12.518 Jiwa Terdampak Banjir di Kabupaten Tegal, BPBD Evakuasi 2 Balita Beserta Ibunya
BPBD Kabupaten Tegal melaporkan sebanyak 12.518 jiwa terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Cacaban, Sungai Rambut dan Sungai Kemiri.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir menerjang wilayah Kabupaten Tegal usai hujan dengan intensitas tinggi serta meluapnya Sungai Cacaban, Sungai Rambut, Sungai Kemiri, Sungai Pekijing dan Sungai Siwarak, Senin (22/11) pukul 23.30 WIB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal melaporkan sebanyak 12.518 jiwa terdampak banjir.
Dari jumlah tersebut terdapat 25 KK terpaksa mengungsi di Masjid Baitutaqwa di Kelurahan Dampyak.
Banjir ini melanda lima kecamatan di wilayah Kabupaten Tegal, yakni Desa Tembok Banjaran di Kecamatan Adiwerna, Desa Pecabean di Kecamatan Pangkah, Desa Sidakaton, Desa Kupu di Kecamatan Dukuhturi, Desa Sidaharja di Kecamatan Suradadi.
Desa Maribaya, Desa Kemuning, Desa Plumbungan, Kelurahan Dampyak di Kecamatan Kramat, Desa Banjaragung, Desa Sukareja di Kecamatan Warureja.
BPBD Kabupaten Tegal juga melaporkan sedikitnya 1.564 unit rumah terdampak dengan ketinggian muka air berkisar antara 30 - 150 sentimeter.
BPBD Kabupaten Tegal bersama tim gabungan berhasil mengevakuasi 2 balita usia sekitar dua minggu beserta ibunya, dan langsung dibawa ke rumah kerabat terdekat yang tidak terdampak banjir.
Kondisi terkini dilaporkan, banjir sudah mulai berangsur surut dan warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.
Berdasarkan prakiraan hujan dasarian BMKG November Dasarian III periode 21 - 30 November 2021, untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah sebagian besar memiliki potensi curah hujan dengan kategori menengah dengan angka 100 - 150 mm.
Baca juga: Banjir Melanda Kota Medan, Wali Kota Bobby Nasution Meminta Maaf
Dikatakan tinggi apabila angkanya berkisar 150 - 300 mm dan sangat tinggi apabila lebih dari 300 mm.
Merespon hal ini, BNPB mengimbau untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.
"Keikutsertaan unsur pentaheliks juga diharapkan mampu menjadi kunci dalam penanganan bencana banjir, tentunya untuk bersama-sama menyiapkan kajian dan rencana jangka panjang agar kejadian ini tidak terus berulang," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari Ph.D dalam rilisnya.