Sering Dianggap Ibadah, Ternyata Sekumpulan Orang yang di Kebun Kurma Adalah Terduga Teroris
Warga tak menyangka lahan kebun kurma di Tanggamus Lampung digunakan tempat berkumpulnya kelompok terduga teroris.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG-
Warga tak menyangka lahan kebun kurma di Pekon Gunung Megang, Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus, Lampung digunakan tempat berkumpulnya kelompok terduga teroris.
Sebagaimana diketahui yayasan organisasi terlarang Jamaah Islamiah (JI) Lembaga Amil Zakat Abdurrohman Bin Auf (LAZ-ABA) memiliki bisnis kebun kurma di Gunung Megang, Pulau Panggung, Tanggamus, Lampung.
Hal ini terungkap dari hasil pemeriksaan tersangka teroris Ir S yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri di Lampung.
Seorang warga Gunung Megang, Hendro mengaku jika lokasi lahan kebun kurma yang dimaksud tersebut kerap di datangi sekelompok orang.
"Sering dulu banyak orang-orang datang, ya kami anggap saja mungkin lagi ibadah atau pengajian, sebab yang datang seperti aliran Islam," ujar Hendro.
Ia memuturkan jika warga tidak curiga dan menganggap orang-orang yang berkumpul di lahan kebun kurma tersebut hanya melakukan kegiatan biasa.
Baca juga: Tanggulangi Terorisme, BNPT dan Inggris Kerja Sama Melalui Joint Working Group
"Mungkin itikaf atau lainnya lah, sebab orang-orang yang datang juga begitu. Warga di sini ya anggapnya ibadah biasa gitu," terang Hendro.
Kendati demikian Hendro tak mengetahui persis kebun kurma milik yayasan organisasi terlarang Jamaah Islamiah tersebut sudah berproduksi atau belum.
"Kalau apakah jadi kebun kurma atau tidak, kami tidak tahu. Hanya dulu dengarnya mau ditanami kurma, katanya sedang dibuat lubang-lubang untuk tanamannya," tegas Hendro.
Untuk menuju ke lokasi kebun kurma tersebut, kata Hendri hanya ada satu akses jalan yang hanya bisa dilalui dengan jalan kaki.
"Lokasinya sekitar dua kilo dari pemukiman sini, sudah hampir dekati hutan register 31. Kalau habis hujan tidak bisa masuk ke sana, jalurnya juga ekstrem gitu," terang Hendro.
Disinggung soal nama pemilik lahan kebun kurma tersebut, Hendro mengatakan jika pemilik kebun tersebut bukan warga setempat.
"Jadi orang yang punya kebun itu bukan warga sini, dia dari kecamatan lain. Hanya punya kebun di sini. Selama itu ya tinggal di kebun, ngumbul gitu," terang Hendro.
Kendato demikian, Hendro mengakui jika sang pemilik kebun kurma tersebut berinisial S yang diduga ditangkap Densus 88 beberapa waktu lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.