Satu Dekade Tak Luntur, Semangat Noviyanto Produksi Keju Lokal Kualitas Internasional
Saat Noviyanto memutuskan terjun mendirikan pabrik keju, orang tuanya sempat tidak setuju. Orang tuanya lebih menginginkan sang anak untuk jadi PNS.
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
Pabrik keju tersebut berada di Karangjati, Kecamatan Karanggeneng, Boyolali.
Modal awal ia dapatkan dari meminjam gaji Benjamin Siegl dan patungan Rp 500 ribu dari sejumlah kenalannya.
Produksi keju dilakukannya disela-sela pekerjaanya sebagai asisten tenaga ahli.
Baca juga: Jelang Akhir Tahun Kebutuhan Daging Sapi Bakal Tembus 114 Ribu Ton, Mentan Pastikan Stok Aman
Pada awalnya, pabrik ini mengolah 40 liter susu per hari.
Jumlah itu terus naik hingga 500 liter per hari pada 2010.
Untuk pemasaran, ia juga dibantu oleh Benjamin Siegl.
Setiap akhir pekan, Benjamin Siegl mengajak Noviyanto ke kafe-kafe untuk bertemu bule sekaligus mengenalkan dan memasarkan keju Indrakila.
“Jadi, kalau Sabtu kami nongkrong ke kafe. Saya dikenalin sama bule. Dia bilang ‘besok kalau aku pulang (ke Jerman), pesen keju ke dia saja.’ Kemanapun Mr Ben pergi, saya ikut. Dia ke Solo, Jogja atau Bali, saya ikut hangout bersama dia. Uangnya ya dari gaji saya,” beber pria yang kini berusia 40 tahun ini.
Pada 2010, Benjamin Siegl kembali ke negaranya karena masa kontraknya telah habis.
Noviyanto pun terus melanjutkan pabrik kejunya.
Seiring waktu, usaha Noviyanto kemudian semakin berkembang.
Terlebih saat mendapat pemberitaan berbagai media massa, keju Indrakila semakin dikenal banyak orang.
Sebelum Pandemi, Noviyanto memproduksi hingga 3000 liter susu per hari untuk melayani pasar Jawa, Bali dan sejumlah kota lainnya.
Angka itu saat pesanan sedang ramai semisal momen libur Natal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.