Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepanikan Warga Ketika Gempa Guncang NTT: Tiarap, Lari ke Bukit hingga Rambut Putus di Salon

Petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai Timur, Mansi Dagos, menceritakan ketika dia langsung tiarap di tanah ketika terjadi gempa

Editor: Erik S
zoom-in Kepanikan Warga Ketika Gempa Guncang NTT: Tiarap, Lari ke Bukit hingga Rambut Putus di Salon
Pos-Kupang.Com/Egy Moa
Warga Maumere berhamburan saat terjadi gempa, Selasa 14 Desember 2021. 

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG- Kepanikan terjadi ketika gempa bumi berkekuatan M 7,4 mengguncang Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (14/12/2021) siang.

Bupati, para pegawai dan yang berada di dalam bangunan langsung berhamburan ke luar menyelamatkan diri.

Warga juga langsung menuju tempat yang lebih tinggi menyusul adanya peringatan dini tsunami yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai Timur, Mansi Dagos, menceritakan detik-detik kepanikan dirinya.

Baca juga: Air Laut Berubah Saat Gempa M 7,4 Guncang NTT

Kata Mansi, sebelum gempa terjadi, dirinya sedang duduk di sepeda motornya. Kemudian ia merasakan seperti ada yang mendorong motornya.

"Tiba-tiba warga keluar rumah dan berteriak gempa, gempa," kata Mansi.

Karena panik, Mansi pun langsung tiarap di tanah.

Rumah Warga Selayar Sulsel ambruk akibat gempa flores, Selasa 14 Desember 2021
Rumah Warga Selayar Sulsel ambruk akibat gempa flores, Selasa 14 Desember 2021 (Istimewa)
Berita Rekomendasi

"Saya sampai tiarap di tanah sebab saya terkejut dengan getaran gempa tersebut," ujarnya.

Hal senada dikatakan Itok Aman, warga Kota Borong, Manggarai Timur, yang mengatakan, saat terjadi gempa ia bersama dengan warga lainnya berteriak gempa meminta warga yang ada di dalam rumah untuk segera keluar.

"Oe gempa, oe gempa, teriaknya bersama warga lain. Keluar rumah, keluar rumah. Oe gempa, oe gempa. Akhirnya warga yang sedang berkumpul di dalam rumah keluar semuanya," kata Itok Aman, warga Kota Borong, Manggarai Timur, saat menggambarkan kepanikan yang terjadi, Selasa.

Bukan hanya di Kabupaten Manggarai Timur, kepanikan juga terjadi di Maumere dan Ende. Esty, warga Maumere, Kabupaten Sikka, mengatakan, saat terjadi gempa semua warga lari mencari perlindungan ke tempat yang tinggi karena air laut naik.

Baca juga: BMKG: Gempa NTT Akibat Aktivitas Patahan Aktif di Laut Flores, Warga Diminta Waspada Gempa Susulan

"Kami saat ini sedang lari menuju ketinggian," kata Esty, kepada Kompas.com, Selasa (14/12/2021).

Esty mengaku tidak tahu kondisi anak-anaknya yang ada di rumah. Sebab, saat gempat terjadi ia sedang berada di kantor.

"Saya sekarang lagi di kantor, mau pulang ke rumah tapi jalan macet akibat semua warga lari mengungsi. Saya juga tidak tahu kondisi anak-anak saya yang sedang berada di rumah," ujarnya.

Sementara itu, Dewi, warga Kota Ende, Kabupaten Ende mengatakan, saat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende membunyikan sirine, warga langsung mengungsi ke tempat yang aman.

"Tadi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ende sudah membunyikan sirine, sehingga semua warga mengungsi ke ketinggian," ungkapnya.

Rambut Pelanggan Olga Salon Putus

Cerita kepanikan warga pun diungkapkan Ema Olga Sabrina Endang Endong de Kolaq.

Pemilik Olga Salon Maumere tersebut ketika gempa terjadi sedang melayani pelanggannya.

"Goyang keras sekali. Ema ada di salon lagi pasang obat smoothing. Begitu gempa obat jatuh terlempar kita panik semua dan orang punya rambut sampai putus," kata Ema Olga Sabrina saat dihubungi pos kupang melalui telepon genggamnya Selasa siang.

Gempa bumi mengguncang wilayah Flores dan Lembata, pada Selasa, 14 Desember 2021, pukul 11.20 Wita. Guncangan akibat gempa 7,5 SR ini membuat panik para pegawai negeri sipil (PNS) yang berada di dalam gedung kantor.
Gempa bumi mengguncang wilayah Flores dan Lembata, pada Selasa, 14 Desember 2021, pukul 11.20 Wita. Guncangan akibat gempa 7,5 SR ini membuat panik para pegawai negeri sipil (PNS) yang berada di dalam gedung kantor. (Pos Kupang/Ricko Wawo)

Durasi gempa itu terjadi sekitar 15 menit dan kini sudah tenang.

Menurut Olga saat gempa itu dia sedang melayani pelanggan smoothing rambut.

Saat sedang memakaikan obat smooting, tiba-tiba terjadi gempa sehingga mereka panik dan berebutan lari keluar salon.

Lalu mereka semua lari ke jalan besar dan menunggu gempa berhenti.

Menurut Olga, informasi yang diperolehnya, pihak Basarnas, TNI AD, sudah fokus ke wilayah pesisir pantai Wuring untuk memantau dan mengawasi serta menenangkan masyarakat disana.

"Di Wuring banyak orang sudah lari. Saya dengar informasi ada yang lari naik sampai ke gunung, karena ada isu bahwa air laut mau naik," kata Olga.

Panik saat talkshow

Peserta diskusi atau talkshow project akta lahir anak di Kantor Bupati Ende berhamburan keluar ketika bangunan tersebut bergetar cukup kuat.

Getaran yang kuat itu disebabkan terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,4 M pada Rabu 14 Desember 2021.

Getaran menyebabkan suara gemuruh dan plafon di ruang pertemuan lantai 2, yakni ruang Garuda, runtuh.

Baca juga: Foto-foto Sejumlah Rumah Warga di Selayar Ambruk Akibat Gempa M 7,5 di NTT

Pantauan POS-KUPANG.COM, plafon yang runtuh hanya sebagian kecil yakni di sudut kanan ruangan dari arah pintu masuk.

Saat terjadi gempa, di ruang Garuda tengah berlangsung talkshow mengenai project akta lahir anak Kabupaten Ende.

Para pemateri, peserta dan awak media, kaget, ketika ruangan bergetar. Mereka pun berdesak - desakkan lari keluar ruangan. Gempa terjadi sekitar pukul 10.00 Wita.

Beruntung, plafon yang runtuh tidak mengenai mereka.

"Ya Tuhan terima kasih, tidak kena," ujar Ina, salah satu peserta saat sudah berada di halaman Kantor Bupati Ende.

Ina menuturkan, mereka asyik mengikuti talk show, karena materinya sangat menarik.

"Awalnya goyang kecil, tapi tiba - tiba kursi meja goyang semua, gemuruh, saya bangun langsung lari keluar," ungkapnya.

Sekitar pukul 10.30 Wita, warga Kota Ende kian heboh karena beredar informasi terjadi tsunami.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Gempa di NTT: Peringatan Tsunami Berakhir, Tercatat 15 Kali Gempa Susulan

Terpantau di jalan El Tari, Kota Ende, sejumlah warga berlarian dan berteriak 'terjadi tsunami'.

Sementara itu, sejumlah warga di Desa Nanganesa, Kabupaten Ende, pergi ke pantai Nanganesa pasca mendapat informasi terjadi tsunami.

Informasi terjadi tsunami di Ende beredar pasca terjadi gempa bumi sekitar pukul 10.30 Wita.

Aris, salah satu warga yang turun ke pantai Nanganesa, menyebut laut tampak tenang dan tidak terjadi gelombang deras.

"Saya baca di media sosial, lihat orang - orang juga ketakutan, tapi saya ke pantai laut aman - aman saja kok," ujarnya.

Aris, bahkan menyebut, informasi bahwa telah terjadi tsunami hoaks. "Kalau infonya waspda, yah mungkin, karena terjadi gempa, tapi kan belum terjadi," ungkapnya. (Pos Kupang/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas