Kepanikan Warga Ketika Gempa Guncang NTT: Tiarap, Lari ke Bukit hingga Rambut Putus di Salon
Petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai Timur, Mansi Dagos, menceritakan ketika dia langsung tiarap di tanah ketika terjadi gempa
Editor: Erik S
Getaran yang kuat itu disebabkan terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,4 M pada Rabu 14 Desember 2021.
Getaran menyebabkan suara gemuruh dan plafon di ruang pertemuan lantai 2, yakni ruang Garuda, runtuh.
Baca juga: Foto-foto Sejumlah Rumah Warga di Selayar Ambruk Akibat Gempa M 7,5 di NTT
Pantauan POS-KUPANG.COM, plafon yang runtuh hanya sebagian kecil yakni di sudut kanan ruangan dari arah pintu masuk.
Saat terjadi gempa, di ruang Garuda tengah berlangsung talkshow mengenai project akta lahir anak Kabupaten Ende.
Para pemateri, peserta dan awak media, kaget, ketika ruangan bergetar. Mereka pun berdesak - desakkan lari keluar ruangan. Gempa terjadi sekitar pukul 10.00 Wita.
Beruntung, plafon yang runtuh tidak mengenai mereka.
"Ya Tuhan terima kasih, tidak kena," ujar Ina, salah satu peserta saat sudah berada di halaman Kantor Bupati Ende.
Ina menuturkan, mereka asyik mengikuti talk show, karena materinya sangat menarik.
"Awalnya goyang kecil, tapi tiba - tiba kursi meja goyang semua, gemuruh, saya bangun langsung lari keluar," ungkapnya.
Sekitar pukul 10.30 Wita, warga Kota Ende kian heboh karena beredar informasi terjadi tsunami.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Gempa di NTT: Peringatan Tsunami Berakhir, Tercatat 15 Kali Gempa Susulan
Terpantau di jalan El Tari, Kota Ende, sejumlah warga berlarian dan berteriak 'terjadi tsunami'.
Sementara itu, sejumlah warga di Desa Nanganesa, Kabupaten Ende, pergi ke pantai Nanganesa pasca mendapat informasi terjadi tsunami.
Informasi terjadi tsunami di Ende beredar pasca terjadi gempa bumi sekitar pukul 10.30 Wita.
Aris, salah satu warga yang turun ke pantai Nanganesa, menyebut laut tampak tenang dan tidak terjadi gelombang deras.
"Saya baca di media sosial, lihat orang - orang juga ketakutan, tapi saya ke pantai laut aman - aman saja kok," ujarnya.
Aris, bahkan menyebut, informasi bahwa telah terjadi tsunami hoaks. "Kalau infonya waspda, yah mungkin, karena terjadi gempa, tapi kan belum terjadi," ungkapnya. (Pos Kupang/Kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.