Tradisi Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis, Siapa Paling Kuat dan Tahan Dipukul Jadi Pemimpin
Kegiatan 'Lingkaran Setan' oleh ekstrakurikuler Pramuka di SMAN 1 Ciamis berujung satu korban dirawat. Begini kronologinya.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Tradisi 'Lingkaran Setan' yang dilakukan Pramuka SMAN 1 Ciamis, Jawa Barat, berujung pelaporan ke polisi.
Dua orang tua korban, Mamay dan Ari, melaporkan kegiatan 'Lingkaran Setan' Pramuka SMAN 1 Ciamis ini ke Polres Ciamis, Rabu (12/1/2022).
Mereka melapor ke polisi lantaran anaknya mengalami sejumlah luka lebam di wajah usai mengikuti kegiatan Pramuka sekolah di Kertaharja, Kecematan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
"Saya datang ke sini untuk melaporkan pihak yang terlibat (dalam kegiatan)."
"Kelengkapan berkas (laporan) sudah dilengkapi," kata Mamay saat ditemui di halaman Mapolres, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Seorang Murid SD di Ciamis Jabar Terpaksa Dipeluk Erat Kapolsek Karena Takut Disuntik Vaksin
Baca juga: Siswa SMA Negeri 1 Ciamis Jadi Korban Penganiayaan Acara Kegiatan Lingkaran Setan Pramuka
Selama pembelajaran tatap muka (PTM) belum digelar, Mamay mengungkapkan sang anak biasanya mengikuti latihan Pramuka di sekolah setiap Selasa dan Kamis mulai pukul 08.00-10.00 WIB.
Latihan itu digelar sebagai persiapan mengikuti acara Hiking Really Ciradika yang biasanya diselenggarakan bulan Februari.
Ia menambahkan, usai latihan terakhir pada Kamis (6/1/2022), anak Mamay dihubungi temannya agar datang ke daerah Jambansari untuk kembali latihan Pramuka.
Tetapi, saat itu para siswa yang mengikuti Pramuka mengalami kekerasan.
Mereka yang melakukan kesalahan dihukum tempeleng.
"Tapi, ketika terjadi kesalahan, hukumannya ditempeleng. Bukan push up atau sit up lagi," kata Mamay.
Latihan Pramuka kembali berlanjut pada Sabtu (8/1/2022) dan dilakukan di luar sekolah.
Para anggota Pramuka berlatih di rumah seorang alumni yang berada di Kertaharja.
Baru pada keesokan harinya, Minggu (9/1/2022), Mamay mendapati wajah sang anak lebam-lebam.
Mengutip Kompas.com, anak Mamay pun mengaku ia bersama 74 siswa lainnya diharuskan mengikuti tradisi 'Lingkaran Setan'.
Baca juga: Ciamis Lanjutkan Pembelajaran Tatap Muka Semua Tingkatan Mulai Pekan Depan
Baca juga: Puluhan Lapak di Pasar Ciamis Jawa Barat Hangus Terbakar
"Anak disuruh bikin yang namanya Lingkaran Setan."
"Anak saling tempeleng antar sangga Penegas dan sangga lain, sesama kelas 10," terang Mamay.
Lantas, bagi anak-anak yang fisiknya masih kuat, melakukan 'Lingkaran Setan' bersama pembina dari kelas XI dan XII.
Tradisi itu, ujar Mamay, dilakukan untuk menentukan pemimpin sangga.
Siapa yang bertahan paling akhir dan paling kuat dipukul, dia lah yang menjadi pemimpin.
"Untuk ketua sangga. Mereka dijanjikan posisi ketua."
"Siapa yang fisiknya masih kuat itu terus dihantam," tandasnya.
Satu Siswa Dirawat
Dilansir TribunJabar, satu korban tradisi 'Lingkaran Setan' SMAN 1 Ciamis berinisial F harus dirawat di rumah sakit usai menjalani kegiatan tersebut.
F yang merupakan siswa kelas X SMAN 1 Ciamis, saat ini dirawat di RSUD Pandega Pangandaran.
Baca juga: Wanita di Ciamis Curi Dompet Jemaah Masjid, Modus Pura-pura Salat, Aksi Terekam CCTV
Baca juga: Pojok Kuliner Pikide Ciamis, Bertahan di Kala Pandemi dengan Kreativitas
Orang tua F, Ani Susani, mengungkapkan anaknya menjadi satu diantara empat siswa yang bertahan paling akhir.
Namun, keempat siswa itu mengalami lebam hingga sakit panas.
"Yang tetap kokoh adalah empat orang, yaitu anak berinisial M, E, dan juga anak Saya (F)," kata Ani saat ditemui di RSUD Pandega Pangandaran, Rabu (12/1/2022) sore.
"Kemudian, kalau M itu ada robek dibagian bibir, kalau anak saya luka lebam, ada luka tamparan atau ada luka pukulan," imbuhnya.
Terkait aksi kekerasan yang terjadi di dalam organisasi Pramuka SMAN 1 Ciamis, Ani berharap pihak terkait mengusut kasus ini agar kejadian serupa tak terulang lagi.
"Harapan saya hanya satu, bagaimana caranya seluruh pihak menangani kasus ini agar anak tersebut jera, dan tidak terulang lagi," tandasnya.
Bukan Kegiatan Resmi Sekolah
Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Ciamis Bidang Kesiswaan, Iim Imansyah, mengatakan tradisi 'Lingkaran Setan' yang dilakukan siswanya bukanlah kegiatan resmi sekolah.
Bahkan, kegiatan pelatihan tambahan pada Sabtu (8/1/2022) di rumah seorang alumni, digelar tanpa sepengetahuan sekolah.
"Tidak ada izin sekolah. Anak buat kegiatan tersendiri, tanpa sepengetahuan sekolah."
Baca juga: Temuan Mayat di Sungai Citanduy Gegerkan Warga Ciamis
Baca juga: Uang Koin Pecahan Rp 500 Senilai Puluhan Juta Tumpah dari Bagasi Bus di Ciamis, Ini Kronologinya
"Pembina sekolah pun tidak tahu," jelasnya saat ditemui di SMA N 1 Ciamis, Rabu, masih mengutip Kompas.com.
"Saya baru tahu persis ada embel-embel ini (tradisi Lingkaran Setan)," imbuhnya,
Ia baru mengetahui soal tradisi 'Lingkaran Setan' setelah mendapat kabar adanya siswa yang terluka dari Wakasek urusan Humas pada Minggu pukul 10.00 WIB.
Pihaknya kemudian membawa para korban ke rumah sakit untuk divisum.
Tak hanya itu, pihak sekolah juga telah berkoordinasi denan para orang tua.
"Ternyata ada korban di kosan terluka. Ada beberapa siswa lagi yang luka cukup berat."
"Kami langsung bawa mereka ke rumah sakit untuk divisum," terang Iim.
Buntut dari kasus ini, kegiatan ekstrakurikuler SMAN 1 Ciamis akan dihentikan sementara selama enam bulan.
Pihak sekolah juga akan terus berkoordinasi dengan Polres Ciamis supaya kasus bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
"Ada diskusi selanjutnya di tingkat polres untuk tindak lanjut sekolah supaya mediasi."
"Jangan sampai anak dibawah umur itu sampai kena hukum," harapnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJabar/Padna, Kompas.com/Candra Nugraha)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.