Kisah Guru di Lereng Gunung Semeru Terjang Material Vulkanik Demi Mengajar Murid yang Terisolir
Bencana tak menyururkan semangat guru dan murid di Lumajang untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Bencana tak menyururkan semangat guru dan murid di Lumajang untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Di tengah keterbatasan yang ada pasca erupsi Gunung Semeru, guru dan murid SDN Jugosari III di Kecamatan Candipuro, Lumajang, tetap semangat melangsungkan pembelajaran tatap muka.
Meski untuk bisa mengajar muridnya, para guru harus menerjang jutaan material erupsi Gunung Semeru.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bogor Lepas Keberangkatan Tim Peduli Semeru
Baca juga: Viral Video Syuting Sinetron di Tengah Pengungsi Erupsi Semeru, Diprotes Warga Lumajang
Saat kabut di sekitaran SDN Jugosari III di Kecamatan Candipuro, Lumajang, belum sepenuhnya hilang, Eri Eliyawati dan dua rekan guru lainnya harus bersiap pergi ke Dusun Sumberlangsep.
Hal itu dilakukan karena ada puluhan murid yang terisolir dan tak bisa bersekolah, akibat dam di atas Sungai Regoyo terputus.
Sekitar pukul 07.30 WIB, tiga guru termasuk Eri bersiap menuju Dusun Sumberlangsep. Jaraknya memang hanya 3,5 kilometer. Namun, mereka harus melewati jalan makadam, serta jutaan kubik material vulkanik Gunung Semeru yang memadati Sungai Regoyo.
Sepeda motor matic yang mereka tunggangi tak banyak membantu dalam perjalanan. Sering motor mereka hampir kehilangan keseimbangan karena rodanya selip. Sampai akhirnya, mereka memutuskan memakirkan kendaraan di bibir sungai.
Mereka kemudian melepas sepatu, dan menerabas sungai dengan bertelanjang kaki.
Setelah berhasil melewati sungai, mereka disambut para murid yang sudah menunggu.
Para guru langsung memeluk dan menanyakan satu per satu kabar muridnya, setelah beberapa hari lalu Sungai Regoyo diterjang banjir lahar.
Banyak di antara mereka meneteskan air mata.
Setelah saling melepas rindu, para guru ini kemudian sedikit memberi materi pelajaran kepada para murid.
Mereka memang tidak bisa berlama-lama bertemu, karena biasanya melewati pukul 09.00 WIB, kawasan puncak Gunung Semeru mendung. Jika terjadi hujan, Sungai Regoyo terancam kembali diterjang banjir lahar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.