fokus ke mereka jangan hanya musiman, masyarakat juga ikut membantu jangan hanya memberi komentar miring, mereka sama seperti kita sama-sama manusia, yang dihadapkan dengan kondisi serba sulit.
"Kalau sama-sama saling membantu untuk membuka peluang lebih baik saya yakin mereka akan terentaskan,” tambahnya.
Berita ini telah tayang di Tribun Jateng berjudul:
Pangakuan Gareng Tukang Antar Jemput Gadis BO: Mereka Sering Was-was Mau Ketemu Tamu