Ibu dan Anak Meninggal Tertimpa Reruntuhan Akibat Erupsi Gunung Semeru, Ditemukan Berpelukan
Ibu dan anak tewas saat erupsi Gunung Semeru. Keduanya ditemukan meninggal dalam kondisi berpelukan di dapur.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
![Ibu dan Anak Meninggal Tertimpa Reruntuhan Akibat Erupsi Gunung Semeru, Ditemukan Berpelukan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sejumlah-warga-jadi-k-gfg.jpg)
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNNEWS.COM - Nasib nahas menimpa ibu dan anak warga Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Mereka meninggal dunia akibat erupis Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021).
Keduanya meninggal setelah tertimpa reruntuhan bangunan yang roboh.
Diduga sang ibu tak sanggup berjalan menyelamatkan diri saat peristiwa itu terjadi.
Sementara sang anak tak tega meninggalkan ibunya.
Satu persatu korban jiwa bencana alam erupsi Gunung Semeru mulai ditemukan.
Salamah (70), seorang ibu tewas dengan anaknya, Rumin (28) dalam kondisi pelukan.
Legiman, adik ipar Salamah cerita, ketika Gunung Semeru erupsi semua orang lari berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri.
Baca juga: Tinjau Lokasi Terdampak Erupsi Gunung Semeru, Khofifah: Jangan Pernah Remehkan Fenomena Alam
Baca juga: Tangis dan Kepanikan Warga Saat Gunung Semeru Menunjukkan Tanda Kembali Erupsi Minggu Pagi
Diduga, Salamah tidak sanggup berjalan karena faktor usia. Sedangkan anaknya, Rumini tak tega meninggalkan ibunya seorang diri.
Sehingga keduanya ditemukan meninggal dunia dalam keadaan berpelukan.
"Tadi pagi kan saya cari adik ipar sama ponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur terus tangannya kelihatan dan langsung kami bersihkan dan di bawa ke rumah untuk dimakamkan," kata Legiman.
Dua anggota keluarga Salamah, kata dia, juga bernasib malang. Suami dan anak Salamah mengalami luka cidera akibat reruntuhan bangunan rumah.
"Suami Rumini dan anaknya selamat, mereka sekarang dirawat di puskesmas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lumajang Bayu Wibowo mengatakan, total jumlah korban yang meninggal dunia terus bertambah.
"Untuk siapa-siapanya kami masih melakukan pendataan dan konfirmasi namanya beserta keluarganya," pungkasnya.
Seorang janda meninggal kena lava pijar
Mbok Um (50) menjadi salah seorang korban erupsi Gunung Semeru.
Janda tua asal Desa Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo ini meninggal dunia setelah terkena lava pijar.
Tim penyelamat menemukan korban tergeletak di jalanan desa. Kulit sekujur tubuhnya melepuh. Dia ditemukan sekitar 50 meter dari rumahnya.
"Mungkin mau lari tapi gak kuat," kata Amin saudara Mbok Um, Sabtu (4/12/2021).
Kesaksian Amin, Gunung Semeru erupsi sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelum meletus, langit terlihat cerah lalu dua kali petir menyambar di atas Puncak Jonggring Saloko.
Baca juga: Sejarah Panjang Letusan Gunung Semeru, Ketahui Material, Dampak, dan Cara Menghindari Abu Vulkanik
"Jeda 3 menit-an itu angin kencang, batu-batu turun dari gunung kena atap rumah. Terus gelap lalu tiba-tiba lava pijar sudah sampai ke pemukiman," ujarnya.
Kondisi itu membuat warga panik. Mereka berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Sampai sekarang pun cukup banyak laporan warga hilang, termasuk anak semata wayang Mbok Um.
"Anaknya kalau siang ikut kerja nambang pasir, sekarang tidak tahu di mana. Dia gak bisa dihubungi," katanya.
Desa Curah Kobokan memang menjadi salah satu desa yang terdampak sangat parah.
Sebagaian besar bangunan rumah warga di sana ambruk ketika terkena erupsi Gunung Semeru.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pilu, Tak Sanggup Berjalan Saat Gunung Semeru Erupsi, Lansia Meninggal Memeluk Anaknya
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Janda Tua Meninggal Terkena Lava Pijar Erupsi Gunung Semeru, Anaknya Juga Dikabarkan Hilang
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.