Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Erupsi Gunung Semeru, Mitigasi Bencana di Desa Supiturang Terkendala Sinyal Telekomunikasi

Tim SAR kesulitan melakukan upaya mitigasi bencana erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.

Editor: Sanusi
zoom-in Erupsi Gunung Semeru, Mitigasi Bencana di Desa Supiturang Terkendala Sinyal Telekomunikasi
Basarnas
Bencana erupsi Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, yang terjadi pada Sabtu kemarin, (4/12/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Tim SAR kesulitan melakukan upaya mitigasi bencana erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. Hal itu dipicu sulitnya Tim SAR mendapatkan sinyal telekomunikasi.

Pantauan di lokasi pada Minggu (5/12/2021) handphone serasa tak berguna karena memang tidak ada sinyal di Desa Supiturang.

"Sinyal tidak ada di Desa Supiturang susah sekali sinyal di sini. Sementara ini listrik juga masih padam. Sehingga kami kesulitan untuk melakukan pendataan serta koordinasi dengan Kepala Dusun (Kasun) dan Ketua RT/RW setempat untuk melakukan evakuasi warga," ujar Sekretaris Desa Supiturang Ahmad Muliyanto ketika dikonfirmasi.

Baca juga: Ibu dan Anak Meninggal Tertimpa Reruntuhan Akibat Erupsi Gunung Semeru, Ditemukan Berpelukan

Desa Supiturang merupakan salah satu wilayah paling terdampak erupsi Gunung Semeru.

Desa tersebut berada di lereng gunung tertinggi di Jawa Timur tersebut.

Desa Supiturang dihuni sekitar 6.598 warga.

Baca juga: Perintah Presiden Jokowi dalam Penanganan Erupsi Gunung Semeru

Ribuan warga tersebut kini sedang terkatung-katung nasibnya karena erupsi yang menerjang Sabtu kemarin.

Berita Rekomendasi

Kendati tidak ada sinyal, Ahmad mengaku pihaknya melakukan mitigasi bencana dengan segala cara.

"Alhasil kami datangi satu per satu dusun untuk memastikan dan menjemput warga ke pengungsian," sebut Ahmad, seperti dilansir dari Surya dalam artikel "Diduga Sinyal Nihil, Upaya Mitigasi Bencana Gunung Semeru Meletus di Desa Supiturang Lumajang Sulit."

Ahmad menerangkan jika tempat pengungsian di Desa Supiturang dipusatkan ke 2 tempat, yakni SDN Supiturang 4 dan Masjid Nurul Jadid.

"Data pasti mengenai berapa orang yang mengungsi juga belum bisa kami pastikan. Karena warga ini keluar masuk pengungsian. Ya mungkin sekitar 1.000 orang yang berada di pengungsian," papar Ahmad.

Kendala-kendala yang menyertai juga menyulitkan Pemerintah Desa Supiturang dalam menghitung korban akibat erupsi.

Bencana erupsi Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, yang terjadi pada Sabtu kemarin, (4/12/2021).
Bencana erupsi Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, yang terjadi pada Sabtu kemarin, (4/12/2021). (Basarnas)

"Data mengenai korban juga masih belum ada. Kami masih fokus menyelamatkan warga untuk ke pengungsian," tandasnya.

Sementara itu, Ahmad menyatakan bantuan yang paling mendesak dibutuhkan warga saat ini adalah pakaian, makanan dan air bersih.

Erupsi Gunung Semeru nyarih meluluntahkan sebagian rumah warga.

Bahkan ada warga yang pergi menyelamatkan diri ke pengungsian tidak membawa harta apapun selain baju yang melekat di badannya.

"Kami masih menanti bantuan tersebut. Informasinya masih perjalanan. Tapi tadi pagi sudah ada sebagian bantuan dari Kemensos," paparnya.

Terakhir, Ahmad meminta para warga agar menyelamatkan diri ke pengungsian mengingat hujan abu vulkanik masih menyelimuti wilayah tersebut.

BNPB: 13 Warga Meninggal Dunia, 41 Orang Mengalami Luka-luka

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari PhD, menyatakan pencarian korban akibat Gunung Semeru meletus terus dilakukan.

"Data terakhir, sebanyak 13 warga dilaporkan meninggal dunia. Adapun yang baru teridentifikasi dua orang berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan,” katanya, dalam keterangan pers, Minggu (5/12/2021),.

Selain itu, kata Abdul Muhari, sebanyak 41 orang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar, telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal.

Baca juga: PMI Kirim Bantuan Untuk Korban Bencana Erupsi Semeru

Selanjutnya mereka dirujuk menuju RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara.

Lebih lanjut ia menerangkan, warga luka lainnya ditangani pada beberapa fasilitas kesehatan, yaitu 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, 7 orang di Puskesmas Candipuro, serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal di antaranya terdapat dua orang ibu hamil.

“Tim gabungan juga berhasil melakukan evakuasi warga yang tadi malam dilaporkan Wakil Bupati Lumajang terjebak di kantor pemilik tambang,”imbuhnya, seperti dilansir dari Surya dalam artikel
"UPDATE Terbaru Korban Gunung Semeru Meletus, BNPB: 13 Warga Meninggal, 2 Orang Sudah Teridentifikasi".

Saat ini para warga telah ditempatkan di Pos Curah Kobokan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Tangis dan Kepanikan Warga Saat Gunung Semeru Menunjukkan Tanda Kembali Erupsi Minggu Pagi

Tanda-tanda erupsi Gunung Semeru kembali dirasakan warga Dusun Curah Kobokan dan Dusun Kajar Kuning, Desa Supiturang, Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021) sekira pukul 09.54 WIB.

Kondisi tersebut membuar wara berhamburan keluar rumah untuk mengevakuasi diri.

Pagi itu, langit tiba-tiba mendung dan terlihat menutupi puncak Gunung Semeru.

Tak lama kemudian turun hujan abu dengan intensitas sedang pun turun.

Merasakan tanda erupsi itu, petugas gabungan di lapangan meminta warga untuk cepat meninggalkan dusun.

"Gunung Semeru erupsi kembali. Warga panik berlarian keluar rumah," kata, seorang warga Nijah (57).

Baca juga: Kisah Warga Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru, Tak Ada Tanda-tanda, Rasanya Seperti Kiamat

Warga mayoritas menyelamatkan diri dengan kendaraannya masing-masing.

Mereka memacu kencang kendaraannya khawatir awan panas guguran kembali menyapu dusun.

Warga lain, ikut menumpang mobil evakuasi milik polisi, TNI, relawan dan ambulans puskesmas setempat.

Nijah bersama empat anggota keluarganya menumpang mobil ambulans.

Nijah dibawa ke tempat pengungsian Balai Desa Penanggal.

Turun dari mobil, tangis keluarga Nijah pecah.

Sebab, satu keluarganya, yakni Tomo (30) masih berada di hutan bambu setempat yang letaknya cukup terpencil.

"Satu keluarga kami masih berada di atas," ungkapnya sembari terisak.

Baca juga: 30 Rumah di Sekitar Jalur Aliran Lahar Gunung Semeru di Lumajang Ambruk

Warga lain, Fauzi (43) merasakan hal serupa.

Dirinya panik ketika hujan abu turun.

Ia cepat-cepat berkemas dan menyelamatkan diri dengan kendaraannya.

"Gunung Semeru sempat erupsi lagi, warga panik berlarian menyelamatkan diri," katanya.

Saat menyelamatkan diri, beberapa warga tampak berlinang air mata.

Mereka mengingat kejadian erupsi Gunung Semeru, kemarin Sabtu (4/12/2021).

Mereka trauma karena sebagian keluarganya mengalami luka bakar dan meninggal dunia.

Selain itu, arus lalu lintas juga sempat tersendat akibat banyaknya kendaraan turun menuju pengungsian.

13 orang meninggal dunia

BNPB mencatat hingga Minggu (5/12/2021) pagi ada 13 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru.

Hal tersebut dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kapusdatin BNPB Abdul Muhari.

Dari 13 korban jiwa tersebut, baru dua jenazah yang berhasil diidentifikasi.

Mereka adalah Poniyem 50 tahun, dari Curah Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan Pawon Riyono.

"Jadi 13 orang korban ini merupakan update langsung dari lapangan dari Bapak Kepala BNPB," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Beberapa korban alami luka bakar

Sejumlah warga jadi korban erupsi Gunung Semeru terlihat berlumur lumpur.
Sejumlah warga jadi korban erupsi Gunung Semeru terlihat berlumur lumpur. (TRIBUNJATIM.COM/TONY Hermawan)

Terdapat beberapa korban yang mengalami luka bakar di tubuhnya, akibat terkena lahar panas.

Para korban yakni sejumlah penambang pasir di Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Seusai Gunung Semeru erupsi, lahar panas pun menuju ke areal pertambangan, hingga membuat mereka terlambat menyelamatkan diri.

Baca juga: Semeru Erupsi, Sultan Minta Pemerintah Siaga Distribusikan Bahan Pangan dan Kebutuhan Sanitasi Warga

"Sementara belum terdeteksi ada berapa jumlah warga sini yang terluka. Tetapi ada tiga warga dengan kulit terkena lahar panas. Mereka sopir dari luar desa," ujar Sekretaris Desa Sumberwuluh, Samsul arifin.

Dikuti dari TribunJatim.com, Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro menjadi salah satu desa yang terdampak paling parah.

Sebab, abu vulkanik dari erupsi Gunung Semeru menutupi hampir semua dusun yang hanya berjarak sekitar dua kilometer dari jalur lahar panas.

"Sekarang warga ngungsi di balai desa, sedangkan yang kena luka bakar langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan," ujarnya.

Selain itu, dikabarkan pula di Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dikabarkan banyak warga terisolasi.

Sebab, abu vulkanik telah hampir memadati dusun tersebut.

Kronologi erupsi Gunung Semeru

Dampak erupsI Gunung Semeru, Jembatan Piket Nol, di Lumajang, Jawa Timur putus.
Dampak erupsI Gunung Semeru, Jembatan Piket Nol, di Lumajang, Jawa Timur putus. (TRIBUNJATIM.COM/TONY Hermawan)

Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.20 WIB.

Dikutip dari laman website bnpb.go.id, kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.

Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Pimpinan DPR Minta Warga Tenang dan Tetap Waspada

Baca juga: Erupsi Tak Terpantau Karena Tertutup Kabut, Tak Ada Alat Deteksi Dini di Lereng Gunung Semeru

Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.

Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Sebagai respon cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.

Penulis: Danendra Kusuma

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul BREAKING NEWS - Hujan Abu Mengguyur Tanda Gunung Semeru Kembali Erupsi: Warga Panik & Semburat Lari

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas