Cerita Haru Relawan Temukan Jasad Ibu Gendong Anak Tertimbun Lahar Erupsi Gunung Semeru
Ada cerita mengharukan dari relawan yang melakkan penyelamatan di kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru. Mereka temukan jasad ibu gendong anak.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Tim relawan masih berusaha menyisir kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru yag berada di Lumajang, Jawa Timur.
Ada cerita mengharukan dari relawan yang melakkan penyelamatan di kawasan terdampak erupsi.
Mereka menemukan jasad ibu dan anak tertimbun lahar erupsi Gunung Semeru.
Saat ditemukan, sang ibu dalam kondisi tengah menggendong anaknya.
Ada kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru yang sulit atau tidak bisa dijangkau tim penyelamat karena sulitnya medan dan besarnya resiko.
Di kawasan seperti itulah, relawan Baret (Barisan Reaksi Cepat) Rescue GP Nasdem Jember melakukan penjelajahan untuk pencarian korban Awan Panas Guguran/APG Gunung Semeru, Minggu (5/12/2021).
Pencairan yang dilakukan antara lain mendapatkan jenazah yang diduga ibu dan anak tertimbun pasir selama terjadinya erupsi awan panas saat itu.
Baca juga: UPDATE Erupsi Gunung Semeru: Kembali Muntahkan Awan Panas, 2.970 Rumah Rusak dan 15 Warga Meninggal
Baca juga: Polri Turunkan 6 Anjing Pelacak Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Semeru
Relawan Baret mengisahkan proses penemuan jenazah yang diduga ibu dan anak itu di kawasan tertutup pasir Dusun Curah Kobokan, Desa Penanggal, Kecamatan Pronojiwo Lumajang.
Kedua jenazah itu ditemukan di sebuah lokasi yang teridentifikasi sebuah rumah namun sudah hancur. Dan yang mengharukan, saat ditemukan tubuh anak kecil terlihat dalam gendongan sang ibu.
Raditya dan Beni, dua orang relawan Baret Jember mengirimkan video tentang penemuan tersebut.
"Di sana kami menemukan jenazah dua orang, kemungkinan ibu dan anak. Anak sedang digendong ibunya. Kemudian di sekitarnya juga ditemukan jenazah seorang laki-laki," ujar Radit dalam video tersebut, Minggu (5/12/2021).
Para relawan, termasuk relawan Baret, memang menyisir sejumlah lokasi yang sulit dijangkau, seperti Curah Kobokan.
Relawan mencari warga yang menjadi korban, untuk kemudian diteruskan kepada relawan atau petugas evakuasi jenazah.
Radit menambahkan, awalnya relawan melihat tangan jenazah tertimbun pasir.