30 Rumah di Sekitar Jalur Aliran Lahar Gunung Semeru di Lumajang Ambruk
Jembatan penghubung 2 kabupaten juga sudah ambruk atau terputus. Seorang meninggal, puluhan orang terluka.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Erupsi Gunung Semeru mengakibatkan kerusakan. Sekitar 30 rumah di sekitar jalur aliran lahar Gunung Semeru di Kecamatan Pranajiwo, Lumajang, Jawa Timur, ambruk.
Demikian dilaporkan oleh Jurnalis KompasTV, Abdul Rohman yang berada di lokasi kejadian.
Ia menjelaskan sejak erupsi terjasi, listrik di sekitar lokasi kejadian tidak berfungsi atau padam.
Selain itu, kondisi di Lumajang Jawa Timur masih gerimis. Sementara untuk warga sedang mengungsi di tempat pengungsian, seperti masjid, sekolah dan tempat-tempat lain yang aman.
Baca juga: Imbas Erupsi Gunung Semeru, Beberapa Wilayah di Kabupaten Malang Dilanda Hujan Abu
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Puan Maharani: Utamakan Penyelamatan Warga
Sebelumnya diberitakan warga Lumajang yang bernama Nismat memberi kesaksian soal kondisi di lokasi terkait Gunung Semeru erupsi.
Ia mengatakan saat pukul 16.00 WIB, kondisinya seperti sudah malam hari. Kendaraan yang berada di lokasi tersebut juga dipenuhi oleh abu.
Baca juga: Mbok Um Meninggal Terkena Lava Pijar Gunung Semeru, Kerabat: Mungkin Sudah Lari, Tapi Enggak Kuat
Sementara, saksi lain menyebut saat Gunung Semeru meletus, warga langsung mengungsi.
Jembatan penghubung 2 kabupaten pun sudah ambruk atau terputus dan ada puluhan yang terluka.
300 KK mengungsi, 10 orang belum dievakuasi, seorang meninggal
Wakil Bupati Kabupaten Lumajang Indah Masdar mengungkapkan perkembangan informasi terkait dampak Gunung Semeru yang terjadi Sabtu (4/12/2021) sore.
Indah mengatakan hampir semua rumah di kawasan darah Curah Kobokan hancur.
Ada sekitar 300 KK di sana sebagian sudah berhasil dievakuasi.
Dari warga kawasan Curah Kobokan, lanjut ada sekitar 41 orang alami luka bakar akibat lahar panas.
"Yang luka bakar akibat lahar panas ada 41 orang yang dievakuasi di Puskemas Penanggal," kata Indah dikutip dari konferensi BNPB, Sabtu (4/12/2021).
Baca juga: Akses Jalan Tertutup Akibat Erupsi Gunung Semeru, Tim Penyelamat Terhambat Evakuasi Korban
Untuk korban luka bakar parah dirujuk ke RSUD Dr Haryoto, RS Bhayangkara, dan RSUD Pasirian.
Kemudian, ada 1 warga meninggal dunia berhasil dievakuasi.
Sementara, 10 orang masih terjebak dan belum bisa dievakuasi.
"Belum bisa dievakuasi karena agak sulit evakuasi lamban karena mobil tidak bisa masuk ke lokasi dikarenakan lumpur setinggi lutut kaki," jelas dia.
Indah menambahkan, ada sekitar 8 penambang pasir di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh yang belum bisa dievakuasi.
Sebanyak 8 orang tersebut terjebak di rumah pemilik tambang.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Puskesmas di Lumajang Kekurangan Oksigen untuk Korban Luka Bakar
Lanjut Indah, ada 2 orang juga dinyatakan menghilang.
"Ada 8 orang yang terjebak di kantor pemilik tambang. Kami tidak bisa menghubungi mereka karena HP-nya tidak bisa dihubungi."
"Tadi sore sempat mengirimkan video minta tolong, tapi petugas dan relawan BPBD tidak mengevakuasi karena lahar panas sudah ada di sana," jelas dia.
Sehingga pihaknya masih menunggu surutnya lahar panas agar bisa mengevakuasi segera.
Selain korban jiwa, erupsi Semeru juga mengakibatkan jembatan Gladag Perak, yang menghubungkan akses Lumajang dengan Malang terputus.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Puskesmas di Lumajang Kekurangan Oksigen untuk Korban Luka Bakar
Akibatnya, kata Indah, pihaknya lamban turun langsung ke warga kawasan Pronojiwo.
"Sehingga, beberapa teman harus mutar jalan lewat Malang," jelas dia.
Terlebih banyak pohon tumbang di akses jalan menuju ke arah Malang ikut terhambat.
Untuk itu, Indah pun meminta kesediaan BPBD dan Dinas Sosial Malang mau membantu mempersiapkan posko terlebih dahulu di sana.
"Kami berharap BPBD dan Dinas sosial Malang hendaknya membuat posko untuk tempat pengungsian maupun dapur umum untuk melayani warga kami di Pronojiwo," tandasnya.