Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senyum KBA Kemuning, Oase di Tengah Belantara

Cerita Dusun Kemuning di Gunung Kidul. Sempat dicap terpelosok dan terisolir, kini menjadi dusun unggulan setelah menjadi Kampung Berseri Astra (KBA).

Penulis: Sri Juliati
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Senyum KBA Kemuning, Oase di Tengah Belantara
TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI
Telaga Kemuning yang berada di KBA Kemuning, Kelurahan Bunder, Kapanewon Patuk, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sempat dicap terpelosok dan terisolir, kini Dusun Kemuning menjadi dusun unggulan setelah menjadi Kampung Berseri Astra (KBA). 

Hasil dari penjualannya dikembalikan ke desa dan dijadikan sebagai dana untuk kegiatan posyandu dalam wujud Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak dan lansia.

"Jadi istilahnya, dari masyarakat kembali ke masyarakat," kata Galuh.

Terkait kegiatan bank sampah, ayahanda Galuh sekaligus Kepala Dusun Kemuning, Suhardi memiliki cerita tersendiri.

Semula, tak semua warga mendukung gagasan tersebut. Hanya segelintir saja yang mau.

"Setelah sering diadakan sosialisasi dari puskesmas dan masyarakat melihat sendiri manfaat dengan adanya bank sampah, maka banyak yang tergerak," ujar Suhardi.

Hasil kreasi sampah
Hasil kreasi sampah non-organik dari Bank Sampah Maju Sejahtera KBA Kemuning, Gunung Kidul. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Hingga akhirnya, mereka pun mendukung penuh kegiatan bank sampah.

Mereka pun lebih peka dan aktif memperhatikan kondisi lingkungan.

Berita Rekomendasi

Tak jarang, warga merasa risih apabila melihat sampah tergeletak di jalanan.

Mereka akan memungut lantas mengumpulkannya ke bank sampah.

"Yang dulu cuek dengan sampah, sekarang begitu lihat sampah di jalanan, langsung diambil," ujar Suhardi.

Untuk pilar Pendidikan, para pelajar Dusun Kemuning menerima beasiswa dari Astra dengan besaran yang berbeda-beda pada setiap jenjangnya.

Untuk siswa SD menerima beasiswa sebesar Rp 450 ribu, siswa SMP Rp 650 ribu, dan siswa SMA sebesar Rp 850 ribu.

Sementara bagi mahasiswa, nominal beasiswa yang didapat mencapai Rp 1,2 juta.

Kini, ada 38 pelajar Dusun Kemuning yang mendapat beasiswa.

"Kalau dulu, seleksi penerima beasiswa melalui nilai rapor, sekarang semua siswa di kampung ini mendapat bantuan," kata Suhardi.

Galuh ikut menambahkan, kegiatan lain di pilar Pendidikan adalah adanya taman baca serta peningkatan budaya pada anak sejak dini.

Anak-anak di Dusun Kemuning, lanjut Galuh, diajarkan untuk mengenal dan memainkan gamelan. Mereka juga diajari menari.

"Yang mengajar juga dari masyarakat. Harapannya dengan kegiatan ini, agar anak-anak bisa lebih mengenal budaya sendiri, di samping juga melatih keberanian pada mereka," kata Galuh.

Hasilnya, anak-anak Dusun Kemuning kerap diminta tampil di hadapan para wisatawan yang datang ke kampung mereka.

Terakhir, di bidang Kewirausahaan, Astra membantu pengembangan Dusun Kemuning menjadi kampung produktif.

Salah satunya mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berupa produk kuliner yang terbuat dari hasil bumi setempat.

Galuh mengatakan, Dusun Kemuning memiliki hasil bumi yang cukup melimpah, mulai dari singkong hingga kayu secang.

"Sebelum ada pendampingan dari Astra, singkong hanya dijual begitu saja dengan harga yang sangat murah. Kalaupun diolah, hasil olahannya pun masih sederhana," ucap Galuh.

Inovasi pun bermunculan demi menjadikan produk UMKM khas Dusun Kemuning naik kelas.

Oleh ibu-ibu PKK, singkong diolah menjadi keripik dengan berbagai rasa yang dinamai Balung Kethek dan Lempeng Telo.

Sementara kayu secang dicampur dengan sejumlah rempah lain seperti cengkeh, serai, hingga kapulaga menjadi produk minuman Secang Kemuning.

Secang Kemuning diklaim memiliki rasa yang berbeda dibanding minuman wedang secang kebanyakan.

Uniknya, pengemasan minuman Secang Kemuning tidak menggunakan plastik, melainkan dikemas seperti teh celup.

Sehingga, siapapun yang ingin menikmati Secang Kemuning, hanya perlu menyeduhnya selayaknya minum teh.

Kemasan Secang Kemuning
Kemasan produk Secang Kemuning yang dibungkus seperti teh celup. Secang Kemuning adalah produk UMKM dari KBA Kemuning, Gunung Kidul. (ISTIMEWA/KBA KEMUNING)

Yang lebih istimewa, sejumlah produk pangan dari Dusun Kemuning telah mendapatkan Sertifikat Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan kini tengah berusaha mendapatkan label halal.

Galuh menjelaskan, produk UMKM Dusun Kemuning juga telah menjadi oleh-oleh khas dan banyak dititipkan ke sejumlah pusat oleh-oleh.

Bahkan kini pemasarannya telah merambah ke tingkat nasional melalui penjualan via marketplace.

Selain menjual produk UMKM, program kewirausahaan di Dusun Kemuning juga menitik beratkan pada pengembangan obyek wisata yang tak lain Telaga Kemuning.

Adapun inovasi yang muncul adalah mengembangkan sejumlah paket wisata, misalnya paket wisata sejarah Kemuning, wisata outbond, wisata edukasi, wisata kuliner, serta wisata olahraga.

Dalam pengembangannya, sambung Galuh, pihaknya ikut serta melibatkan masyarakat. Tujuannya agar bisa mengintegrasikan serta berkolaborasi bersama warga.

"Misalnya meminta mereka untuk menjadi pemandu dalam paket wisata edukasi seperti memandikan sapi atau aktivitas masyarakat lainnya," ujar Galuh.

Oase Gunung Sewu Kemuning

Lempeng Telo dan Secang
Lempeng Telo dan Secang Kemuning, dua produk andalan UMKM KBA Kemuning. Produk kuliner ini menggunakan bahan baku yang merupakan hasil bumi desa setempat. (TRIBUNNEWS.COM/SRI JULIATI)

Sebagai bagian dari usaha promosi sekaligus agar semakin dikenal, Dusun Kemuning memiliki brand tersendiri yaitu 'Oase Gunung Sewu Kemuning.'

Galuh berkisah, pemilihan brand 'Oase Gunung Sewu Kemuning' bukan tanpa alasan.

Selama ini, Gunung Kidul dikenal sebagai wilayah yang kering dan tandus.

Namun siapa sangka, di tengah tandusnya Gunung Kidul terdapat sebuah telaga yang airnya tak pernah kering bahkan saat musim kemarau sekali pun.

Ya, telaga itu adalah Telaga Kemuning. "Sehingga Telaga Kemuning diibaratkan seperti oase yang berada di tengah kawasan yang tandus dan kering," ujar Galuh.

Sementara Gunung Sewu merujuk pada julukan Kabupaten Gunung Kidul lantaran daerahnya terbentuk dari bebatuan purba.

Selain itu, agar lebih membangun brand 'Oase Gunung Sewu Kemuning', tagline Produk Lokal Itu Keren selalu disematkan.

Setidaknya melalui sejumlah produk lokal hasil UMKM Dusun Kemuning.

Prestasi KBA Dusun Kemuning

Berkat sejumlah inovasi serta gebrakan yang dijalankan, dusun berpenduduk 358 jiwa itu kini telah meraih sejumlah prestasi, mulai dari tingkat daerah hingga nasional.

Di antaranya juara lomba Kelurahan Sehat tingkat Kabupaten Gunung Kidul, juara 1 lomba Pokdarwis tingkat Kabupaten Gunung Kidul, juara 2 lomba Posyandu tingkat nasional, hingga juara KBA Innovation 2020.

Terkait KBA Innovation, Galuh berkisah, butuh tiga kali percobaan mengikuti lomba sebelum akhirnya Dusun Kemuning keluar sebagai pemenang.

"Pada 2018, kami ikut dan masuk 10 besar, tahun 2019 ikut lagi. Pada 2020, kami kembali ikut dan barulah bisa menang," ujar Galuh.

Tak hanya menuai sejumlah prestasi, beragam manfaat juga dipetik baik oleh Dusun Kemuning maupun warganya melalui pengembangan 4 pilar tersebut.

Menurut Suhardi, ada banyak perubahan yang sangat terasa di dusun yang dipimpinnya sejak 2010.

"Dari segi sumber daya masyarakat sudah sangat jauh berbeda dibanding dulu, begitu juga dari segi ekonomi," kata Suhardi.

Senada dengan Suhardi, Galuh menambahkan, pembangunan di Dusun Kemuning kian tertata setelah dinobatkan menjadi KBA.

Pasalnya, Astra tak hanya memberikan pendampingan secara materi dan SDM, melainkan ikut terlibat dalam pembangunan fisik berupa infrastruktur, bangunan, hingga fasilitas umum.

"Misalnya pembangungan pendopo Astra di Telaga Kemuning serta revitalisasi bangunan untuk PAUD," kata Galuh.

Manfaat lain yang didapat, lanjut Galuh, terkait nilai pandang terhadap Dusun Kemuning.

Dusun yang sempat dicap sebagai dusun terpelosok dan tak bisa berkembang, kini telah berubah menjadi dusun yang maju.

Tak jarang Dusun Kemuning menjadi unggulan dan kerap mewakili Kecamatan Patuk dalam berbagai event.

"Dari yang dulunya desa yang hanya bisa berharap dana bantuan, sekarang sudah enggak, malah kini menjadi desa yang mandiri."

"Bahkan saat diminta mewakili kecamatan, banyak yang bilang, 'kok Kemuning lagi yang jadi unggulan,'" terang Galuh.

Beragam dampak baik setelah Dusun Kemuning menjadi KBA juga diurai Rumiyati (45).

Warga Dusun Kemuning itu mengatakan, perkembangan yang terjadi di desanya sangatlah cepat.

Di bidang kesehatan, misalnya. Sebelum menjadi KBA, cakupan kegiatan posyandu di desa kurang dari 50 persen.

Namun setelah sejumlah kader mendapatkan pelatihan ditambah adanya bantuan peralatan, kini semakin banyak masyarakat yang bersemangat dan aktif datang ke posyandu.

Perkembangan yang sangat cepat juga sangat dirasakan di bidang kewirausahaan.

Rumiyati tak menampik, dengan adanya bantuan pelatihan serta peralatan yang diberikan Astra, sejumlah produk UMKM di Dusun Kemuning kini mulai naik kelas.

"Yang awalnya saya hanya berani menitipkan produk ke warung tetangga, kini sudah merambah ke pusat oleh-oleh atau di tempat wisata," kata dia.

Bahkan para petani yang merupakan profesi utama di dusun ini ikut ketiban berkahnya.

Pasalnya, nilai jual hasil pertanian mereka terkerek naik yang sebelumnya hanya dijual murah kepada tengkulak.

"Bahkan kayu secang yang dulu tidak ada harganya, kini malah menjadi oleh-oleh khas Dusun Kemuning," kata ibu tiga anak ini.

Di bidang pendidikan, sekarang para orang tua di Dusun Kemuning tak lagi menempuh perjalanan jauh hanya untuk menyekolahkan anak di PAUD.

"Dulu, sekitar tahun 2007-2009, hanya enam murid yang bersekolah di PAUD Kemuning karena fasilitasnya tidak lengkap dan lokasinya masih menumpang di rumah warga," jelasnya.

Sekarang, hal ini tidak terjadi lagi.

Sebab, berkat bantuan dari Astra, Dusun Kemuning kini telah memiliki gedung tersendiri agar bisa menggelar pendidikan untuk anak usia dini.

Begitu juga di bidang lingkungan. Sampah-sampah yang sebelumnya tidak dikelola dengan baik, kini sudah dimanfaatkan oleh warga menjadi produk daur ulang.

Bahkan satu unit kendaraan operasional yang merupakan bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kini terparkir di bank sampah.

Kendaraan itu dipakai untuk mengangkut sampah non-organik sebanyak dua minggu sekali.

Pemberian bantuan ini tak lepas dari usaha dan kerja keras masyarakat Dusun Kemuning dalam pengelolaan sampah.

Senyum KBA Kemuning

Terlepas dari manfaat yang kini dituai, Rumiyati mengaku bangga bisa terlibat dalam setiap pengembangan di Dusun Kemuning.

Apalagi desanya kini menjadi lebih berkembang, maju, dan dikenal banyak kalangan.

Tidak ada lagi yang memandang remeh dan mengenal Dusun Kemuning sebagai desa yang terpelosok dan terisolir walaupun lokasinya di tengah hutan.

"Ya, harapannya semoga masyarakat di Dusun Kemuning semakin sejahtera. Semua kegiatan pengembangan desa bisa berjalan dengan lancar," ucapnya.

Harapan serupa juga disampaikan Suhardi, sang kepala dusun.

Suhardi berharap, desa yang dipimpinnya semakin lebih mandiri.

Sektor pariwisata yang kini tengah dikembangkan semakin meningkat dan membawa efek domino bagi perekonomian masyarakat.

"Masyarakat yang berada di perantauan pun bisa pulang dan ikut memberdayakan potensi yang ada di desa," kata dia.

Sementara itu, Galuh berharap, agar program empat pilar yang dicanangkan Astra terus berjalan dan berkelanjutan.

Apalagi masyarakat Dusun Kemuning telah menerima banyak manfaat dari program tersebut.

"Tak hanya ke Dusun Kemuning, tapi juga bisa memberikan dampak yang besar ke sejumlah wilayah Indonesia," ujarnya.

Galuh juga tak menampik, jalan panjang yang dilakukan desanya ditambah dengan bantuan dari Astra mampu menghadirkan senyum pada masyarakat Dusun Kemuning.

"Sejak awal pendampingan, baik dari segi SDM maupun pembangunan fisik dan lainnya mampu membuat perubahan serta menghadirkan impact yang cukup besar di masyarakat," tutupnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas