Pemerintah Bali dan Pelaku Bisnis Pariwisata Kecewa Agenda Skala Penting Dipindahkan ke Jakarta
Pasalnya, beredar surat Kementerian Keuangan RI bahwa kegiatan Presidensi G20 Finance Track (jalur keuangan) yakni 2nd FCBD dan 1st FMCBG dibatalkan.
Editor: cecep burdansyah
Bahkan, dikutip dari website https://covid19.go.id/peta-risiko per Rabu (19/1) Satgas Nasional merilis, terdapat 1 (satu) kabupaten di Bali dalam zona hijau atau tidak ada kasus yaitu Kabupaten Klungkung.
Sebelumnya lebih dari 4 bulan (sejak Oktober 2021) semua kabupaten/kota di Bali ada pada zona kuning atau risiko rendah.
Di sisi lain, tingkat vaksinasi masyarakat Bali juga masuk dalam posisi tertinggi di Indonesia dengan di atas 100 persen.
Sementara saat ini Pemprov tengah menggencarkan pelaksanaan vaksinasi booster dosis ketiga kepada masyarakat. Apalagi, pemerintah pusat sebelumnya sudah menggencarkan program Work From Bali.
“Kalau parameternya adalah Omicron, Bali justru lebih landai lagi, dan kalau misalnya adalah yang hanya Indonesia saja karena yang luar tidak banyak datang, ini sebenarnya tidak linier dengan work from Bali-nya. Jadi kita berharap dilaksanakan di Bali,” ujar Cok Ace.
Menurutnya, jika kegiatan tersebut tetap dilaksanakan di Bali, pihaknya optimistis justru banyak delegasi yang siap datang untuk hadir secara langsung. Ini menurutnya sebagai bagian dari membantu perputaran roda perekonomian dan pariwisata Pulau Dewata.
“Kalau di Bali direncanakan, itu peserta luar negerinya datang, sekarang yang di Jakarta, saya baru dapat informasi di BI, itu karena peserta-peserta luar tidak datang, karena hybrid,” ungkap dia.
Ia mengakui pemerintah pusat memiliki alasan dan pertimbangan lain terkait hal tersebut.
Namun, pihaknya juga akan bersurat ke pemerintah pusat untuk memperjuangkan kembali event tersebut bisa dilaksanakan di Bali. Pemprov Bali lanjutnya tidak ingin membuat kecewa para pelaku pariwisata Bali.
“Tapi saya percaya pemerintah pusat punya pertimbangan lain lagi dari apa yang saya harapkan tersebut. Dengan masih ada sisa waktu ini tentu kita berharap nanti ada perubahan-perubahan, dan ada peluang kemungkinan gitu untuk dipindah ke Bali, ya tentu Pemerintah Provinsi Bali akan berharap tetap dilaksanakan di Bali. Jangan sampai semangat teman-teman di Bali, sampai berkurang semangatnya,” tandasnya.
Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB), Puspa Negara mengaku kaget dan kecewa karena jadwal Finance Track G20 dipindah ke Jakarta.
Ia berharap pemerintah mengembalikan agenda G20 ke agenda semula demi stabilitas pertumbuhan pariwisata Bali.
"Kami APPMB kaget dan kecewa dengan pemindahan acara Finance Track G20 Februari 2022 ke Jakarta dengan alasan kesehatan," katanya, Kamis.
Dia mengatakan, dari surat tersebut jelas terlihat adanya inkonsistensi jadwal dan menunjukkan sesuatu yang kurang pada Bali, meskipun kita tahu bahwa kegiatan G20 puncaknya adalah G20 Leader's Summit 11/2022.
Baca juga: Gubernur Bali Puji Setinggi Langit Bupati Bangli, Langsung Kucurkan Bantuan Rp 50 Miliar